"Bun, Keyla berangkat ya!" Seru gadis remaja dengan seragam sekolah dilengkapi dengan almamater kotak-kotak merah hitam dan rok selutut yang senada dengan almamater-nya itu.
"Awas ada yang ketinggalan!" teriak sang bunda dari arah dapur.
Pasalnya anak gadisnya itu selalu saja kelupaan sesuatu, entah itu buku, handphone, alat tulis, bahkan sampai dompetnya.
Keyla menghampiri bunda nya, "Nggak kok, semuanya udah Keyla masukan ke dalam tas. Jadi aman," ucapannya sambil tersenyum lebar.
"Yaudah hati-hati, ya," ucap Rinda sang bunda.
Keyla menyalami tangan Rinda dan mencium kedua pipinya berganti, sama halnya dengan Rinda yang mencium kedua pipi Keyla.
***
Saat di dalam angkot Keyla melihat pria yang berseragam sama seperti dirinya tapi anehnya dia tidak pernah melihatnya. Apa mungkin dia murid baru?
Keyla tak banyak berfikir dan mencoba untuk mengambil dompet didalam ranselnya, tapi nihil tangannya tak mendapatkan apa yang dicari nya itu. Keyla membuka ranselnya dan mengacak-acak isi ranselnya. Tidak ada.
Dia lupa memasukkan dompetnya pasti kini dompet milik ada di meja makan.
"Dasar anak ini, udah dibilangin awas ada yang ketinggalan, masih aja ketinggalan. Mana dompet lagi yang tertinggal."
Rinda mengambil dompet Keyla sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan anaknya itu, umurnya belum genap kepala dua tapi sudah pikun.
Keyla semakin gelisah dia mencari di setiap saku baju dan rok nya tapi tak ada uang yang tersempil sepeserpun, mana gerbang sekolah semakin dekat lagi.
Angkot tiba di gerbang sekolah, Keyla turun lebih dulu. Ia berdiri didepan pintu angkot, saat murid pria turun dan akan pergi setelah transaksi pembayaran selesai Keyla menahan tangannya dan tersenyum kikuk.
"Maaf, boleh minta tolong gak?"
" ... "
Bukan jawaban yang Keyla dapatkan melainkan tatap dingin tak peduli yang ia terima.
"Dompet ku ketinggalan, boleh tolong bayarin dulu nggak? Nanti di ganti. Suer," ucap Keyla seraya mengangkat dua jarinya membentuk vis.
"Neng! Ongkos nya belum. Buruan Napa dah pada mau berangkat kerja nih!" Seru abang angkot.
"Iya bang! Sebentar!"
"Pinjem uang lima ribu doang, ntar diganti dua kali lipat!"
"Nih!"
Pria itu menyodorkan untuk lima puluh ribu dan pergi meninggalkan Keyla yang langsung membayar ongkos dan menerima kembaliannya.
"Maka ... sih, kemana tuh anak?"
Keyla memasuki gerbang sambil melihat-lihat keberadaan pria tadi, tapi dia tak menemukannya.
***
"Hey! Mba pikun!"
Keyla yang baru masuk ke kelas mengerucutkan bibirnya mendengar panggilan itu.
"Dompetnya ketinggalan lagi, kan."
Keyla mengangguk pelan dan duduk di samping temannya itu.
"Terus gimana bayar ongkosnya? kasbon sama abang angkot?"
"Ih mana ada aku kasbon, yang ada juga kamu kali kasbon ke mba Wati,"
"Yeh, itu mah gak usah dibahas juga udah ke catet kali, key!"
"Aku tadi pinjem uang ke teman satu sekolah,"
"Lo naek lamborghini? Kok bayarnya ampe pinjem ke satu sekolah?" tanya Demita, teman Keyla.
"Ih, Mita! Bukan gitu, maksudnya tadi aku pinjem uang kesalahan satu murid disini!" seru Keyla gemas dengan temannya itu.
"Ooooh gitu. Terus?"
"Aku nggak tau namanya, soalnya aku kayak baru liat dia deh di sekolah ini," jelas Keyla.
"Ah masa? Perasaan nggak ada murid baru deh,"
"Ih sotoy!" seru Keyla sambil nabok pipi Mita pelan, "mungkin aja dia baru pindah hari ini," lanjutnya.
"Eh sorog! kan Lo tau sendiri kalau ada berita di ni sekolah, gua pasti langsung apal!" seru Mita menyombongkan diri.
Iya, Mita adalah salah satu biang gosip di SMA Aranda ini, selain itu dia juga dikenal dengan tingkahnya yang sompral maka dari itu dia terkenal di sekolah ini dan temannya juga banyak baik adik kelas, bahkan sampai alumni.
"Sorog, sorog emang nya aku apaan!"
"Ya kan nama Lo Keyla, panggilan Key, Key sama dengan Kunci nah Kunci sama dengan Sorog! Bego!" jelas Mita mendorong pelan kepala Keyla.
"Ih, Mita! Jangan panggil aku bego, aku itu pinter tau!"
"Udah ah, berisik! Bentar lagi bel masuk, alangkah baiknya Lo keluarin buku matematika," ucap Mita sambil tersenyum lebar.
"Pelajaran pertama itu IPS bukan matematika, Mita bego!"
"Eh siapa bilang gua ngomongin mata pelajaran pertama? Orang gue mau nyalin PR, wew," ucap Mita menjulurkan lidahnya dan mengambil alih ransel Keyla untuk mengambil buku matematika.
"Dasar bego!" Seru Keyla yang melihat Mita sedang membuka ranselnya mencari buku miliknya.
***
"Eh si bos dah sekolah lagi!" Seru Gading yang baru datang ke roftop sekolah, dimana 4 manusia lainnya tengah bersantai dengan semburan asap nikotin dari kedua orang itu dan satunya hanya membaca buku, sementara yang dipanggil bos hanya memainkan ponselnya.
"Eh si curut baru dateng! Nggak lari pagi di lapangan?" seru Bagas mengeluarkan asap rokoknya.
"Ya enggak lah! Emang nya si Gilang yang kalau telat pasti ketangkep dan disuruh olahraga," ejek Gading.
"Eh, eh, eh Napa jadi bawa-bawa nama ana? Anak juragan buah tersinggung nih !" seru Gilang berlagak tak terima.
"Udah ah Lo mah baperan!"
"Emang gua baper, soalnya gua belum sarapan pagi!"
"Itu laper tolol! Bukan baper!"
"Ih sensi lagi PMS, neng!"
"Au ah gelap." Ucap Gilang mengeluarkan kacamata hitam dari sakunya dan memakainya.
"Makanya pakai kacamata itu yang putih jangan yang item gitu!"
Rendi hanya tersenyum tipis mendengar ocehan teman-temannya itu, sementara Sean yang dipanggil 'bos' dan juga merupakan ketua dari geng motor LeoStra ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Eh bos! Udah balik sekolah, ada perayaan gak nih?" tanya Gilang dan mendapat dukungan dari yang lain supaya diadakan acar kembali nya Sean ke sekolah setelah di skors selama tiga bulan.
"Nanti malam di club' sampe puas!" seru Sean dan mendapat sorakan dari teman-temannya itu.
Rendi hanya melirik sekilas dan kembali membaca bukunya."Pak guru! Nggak masuk kelas?" tanya Bagas pada Rendi.
Diantara mereka semua Rendi yang paling pintar dan juga pendiam, tapi jika masalah bertarung tak usah ditanya dia jago dalam hal itupun.
"Guru nya ada rapat sampai jam ke 3, jadi bebas," ucapannya menatap sekilas lawan bicaranya dan kembali fokus pada buku bacaannya.
"Yaudah kalo gitu, baca bukunya juga bebas aja Ampe jam ke 3!" seru Sean mengambil buku yang dipegang Rendi dan melemparnya ke belakang.
Rendi tidak marah sama sekali dia hanya menghembuskan nafas pelan dan memutar bola matanya malas.
Inilah mereka geng motor LeoStra yang sudah tersohor, bukan hanya karena balapan liar yang selalu dijuarai tapi juga karena tawuran yang selalu terdepan. Tidak heran jika mereka mempunyai musuh dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sky (On Going)
Roman pour AdolescentsNggak follow nggak papa asal vote sama komen jalan, ya ???? Suka lanjut, kalo nggak suka lanjutin aja???? canda ... boleh pindah lapak kok???? Our Sky Diatas langit masih ada langit dan dibawah langit masih ada langit juga! Itu artinya kita di teng...