Part 40 || Penjelasan Fino

18 7 0
                                    

Saat jam istirahat pertama, Putri heran dengan Fino yang tiba-tiba menariknya menuju rooftop. Sejak tadi, Putri juga dibuat heran oleh Fino karena tumben sekali Fino tidak menganggunya. Tentu saja itu membuat Putri curiga.

Kini, mereka berdua sedang berada di rooftop dengan Fino yang masih diam dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Seperti tatapan tidak ingin kehilangan dan ingin menjelaskan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.

"Kenapa lo bawa gue ke sini? Ada yang mau di omongin?" tanya Putri dengan lembut pada Fino.

Fino masih enggan berbicara. Dia masih menatap wajah Putri yang begitu cantik dengan mata, alis, bibir yang begitu sempurna. Dia tidak bisa meninggalkan gadis secantik dan sebaik Putri. Dia tidak bisa melukai hati lembut milik Putri.

"Gue ngak mau ninggalin lo Put," ucap Fino lirih sambil mengenggam telapak tangan Putri.

Putri tersentak kaget. Mengapa Fino tiba-tiba berbicara seperti itu. Dia kira, Fino cemburu dengan Cio kemarin.

Putri melepaskan genggaman telapak tangan Fino. "Lo kok ngomong gitu? Ada yang lo sembunyiin kan dari gue? Inget kan janji lo yang bakal jujur. Sekarang jujur sama gue. Gue ngak mau ada hal yang lo sembunyiin yang bakal ngerusak hubungan kita," desak Putri pada Fino dengan suara agak meninggi.

Fino bingung cara menjelaskan soal perjodohannya dengan Chalista. Dia sudah menolak. Tapi tidak tahu bagaimana keadaan kedepannya nanti. Sial, dia bingung sendiri.

"Kalau gue jelasin lo ngak akan marah? Gue bakal jelasin semuanya ke lo. Jujur dari hati gue yang palig dalam. Ngak ada ucapan bohong di penjelasan gue nanti," ucap Fino meyakinkan gadisnya itu.

"Jelasin semuanya ke gue. Gue ngak mau lo nyembunyiin sesuatu dari gue," pinta Putri pada Fino.

"Sebelumnya gue mau minta maaf. Tapi gue udah nolak tentang ini. Gue ngak tau ini bakal terlaksana apa ngak ke depannya. Ayah gue satu-satunya harapan yang gue punya sekarang," ucap Fino pada Putri.

Putri binggung dengan ucapan yang dikatakan oleh Fino. Apa maksud dari lelaki itu.

"Maksudnya?" tanya Putri heran.

"Bunda gue yang minta. Gue di jodohin sama Chacha. Tapi gue udah nolak. Kita sama-sama nolak Put. Gue jelasin ke lo duluan biar lo ngak akan sakit hati sama bunda nanti," ucap Fino lalu menarik Putri dalam pelukannya.

Putri bergeming di tempatnya setelah mendengar penjelasan Fino tadi. Dia tau jika dirinya hanya orang baru dalam hidup Fino dan Chalista adalah gadis yang dekat dengan Fino sejak kecil. Tentu tidak bisa dipungkiri jika ibu Fino meminta anaknya untuk menikahi gadis itu nanti.

Tak terasa, air matanya meluncur bebas begitu saja di kedua pipinya. Apakah Fino juga akan meninggalkan dirinya seperti kakaknya meninggalkannya?

Putri melepaskan pelukan Fino lalu menatap Fino dengan sendu. "Gue tau gue orang baru. Wajar ibu lo minta lo buat nikah sama Chalista nanti. Lo lebih baik denger ucapan ibu lo aja," ucap Putri lalu pergi meninggalkan Fino. Namun tangannya di cekal oleh Fino. Fino kembali menarik Putri dalam dekapannya.

Fino tau jika Putri akan seperti ini. Dia tau Putri adalah gadis yang rapuh. Tapi, mau tidak mau, dia harus menjelaskannya pada Putri.

"Kita sama-sama nolak karena kita punya pasangan masing-masing. Gue ngak mau kehilangan lo Put. Lo cewek yang udah bikin gue bahagia selama ini. Gue ngak mau lo jatuh ke pelukan Cio nanti. Gue ngak akan jalanin perjodohan ini. Ayah udah setuju gue sama lo. Chacha juga nolak karena dia udah punya cowok. Gue ngak mau kehilangan lo Put," ucap Fino mengeratkan pelukannya.

Putri semakin menangis di pelukan Fino. Dia juga tidak bisa kehilangan lelaki yang selama ini dia sayangi.

"Kalau memang kedepannya lo bakal nikah sama Chacha, gue bakal hilang dari kehidupan lo. Gue bakal pergi jauh dari hidup lo. Untuk saat ini, gue masih bisa sama lo. Walaupun, untuk kedepannya ngak sesuai sama yang kita harapkan nanti," ucap Putri lirih lalu melepaskan pelukan Fino dan keluar dari rooftop.

Putri melangkahkan kakinya menuruni tangga dengan air mata yang masih ada di kedua pipinya disusul oleh Fino yang mengikuti di belakangnya. Putri melangkahkan kakinya menuju toilet untuk membasuk wajahnya.

Putri melihat pantulannya di cermin. Sungguh miris melihat keadaannya sekarang. Kedua lelaki yang dia sayang mungkin akan meninggalkannya.

"Gue kayak jagain jodoh orang," ucap Putri lalu tersenyum hambar menatap pantulan dirinya di cermin.

***
Chelsie memperhatikan Putri yang duduk di sebelahnya. Putri terlihat begitu lesu dan tidak bersemangat. Padahal, bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Tumben sekali Putri tidak segera pulang dan malah menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong.

"Put..." panggil Chelsie sambil menepuk pundak Putri.

Putri tersentak kaget lalu mengalihkan pamdangannya kepada gadis yang duduk di sebelahnya.

"Apa Chel?" tanya Putri pada Chelsie.

"Ngak mau pulang? Fino udah nunggu lo di parkiran. Ayo pulang sekarang," ajak Chelsie pada Putri.

Sejujurnya Putri malas bertemu dengan lelaki itu. Tapi, Fino masih kekasihnya saat ini.

"Lo bawa mobil gue. Gue duluan ke sana," ucap Putri lalu membereskan buku-bukunya dengan cepat dan meninggalkan Chelsie.

"Nih kuncinya. Besok lo jemput gue," ucap Putri lalu melemparkan kunci mobilnya dan ditangkap sempurna oleh Chelsie.

Putri terus melangkahkan kakinya menuju parkiran. Di otaknya, masih terbayang penjelasan Fino tadi. Dia harus bisa melupakan sejenak tentang penjelasan Fino tadi.

"Lama nunggu?" tanya Putri saat sampai di hadapan Fino.

"Ngak kok. Masih marah sama penjelasan gue tadi?" tanya Fino memastikan.

"Gue kayak jagain jodoh orang tau ngak. Walaupun lo nolak tapi kalau kedepannya lo tetep sama Chalista itu sama aja," lirih Putri lalu masuk ke dalam mobil Fino.

Fino menghembuskan napasnya kasar. Sial, penjelasannya tidak berguna bagi Putri. Fino mengacak-acak rambutnya kesal lalu masuk ke dalam mobil bersama Putri.

Putri sama sekali tidak memandangnya. Dia mengalihkan pandangannya dari Fino.

"Put..." lirih Fino memanggil Putri.

"Hemmm," deham Putri yang masih tidak melihat ke arah Fino.

"Ayah mau ketemu lo. Ayah jalan satu-satunya buat yakinin bunda. Lo ikut gue ketemu ayah ya," ucap Fino halus.

"Terserah lo," ucap Putri yang masih tak memandang wajah Fino.

Fino berdeham pelan lalu menarik tangan Putri agar Putri bisa berhadapan dengannya. Putri tersentak kaget karena Fino yang tiba-tiba menarik tangannya.

"Lepasin Fin," pinta Putri berusaha melepaskan cekalan Fino.

Fino menggelengkan kepalanya pelan. Wajahnya mendekat ke arah wajah Putri. Putri was-was karena tidak bisa bergerak kemanapun. Pergerakannya dikunci oleh Fino. Putri hanya bisa pasrah dengan tingkah Fino.

Fino menarik pinggang ramping Putri agar semakin dekat dengan badannya. Tangannya beralih dari pinggang ke tengkuk leher Putri. Fino memajukan wajahnya dan mendorong pelan tengkuk leher Putri. Fino semakin memajukan wajahnya dan menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Putri. Meghirup aroma gadis itu dalam-dalam. Itu membuatnya tersenyum simpul.

Putri bernapas lega karena Fino tidak melakukan hal yang tidak-tidak. Setelah menghirup leher gadis itu, Fino kembali mendekatkan wajahnya ke arah Putri dan mengecup lama kening gadis itu. Pipi Putri sudah bersemu merah.

"Gue bakal tepatin janji gue. Gue ngak akan bikin lo sakit hati. Gue ngak akan bikin lo kehilangan cowok yang lo sayang lagi. Kehidupan ini gue yang jalanin. Pasangan hidup gue, gue yang tentuin. Perjodohan konyol itu ngak akan gerjadi karena gue sama Chacha saling nolak. Kita dulu janji ngak akan melibatkan perasaan. Chacha gue anggep sebagai adik gue sendiri dan lo adalah cewek yang gue pilih sebagai pasangan hidup gue untuk kedepannya," ucap Fino sambil melepaskan ciuman di kening Putri dan beralih mencium pipi Putri singkat.

***
Tbc.

Mengbaper sipa ngetiknya. Ya walaupun agak kesel sama si Fino.

Jangan lupa vote, share, comment juga kawan. Ramaikan pokoknya.

See you

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang