Part 8 || gramedia

30 5 0
                                    

Kring...
Bel pulang sekolah sudah terdengar di seluruh SMA Bramawijaya. Begitu guru selesai dan keluar, Fino langsung menyambar tasnya dan keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada ketiga sahabatnya. Dia berlari ke kelas Putri. Dia tidak ingin Putri pulang tanpa dirinya. Sedangkan, ketiga sahabatnya yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak mengerti lagi dengan tingkah Fino yang begitu berusaha keras mendapatkan hati seorang gadis keras kepala itu.

"Itu anak nyusul si Putri?" tanya Avi kepada Farel dan Kaivan.

"Yaiyalah. Nih ya, prinsip si Fino pasti gini. Berangkat bareng pulang pun harus bareng. Fino kagak mau si Putri balik duluan dan dia mau nganter Putri. Jadi, bisa disimpulkan jika Fino ingin menghabiskan waktu bersama neng Putri," jelas Kaivan panjang lebar pada sahabatnya itu.

"Emang ya,cinta itu buta. Selama 2 tahun Fino ngejar Putri, apa dia ngak punya rasa putus asa? Salut gue sama tu anak," ucap Farel.

"Gue rasa, rasa putus asa itu ada di diri dia. Dia ngerasa capek mungkin itu bisa aja. Tapi, tekad dia buat dapetin Putri dan bikin hidup mereka berdua itu lebih besar dari pada rasa putus asanya," ucap Aviara.

"Anjir, tumben pinter," ucap Farel sambil menepuk pundak Avi dan segera lari keluar kelas. Dia tidak ingin mendapatkan amukan dari sahabatnya itu.

"FAREL. NGESELIN AMAT SIH LO,"teriak Avi dari dalam dan segera mengejar sahabatnya itu.

Sedangkan di sisi lain, Putri sedang memasukan bukunya ke dalam tas. Dia melihat ke arah jendela dan sudah ada Fino di sana sambil melambaikan tangannya ke arah Putri.

"Chel, gue bareng lo ya," ucap Putri memelas pada Chelsie.

Chelsie melihat ke arah luar dan sudah ada Fino di luar. Dia yakin sahabatnya itu malas bertemu dengan lelaki itu. Tetapi dia juga kasihan kepada Fino yang sudah menunggu Putri keluar sejak tadi.

"Putri Acasha sayang. Fino udah nunggu di luar dari tadi. Lo ngak boleh buat orang lain nunggu. Dengerin kata sahabatmu ini dan jangan keras kepala. Lo balik sama Fino. Terus malemnya, lo yakinkan diri lo. Lo ini sebenarnya suka ngak sama tu anak. Kalau lo ngak suka, bilang ke dia baik baik dan tolak dia. Kasihan tau Fino udah ngejar lo selama 2 tahun ngak lo kasih kepastian gini. Jadi, turuti permintaan sahabatmu ini," ucap Chelsie sambil menepuk pundak sahabatnya untuk meyakinkannya.

"Tapi kan Chel. Gue ngak bisa dong yakinkan diri gue hanya dalam 1 malam dan percuma gue nolak dia. Dia ngak akan putus asa buat ngejar gue dan masuk ke dalam kehidupan gue," jawab Putri pada Chelsie.

"Selama 2 tahun Fino ngejar lo, lo ngak pernah yakinkan diri lo? Astaga Putri. Kebangetan banget sih lo sama diri lo. Gue yakin diri lo bimbang. Lo seharusnya seneng punya cowok nanti yang kayak Fino. Fino orangnya ngak mudah putus asa," ucap Chelsie tak habis pikir dengan ucapan Putri tadi.

"Pernah sih gue yakinin diri gue. Tapi gue lupa ada hal yang harus gue kasih tau ke bokap gue dulu dan baru gue bisa putuskan. Gue balik sama lo ya," pinta Putri lagi kepada Chelsie.

"Ngak sayang. Sana balik sama Fino," usir Chelsie pada Putri.

"Jahat banget sih lo," ucap Putri lalu melangkahkan kakinya malas untuk keluar kelas dan bertemu Fino.

Fino melihat Putri yang sedang berjalan keluar kelas pun memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan menunggu Putri datang.

"Sini," ucap Fino sambil melambaikan tangannya agar Putri menghampirinya.

Dengan malas, Putri melangkah kakinya gontai berjalan mendekat ke arah Fino. "Apaan?" tanyanya dengan malas.

Fino langsung mengikatkan hoodienya di pinggang milik Putri seperti saat berangkat tadi. Tidak ada penolakan sama sekali dari Putri. Semua murid yang masih ada di kelas melihat itu tidak percaya. Si ratu keras kepala itu sudah luluh kepada Fino. Sungguh ajaib.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang