Part 24 || Rencana berlibur

16 7 0
                                    

"Gila anjir. Jantung gue kayak mau pindah ke perut waktu tadi agak susah masuk," ucap Arya was-was sambil menarik kopernya.

Arya, Alesya, dan Putri memasuki area hotel yang menjadi penginapan para tamu pada pukul 10 malam. Saat memasuki hotel tadi, mereka bertiga melewati alat pemindai. Saat giliran Arya, alat itu sulit untuk mendeteksi wajah Arya. Posisi Arya di situ sudah berkeringat dingin. Arya memilih menunjukkan kartu undangannya lalu penjaga hotel memindainya. Selepas itu, Arya bisa bernapas lega karena bisa masuk.

"Stev kayaknya punya dendam kesumat sama gue. Lo berdua enak kebaca. Lah gue, udah panik anjir," ucap Arya sambil mengelus dadanya sabar.

"Stev dendam ke lo gara-gara lo ngilangin stok lilin dia. Dia lagi bucin sama lilin kek gitu. Dan lo malah buang semuanya," ucap Alesya sambil terkekeh pelan.

Saat mengunjungi markas, Alesya dapat melihat wajah muram Stev karena lilin aroma terapi yang dia beli hilang semua. Setelah Stev bercerita, Alesya tertawa lepas. Alesya tertawa karena lilin yang di beli oleh Stev di bakar semua oleh Arya.

"Ya kan gue kira itu lilin buat manggil babi ngepet. Makanya gue bakar supaya itu babi ngepet dateng. Siapa tau gitu kan ya ngasih gue duit segepok. Lagian Stev kayak ngikut sekte anjir. Sekte perbabi ngepetan," ucap Arya sambil tertawa.

"Valid anjir. Sumpah waktu gue ke markas buat nanya masalah dan masuk ke ruangannya, banyak banget lilin. Gue kira dia mau manggil babi gitu kan ya terus di didik jadi babi ngepet," ucap Putri sambil terkekeh pelan.

"Aneh sih. Tapi ngak heran lagi kalau itu Stev," ucap Alesya.

"Lo satu kamar sama Putri kan Sya?" tanya Arya di tengah perbincangan mereka.

"Lo lupa kalau di undangan tertera nama kita pasangan? Kamar yang di buat itu udah sesuai kartu undangan. Kurang 1 aja atau lebih 1 atau ngak sesuai bakal kebaca. Ada sensor di atas tiap pintu. Jadi lo tidur di sofa," ucap Alesya kepada Arya.

"Tau kayak gini gue mending nginep di markas dateng besok anjir," ucap Arya sambil memasuki lift bersama dengan Alesya dan Putri.

"Nih kan kita hari ke dua. Besok jalanin misi jam 8 malam. Terus langsung balik?" tanya Putri kepada Arya dan Alesya.

"Balik lah. Emang mau liburan? Gue ngak ada waktu kalau liburan," ucap Arya sedih.

"Gue mau nepatin janji gue ke lo. Gue kan bakal habisin waktu sama lo. Lumayan 2 hari Put. Balik minggu nanti," ucap Alesya pada adiknya.

"Tapi... nanti gue sampai sana juga mau liburan lagi," ucap Putri seolah tak berdosa pada kakaknya.

Alesya yang mendengar penuturan Putri membelalakan matanya. Jika tau Putri akan kembali berlibur, mending dirinya ikut bersama adiknya nanti daripada berlibur disini dan hanya 2 hari. Kan lumayan, Alesya mengambil kesempatan ini.

"Ikut dong gue. Lumayan gitu kan gue liburan bentar. Absen dari kuliah bentar. Ikut ya gue nanti," mohon Alesya dan tepat sekali lift itu berhenti di lantai 3. Tempat di mana Putri akan menginap.

Putri menarik kopernya lalu keluar dari lift. "Ngak, ini waktu gue sama Chelsie dan yang lain," ucap Putri sambil menarik kopernya keluar dari lift.

Alesya mendengus kesal. Tunggu, sepertinya ucapan adiknya tadi ada yang aneh. "Dan yang lain?" Berarti adiknya tidak akan bersama Chelsie saja nanti.

"Lo sama Fino kan? Jujur ngak lo," ucap Alesya sambil menunjuk wajah Putri namun dengan cepat pintu lift tertutup. Itu menyelamatkan Putri dari serangan pertanyaan kakaknya.

Putri menggedikkan bahunya acuh lalu segera menarik kopernya dan mencari kamarnya. Setelah menemukan kamarnya, Putri menempelkan kartu undangan yang juga sebagai kartu kunci pembuka pintu kamar. Setelah pintu terbuka, Putri menarik kopernya masuk, meletakkannya di sebelah kasur, lalu merebahkan tubuhnya.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang