"Lah Lo ngapain ikut-ikutan?" tanya Gading pada siswa yang berdiri disampingnya.
"Siapa?" tanya Gilang melirik keberadaan siswa dibelah Gading begitupun juga Sean yang ikut melihat.
"Kalian ngapain disini?" tanya balik siswa itu dengan tampang polosnya.
Saat Keyla sampai di rumah, pandangan Rinda tertuju pada jidatnya yang memar meski tertutup poni tipis nya.
"Kamu habis ngapain, kok jidatnya ungu gitu?"
"Key kena lempar bola sepak, Bun ... Sakit," rengek Keyla sambil berpeluk manja pada Bunda nya itu.
"Kok bisa? Udah di obatin belum?" Rinda meniup-niup pelan memarnya itu.
Keyla mengangguk, "udah tadi di UKS udah di kompres, kok."
"Lain kali kalo lagi olahraga itu hati-hati, sayangkan jidat mulusnya jadi kayak gini," nasihat Rinda.
"Bun," Keyla melepaskan pelukannya, bibir cemberut menatap Rinda, "harusnya bunda bilang itu ke mereka yang main bola nggak hati-hati, bukannya malah ke Key," rajuknya.
"Iya, iya." Rinda tertawa geli melihat tingkah lucu anaknya itu yang seperti anak TK baginya, "udah kamu mandi terus makan, bunda udah siapin makanan kesukaan kamu," imbuhnya.
Keyla masih dengan wajah cemberut meninggalkan Rinda yang masih geleng-geleng dengan tingkah manjanya itu.
Keyla duduk di kursi melihat pantulan dirinya dikaca rias jidatnya benar-benar ungun, samar-samar dia sembunyikan dibalik poninya tapi warnanya terlalu kontras dengan kulit putihnya.
"Pake apa ya biar gak keliatan?" gumamnya.
Keyla menghela nafas, melepas ransel dan berjalan ke kamar mandi.Rinda dan Keyla makan bersama, suasana hangat meski hanya berdua. Millo sang ayah belum pulang dan masih bertugas.
"Gimana hubungan kamu sama Sean?" tanya Rinda membuka percakapan saat menonton televisi.
Keyla yang tengah memakan jeruk tersedak mendengar pertanyaan Rinda, "maksud bunda, apa?"
"Kamu baik-baik aja kan sama Sean?" Bukannya memberi penjelasan, Rinda kembali mengajukan pertanyaan.
"Keyla sama Sean nggak ada hubungan apa-apa, jadi gimana Keyla bisa jawab pertanyaan bunda," elaknya.
"Yakin?" tanya Rinda selidik.
"Yakin," ucap Keyla penuh penekanan.
Rinda tersenyum menatap putrinya, dia yang melahirkan gadis cantik itu merawat hingga besar seperti sekarang tentu saja untuk mengetahui putrinya jujur atau berbohong itu bukan hal yang sulit.
"Kamis ini ayah pulang, Key mau'kan ikut makan malam sama temannya bunda sama ayah?" ucap Rinda, "kalo Key ada janji, bunda bakalan kabarin ayah sekarang."
"Bunda mau jodohin Keyla?" tanya Keyla hati-hati.
Rinda menggeleng pelan sambil tersenyum, "bunda gak ada niat buat jodoh-jodohin kamu sayang. Ini cuma makan malam biasa,tapi kalo nanti kamu tertarik sama anak temen ayah mungkin itu bisa jadi pembeda cerita," goda Rinda.
"Bunda apaan sih ... Boleh Keyla nggak jawab sekarang?" pintanya.
Rinda mengangguk setuju, Keyla memeluk Rinda erat.
***
"Bengong aja! Kesambet baru nyaho loh!"
"Aku nggak bengong, cuma negelamun bentar."
Mita duduk disamping Keyla dengan jajan yang dia letakan di atas meja.
"Kamu baru dari kantin?" tanya Keyla melihat jajanan yang memenuhi meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sky (On Going)
Roman pour AdolescentsNggak follow nggak papa asal vote sama komen jalan, ya ???? Suka lanjut, kalo nggak suka lanjutin aja???? canda ... boleh pindah lapak kok???? Our Sky Diatas langit masih ada langit dan dibawah langit masih ada langit juga! Itu artinya kita di teng...