Part 34 || Hari bahagia

15 8 0
                                    

Pagi yang cerah, semua nya berkumpul untuk sarapan. Kecuali Stev, Cio, Anggara, dan Guntur. Mereka berempat memilih untuk berjoging pagi terlebih dahulu.

"Ekhm, gue melihat 2 orang yang tadi sibuk berdua mulu. Biasanya kek tikus ngejar kucing," deham Chelsie saat melihat Fino dan Putri yang akur duduk bersebelahan.

"Chel, lo ngak tau kejadian semalem ya?" tanya Chalista pada Chelsie.

"Chacha," rengek Putri dan Fino kepada Chalista. Wajah mereka memohon agar kejadian semalam tidak dibongkar.

Semua orang yang ada di sana mengalihkan pandangannya pada dua orang yang duduk bersebelahan dengan wajah was-was.

"Apaan ini? Kenapa lo berdua akur? Terus emang semalem ada apaan sih Cha?" tanya Avi kepo sambil menatap curiga kedua pasangan yang ada di hadapannya.

"Semalem itu si Fin—" ucapan Chalista terpotong karena Fino membekap mulut sahabatnya yang duduk di sebelahnya menggunakan selembar roti tawar.

"Diem ngak. Gue sumpel mulut lo pakai roti juga kan," kesal Fino pada Chalista yang ada di sebelahnya.

Chalista mengunyah sumpalah roti tawar dari Fino sambil menatap sinis ke arah Fino.

"Gue kan semalem kebangun. Anehnya si Putri ngak ada anjir di sebelah gue," ucap Alesya heran mengingat kejadian kemarin dimana saat dia terbangun, Putri tidak tidur di sebelahnya.

"Kebangun jam berapa kak?" tanya Chalista dengan antusias sambil melirik pasangan yang ada di sebelahnya dengan tatapan jahil.

Putri memelototi Chalista yang berusaha membongkar semuanya. Fino sudah mencubiti lengan Chalista pelan.

"Jam sebelasan sih," ucap Alesya sambil mengingat waktu kemarin malam dia terbangun.

"Gue kebangun jam setengah 12 buat minum. Gue mau ke kamar bang Fino buat ambil barang gue dan ngak liat bang Fino," imbuh Trisha mengingat kejadian semalam saat dia ke kamar Fino dan tidak melihat kakaknya.

Semua yang ada di sana langsung menatap jahil dan curiga ke arah Fino dan Putri. Fino dan Putri meneguk salivanya dengan kasar. Mereka berdua di tatap manusia yang haus akan penjelasan.

"Eh gue baru inget. Tadi pagi, gue ngak sengaja liat kalung Putri. Tapi anehnya, inisialnya F," ucap Avi menambahkan. Saat dia keluar dari kamarnya, Putri juga keluar dari kamar. Dia samar-samar melihat kalung berliontin huruf F yang terpasang di leher Putri.

"Nama Putri kan Putri Acasha. Mana ada huruf F nya. Atau jangan-jangan..." ucap Tasya sambil melirik curiga Fino dan Putri.

"YA BENAR. DUGAAN KAK TASYA BENAR. FIN, BERI DIA 50 RIBU," ucap Chalista bertepuk tangan sambil menyenggol lengan Fino.

"MEREKA PACARAN," ucap semuanya bersamaan.

Fino dan Putri memerosotkan duduknya. Mereka menggeser tempat duduknya. Mereka saling lirik lalu mengangguk bersamaan dan lari begitu saja bersama.

"WEH, JANGAN KABUR ANJIR. JELASIN KE KAKAK MU INI PUTRI," teriak Alesya dari tempat duduknya.

"APAKAH KALIAN TIDAK INGIN PAJAK JADIAN? MARI POROTI MEREKA," ucap Chelsie bersemangat lalu mengejar keduanya diikuti oleh Avi.

"HEH, TUNGGUIN GUE. GUE IKUT," ucap Kaivan lalu ikut bersama dengan Avi untuk meminta penjelasan lebih dari Fino dan juga Putri.

Diam-diam, Kayla, Chelsie, dan Alesya tersenyum simpul melihat Putri yang tidak menutupi rasanya kepada Fino. Mereka bahagia karena Putri yang kembali tersenyum dan seperti dulu lagi.

***
"Si Fino kayak punya 3 istri anjir," gumam Kaivan sambil duduk di pasir.

Setelah sarapan tadi, mereka memutuskan untuk mengunjungi pantai Indrayanti. Letak pantainya tidak terlalu jauh dari vila yang mereka tempati.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang