Part 6 || Berangkat bareng

32 6 0
                                    

"Kak Ale, gue duluan ya. Nanti gue mau nginep di rumah kak Kayla," ucap Putri sambil bangkit dari duduknya. Dia sudah selesai memakan sarapannya dan segera mengambil tasnya.

"Iya. Besok ke rumah bokap. Gue di minta ngajak lo ke sana. Katanya, ada hal yang mau di omongin," ucap Alesya sambil mengelap tangannya yang basah menggunakan serbet.

Putri mengangguk. Putri yakin ayahnya pasti mengetahui tentang dirinya yang dekat dengan Fino. Tidak mungkin ayahnya tidak mengetahui itu. Dia yakin dirinya besok akan diinterogasi oleh ayahnya.

"Iya, gue besok langsung kesana. Babay kakak ku tercintah," ucap Putri lalu berjalan untuk keluar dari condo kakaknya.

Saat membuka pintu, dia dikejutkan dengan lelaki berambut hitam legam, dengan postur tubuh yang begitu indah, wajah tampan, dan juga manik mata bewarna hitam.

"Lo? Ngapain di sini hah?" tanya Putri sambil berkacak pinggang menatap Fino.

"Sayang ku, cintaku, manisku. Inget ngak semalem kan gue bilang sama lo. Gue bakal berangkat bareng lo. Baliknya, gue bakal ngajak lo ke tempat yang lo suka," ucap Fino menatap intens manik mata Putri.

Sial, ingin rasanya Putri menghilang dari tempat condo kakaknya sekarang juga. Wajah tampan Fino meluluhkan hatinya. Wanita macam apa yang menolak pesona dari Alfino Najandra. Hanya dirinya lah yang menolak. Ingin rasanya Putri mengakui di hadapan Fino sekarang bahwa dirinya nyaman dekat dengan Fino. Tapi kan itu tidak mungkin. Dia harus mencari asal usul keluarga Fino. Dia tidak ingin membuat kesalahan.

Terkadang, banyak wanita yang mengejar Fino saat di sekolah. Entah mengapa Putri malah merasa terganggu dengan wanita-wanita itu. Ini lah Putri. Yang memetingkan gengsi dan tidak menyatakan perasaan yang sebenarnya.

"Pengen deh gue acak-acak rambutnya. Tahan Putri. Lo ngak boleh bikin anak orang jantungan dengan perilaku lo ini. Inget gengsi lo. Selain gengsi, lo harus cari kebenaran nya dulu," batin Putri kepada dirinya sendiri sambil menggigit lidahnya.

"Hey. Lo kok bengong?" tanya Fino sambil melambai-lambaikan telapak tangannya di hadapan Putri.

Putri tersadar akan lamunannya yang mengagumi ketampanan orang yang ada di hadapannya. Ingat Putri, kamu harus fokus.

"Apasih. Berangkat tinggal berangkat sendiri. Kagak usah kesini buat jemput gue. Lagian gur siapa lo?" tanya Putri sambil bersedekap dan menyenderkan punggungnya di tembok.

Fino yang mendengar itu tersenyum simpul. Fino merasa bahwa Putri selalu memancingnya dengan pertanyaan 'gue ini siapa lo?' Fino yakin Putri senang mendengar dari bibirnya bajwa Putri adalah bagian dari hidupnya.

"Lo demen amat sih nanya itu. Padahal udah tau jawabannya," ucap Fino sambil mencubit gemas pipi Putri.

Putri yang merasa pipinya dicubit oleh Fino langsung melirik lelaki yang mencubit pipi nya itu. Dia memukul lengan Fino agar melepaskan cubitannya. Dia tidak pernah di perlakukan oleh Fino seperti ini. Mereka biasanya hanya bertengkar dan bertengkar. Tanpa Fino menyentuh tubuhnya.

"Sakit bego. Pergi ngak lo. Gue ambil sapu nih biar lo pergi," ucap Putri mengusir Fino dan bersiap untuk masuk kembali ke dalam condo kakaknya dan mengambil sapu. Namun, saat dia ingin melangkah masuk, Alesya datang memghampiri keduanya.

"Apa sih ini ribut-ribut?" tanya Alesya sambil berkacak pinggang menatap adiknya itu dengan garang.

Alesya menyadari bahwa ada lelaki yang bisa dikatakan tampan yang sedang berdiri di belakang adiknya itu. Alesya tidak pernah mendengar Putri menceritakan lelaki yang dekat bersamanya.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang