Part 14 || Kehidupan Fino

24 4 0
                                    

Kring...
Jam walker milik Putri yang menunjukkan pukul 7 pagi telah berbunyi. Gadis itu segera mematikan jamnya dan segera menyibakkan selimutnya.

Dia bangkit dari posisi tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah mencuci wajahnya, dia mengeringkannya menggunakan handuk.

Putri melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya dan menemui kakaknya yang ada di kamarnya.

Tok... tok... tok...
Putri mengetuk pintu kakaknya dengan halus. Tak lama kemudian, Alesya keluar dengan mata yang masih sayup-sayup. Kemarin malam, kakak dan ayahnya pulang pukul setengah 12 malam. Putri yakin, pola tidur kakaknya itu menjadi tidak teratur. Terkadang, dia kasihan kepada kakaknya itu.

"Ngapain miskah. Ini masih pagi," ucap Alesya sambil menggosok matanya.

"Biarin gue masuk dulu kek," ucap Putri pada Alesya sambil mendengus kesal.

Alesya memilih masuk kembali lalu disusul oleh Putri. Tujuan Putri kemari adalah untuk meminjam laptop Alesya dan juga menceritakan masalah senjata dengan kakaknya itu.

"Lo ngapian ke sini sih? Kan lo punya laptop sendiri," ucap Alesya sambil mengambil pomselnya dan kembali ke kasurnya.

"Lowbet punya gue. Jadi gue minjem punya lo. Boleh ya kak," pinta Putri pada Alesya.

"Pake aja," jawab Alesya sambil membuka instagramnya.

Putri mengangguk lalu duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan meja. Dia membuka laptop itu lalu mencari tentang keluarga Fino.

"Kak, kata bang Stev. Misi nanti kita berdua yang jalanin sama bang Arya," ucap Putri menceritakan sedikit demi sedikit pada kakaknya dengan mata yang masih fokus menatap laptop.

"Misi nya emang udah di kasih tau sama dia?" tanya Alesya balik kepada adiknya itu.

"Udah lah. Intinya kita itu cuman nyelinap di sebuah pesta. Tapi agak belibet sih. Setiap tamu undangan di jaga ketat. Setiap tamu yang datang punya undangan sendiri dan bisa masuk. Tamu juga hotelnya di jaga ketat. Jadi, nanti bang Stev yang bakal retas pengamanannya dan sisipin nama kita bertiga," ucap Putri pada kakaknya dengan tangan yang masih terus mengetik di keyboard dengan mata serius.

"Itu bisa diurus. Lo nyari apaan sih di laptop gue? Lama amat perasaan," ucap Ale sambil melihat ke arah adiknya yang matanya fokus menatap layar laptop.

"Gue jalanin tugas gue dari ayah. Lo turun sana cara ayah. Jelasin masalahnya ke dia," ucap Putri pada kakaknya itu.

Alesya yang mendengar itu mengangguk lalu bagkit dari kasurnya. Dia berjalan menuju pintu kamar dan keluar dari kamar untuk mencari ayahnya. Saat dia ingin membuka pintu, dia teringat jika adiknya itu belum menceritakan apa masalahnya.

"Eh anjir. Lo belum ceritain ke gue apa masalahnya. Terus gue bilang apa ke ayah bambang," ucap Ale sambil berkacak pinggang. Inilah akibat jika nyawanya belum terkumpul semua.

Putri terkekeh mendengar itu.

"Yaudah duduk. Kumpulin nyawa lo dan dengerin penjelasan gue," ucap Putri pada kakaknya.

Alesya pun duduk di sofa yang letaknya tidak terlalu jauh dari pintu kamarnya.

"Sekarang jelasin," ucap Alesya pada adiknya itu.

"Ayah ceritanya mesen senjata dengan model baru ke orang yang beda dari biasanya. Orang yang bikin senjata model baru ini ternyata kerja sama, sama orang yang biasanya ayah pesen senjata," jelas Putri pada kakaknya.

"Terus?" tanya Alesya sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Senjata yang mereka bikin emang sama modelnya, isinya, sama semua. Tapi beberapa senjata yang mereka kirim itu ada yang palsu alias ngak sesuai. Kualitasnya lebih rendah dari yang ayah pesan," jelas Putri pada kakaknya sambil membaca tentang kehidupan Fino di laptop kakaknya.

Peismatáris (Spin-off HS) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang