Part 2 || Rahasia terselubung

39 5 0
                                    

Seorang remaja lelaki memasuki rumahnya dan melempar tas nya di sofa lalu membaringkan tubuhnya di sofa yang lain. Walaupun sudah pukul 7 malam, orang tuanya tidak akan peduli dia akan pulang pukul berapa pun.

Alfino Najandra, dikenal sebagai lelaki humoris saat ada di sekolah. Lelaki yang dikenal selalu mengejar Putri Acasha agar bisa memasuki kehidupannya. Namun siapa sangka kehidupan keluarganya tidak seindah yang orang lain kira.

Alfino memejamkan matanya dan mengakat sebelah lengannya untuk menutup matanya. Dia tidak mempedulikan suara pecahan barang dari lantai 2. Suara pecahan barang terdengar dari kamar ayah ibunya. Suara itu sudah tidak asing lagi sejak dia SMP. Ayah dan ibunya selalu bertengkar karena hanya persaingan perusahaan. Pernikahan mereka tidak diinginkan dan melalui perjodohan. Setelah Alfino lahir hingga dia kelas 6 SD, ibu dan ayahnya kembali bersaing tentang perusahaan yang masing-masing mereka urus.

Sungguh muak Alfino mendengar pertengkaran setiap hari. Sahabatnya sama sekali tidak tahu tentang pertengkaran keluarganya. Setiap sahabatnya kemari, ayah dan ibunya selalu pergi keluar kota.

Alfino memilih membuka matanya dan mengambil tasnya lalu melangkahkan kakinya gontai untuk ke kamarnya yang ada di lantai 2. Saat dia ingin membuka pintu kamar, ibunya keluar sambil membawa berkas-berkas.

"Bunda mau kemana lagi?" tanya Alfino saat melihat ibunya itu keluar kamar.

"Bunda masih ada hal yang harus di urus. Bunda udah siapin makan malam buat kamu. Bunda pergi dulu sayang," ucap ibunya itu lalu mengecup kening anaknya itu.

Alfino hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah. Setelah kepergian ibunya, ayahnya pun ikut keluar dari kamar sambil membawa koper.

"Ayah mau keluar kota lagi?" tanya Alfino mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar.

"Iya Fin. Ayah udah transfer uang jajan kamu. Ayah pergi selama 2 minggu. Ayah pergi dulu," ucap ayahnya itu sambil menepuk bahu anaknya lalu pergi sambil menarik kopernya.

Hening, suasana hening setelah pertengkaran kedua orang tuanya dan mereka.meninggalkan Fino sendiri dirumah dengan 2 orang ART. Alfino menghembuskan napasnya kasar lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia melempar tasnya dan membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya.

Dia mengingat semua kejadian masa kecilnya yang penuh senyum. Begitu jomplang dengan kehidupan nya saat ini. Sungguh miris sekali hidupnya. Wanita yang dia kejar dan berharap bisa menerima kehidupannya ternyata tidak bisa membiarkannya masuk ke dalam kehidupan wanita itu. Keluarga yang hancur karena persaingan perusahaan? Sungguh aneh menurutnya.

Tok... tok... tok...
Pintu di ketuk halus oleh seseorang dari luar kamarnya. Alfino yakin itu adalah asisten rumah tangganya. Dia pun bangkit dari posisi tidurnya dan membuka kan pintu untuk asisten rumah tangganya itu.

"Ada apa Bi?" tanya Fino pada ART itu.

"Nyonya tadi sudah menyiapkan makan untuk tuan. Apakah tuan Fino mau makan sekarang? Jika iya, bibi akan panaskan masakannya," ucap ART nya itu.

"Nanti aja Bi. Fino mau mandi dulu. Nanti kalau Fino mau makan, Fino turun kok Bi," ucap Fino pada ART nya sambil tersenyum.

"Siap. Nanti kasih tau bibi kalau mau makan. Biar bibi panasin. Bibi turun dulu ya," pamit ART nya itu.  Setelah kepergian ART nya, Fino kembali masuk ke dalam kamarnya dan kembali membaringkan tubuhnya di kasur.

Jika dia mengingat ucapan Kaivan tadi ada benarnya. Tidak mungkin ada orang yang rela berjuang hanya demi bisa memasuki kehidupan wanita itu selama 2 tahun. Namun, jika dipikir lebih matang, itu adalah sebuah pembuktian kepada sang wanita. Jika dirinya memang benar-benar tulus.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang