Part 9 || Adik?

28 4 0
                                    

"Eh sorry. Ngak sengaja gue," ucap Putri meminta maaf.

"Sans aja. Abang, lo ngapain di sini?" tanya gadis itu saat melihat lelaki yang ada di belakang Putri.

"Lo sendiri ngapain di sini?" tanya Fino kepada gadis yang di tabrak oleh Putri tadi.

Sedangkan Putri termenung di tempatnya. Abang? Fino memiliki seorang adik? Kenapa dia tidak tahu dan tidak pernah melihatnya. Putri harus segera mencari kehidupan keluarga Fino.

"Ya gue cari novel lah. Lo sama siapa ke sini? Tumben banget lo mau kesini. Biasanya gue ajak ogah-ogahan. Kesambet setan gramedia lo bang?" tanya gadis itu kepada Fino.

"Heh, gue ngak kesambet setan manapun ya. Gue ke sini sama pacar gue," ucap Fino sambil merangkul pundak Putri. Sedangkan Putri yang dirangkul menampakkan wajahnya kesal.

Gadis yang berbincang dengan Fino tadi mengalihkan pandangannya kepada Putri. Jadi pacar kakaknya adalah gadis yang tadi dia tabrak.

"Cantik juga ya bang calon kakak ipar gue. Tadi gue sempet liat post lo. Ternyata aslinya lebih cantik," goda adik Fino kepada kakaknya itu.

Trisha Zephyra nama adik Fino. Gadis cantik berkulit putih, bermata hitam, memiliki rambut panjang. Memiliki tinggi yang sama dengan Putri.

"Gue bukan pacar lo ya," ucap Putri sambil menatap kesal Fino dan melepaskan rangkulan Fino.

"Iya bukan pacar. Lebih tepatnya minta langsung di halalin," ucap Fino menggoda Putri.

Trisha yang melihat pertengkaran kecil itu terkekeh pelan. Dia rasa, gadis perempuan yang ada di hadapannya ini memiliki gengsi yang tinggi. Itu bukan masalah baginya. Dia yakin, gadis yang ada di hadapannya ini akan luluh kepada kakaknya yang tampan. Tidak ada wanita yang menolak pesona seorang Alfino Najandra.

"Gue ngak mau jadi nyamuk di sini. Gue duluan ya bang. Nanti gue balik ke rumah," ucap Trisha sambil melangkahkan kakinya dan meninggalkan kakaknya itu.

Setelah Trisha pergi, Putri termenung sebentar. Dia melihat dirinya yang dulu di dalam tubuh Trisha. Trisha sama persis dengan dirinya dahulu saat masih ada Angkasa. Dulu, Putri selalu mengajak Angkasa ke tempat ini walaupun kakak nya itu tidak suka. Memori bersama kakaknya itu teringat kembali di pikirannya. Tak terasa air matanya menetes begitu saja.

Fino yang melihat Putri termenung lalu menangis begitu saja langsung menghapus air mata gadis itu. Fino heran kenapa Putri menangis.

"Lo kenapa nangis? Inget abang lo? Put, jangan sedih gini dong," ucap Fino sambil menyamakan tingginya dengan Putri.

Putri yang sadar bahwa dirinya menangis pun mengusap air matanya kasar. "Ngak kok. Setelah gue lihat adik lo tadi, gue jadi liat diri gue dulu di tubuh dia. Dia sama kayak gue," ucap Putri sambil tersenyum simpul.

Fino memilih untuk memeluk gadis yang ada di hadapannya. Dia memberikan kenyamanan pada Putri. Putri tersentak kaget karena Fino yang tiba-tiba saja memeluknya. Dia merasa nyaman dengan pelukan Fino. Pelukan Fino seperti pelukan yang Angkasa berikan kepadanya dulu. Putri membalas pelukan Fino.

"Lo nyaman dengan pelukan yang gue kasih? Selama 2 tahun gue berusaha dapetin lo, gue ngak pernah lakuin ini. Gue lakuin ini hari ini karena gue ngak tega liat lo yang selalu sedih waktu inget abang lo," bisik Fino di telinga Putri.

"Pelukan ini ngingetin gue sama abang gue," ucap Putri sambil menangis kembali.

Fino yang merasakan bahunya basah pun melepaskan pelukan Putri. Dia melihat wajah Putri yang kembali basah karena air matanya.

"Udah dong jangan nangis. Entar gue dikira ngapa-ngapain lo. Lo kalau mau cerita boleh kok ke gue. Gue dengerin semua cerita lo. Udah ya nangis nya," ucap Fino sambil menghapus air mata Putri.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang