(Our Sky) 28. Diner 1

2 0 0
                                    

Seperti yang sudah direncanakan, Jumat malam keluarga Maravilloso sudah berada di kafe outdoor.

Mereka masih menunggu kedatangan keluarga sang sahabat lama, yang akan membicarakan tentang hubungan anak-anaknya ini.

"Key, ayok keluar," ucap Rinda yang sudah berdiri depan pintu mobil dengan Keyla didalamnya.

Keyla menarik nafas dan menghembuskan nya pelan, merapihkan rambutnya keluar dari mobil dan mencoba untuk tersenyum alami.

"Nggak usah gugup, ini temen ayah."

Mereka mulai berjalan memasuki, kafe outdoor. Keyla masih terlihat tidak nyaman dan meminta untuk tinggal sebentar di area itu dan membiarkan kedua orangtuanya untuk pergi terlebih dahulu.

Keyla memainkan jari-jarinya dan mengigit bibir bawahnya, mencoba untuk memenangkan dirinya. Jika bukan karena kejadian kemarin mungkin Keyla tidak akan berakhir disini. Kesalahpahaman yang tak kunjung berhenti membuat jalan baru untuk saling menjauh.

Keyla menendang-nendang udara mencoba meluruskan pikiran rumit dalam otaknya, gerakannya terhenti ketika sentuhan lembut nan hangat dipundaknya membuatnya menoleh pada sang pelaku.

"Ngapain Lo disini?"

Sean yang heran melihat Keyla berada di kafe yang jelas-jelas ini sudah dibooking hanya untuk keluarganya dan keluar teman ayahnya.

"Cantik," ujar Sean yang sudah tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis bergaun hijau daun itu.

Keyla menggunakan gaun hijau daun selutut dengan balutan jaket kain crop yang senada, serta sepatu hak hitam yang kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Keyla menepuk pelan pipi Sean, yang terlihat bengong menatap dirinya, "Sean?"

"Bukanya kamu mau dinner sama calon kamu, ya?" tanya Keyla.

Sean tak menjawabnya dan malah menarik tangan Keyla, membawanya ke meja dimana kedua keluarga itu sudah berkumpul.

"Sean, siapa gadis itu?" tanya Reyna yang melihat Sean datang dengan gadis yang digenggam tangannya.

Sontak semuanya melihat kearah belakang, tempat keberadaan Sean.

***

"Kalian sudah saling mengenal? Baguslah itu tidak akan membuat kalian terlalu kaku," ujar Reyhan yang disetujui oleh yang lainnya.

"Jadi ini anak kamu itu?" tanya Millo menatap Sean yang kini berpakaian dengan balutan jas hitam, tanpa dasi.

"Kenapa?"

"Dia mirip denganmu, awal bertemu sudah mengajak duel," ujar Millo.

Millo tidak lupa dengan pemuda yang mengajaknya duel untuk balapan ketikan ingin menjemput putrinya itu.

"Maaf om! Itu sodara saya, saya nggak suka balapan kok," ujar Sean membela diri tapi malah membuatnya menerima jitakan dari sang ayah.

"Sodara apanya! Om Millo sudah tau kamu itu anak tunggal ayah," ujar Reyhan.

"Jadi gimana? Mau duel sama om?" tanya Millo dan Sean hanya bisa tersenyum sambil mengusap tengkuknya yang tak gatal itu.

Mereka menikmati hidangan yang tersaji. Sedari tadi Keyla hanya mendengarkan obrolan kelima orang disekitarnya itu tanpa ikut berkecimpung. Keyla masih tidak percaya jika orang yang dijodohkan dengan dirinya adalah Sean.

Keyla sesekali tersenyum tak percaya dan bahagia, sambil menyuapkan potongan steak kedalam mulutnya.

Setelah selesai makan, mereka masih mengobrol. Reyna permisi untuk ke toilet dan Keyla mengikutinya.

Our Sky (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang