(Our Sky) 20. maaf

97 24 0
                                    

Sean tersenyum kemenangan, ia kembali duduk dan mengusap lembut puncuk kepala Keyla, namun seketika ia tersadar akan sesuatu miliknya yang tertinggal di depan pagar rumah Keyla.

"Motor gue!" seru Sean sambil berlari menuju pintu balkon.

Sean menyibakkan gorden, menatap sedih motornya yang masih terparkir di depan gerbang rumah ini.

"Motor gue gak bakalan ada yang nyolong kan?" gumam Sean.

"Kamu kaya, kan?" tanya Keyla santai, "motor gitu bisa kamu beli lagi, gampang itu mah!" seru Keyla menepuk pundak Sean.

Keyla kembali ke kasurnya berniat untuk tidur, "malam ini aja, aku mohon kamu tidur di sofa, ya," pinta Keyla sambil mengatupkan kedua tangannya.

Sean memegang tangan Keyla, menatapnya "gue nggak bisa tidur di sofa. gue ingetin kalo Lo lupa."

Keyla menghempaskan tangan Sean, kini dia membuat pembatasan dengan guling birunya itu,"jangan pernah berpikir untuk melewati guling ini!" seru Keyla penuh ancaman.

"Kenapa?"

"Kalo kamu ngelewatin guling ini," Keyla membuat isyarat seolah-olah memotong lehernya.

"Galak bener," ujar Sean.

Malam semakin sunyi, dua insan itu masih belum terlelap. Keyla mencoba untuk memejamkan matanya tapi kantuk tak menyerangnya. Sean kini masih menatap langit-langit kamar Keyla yang dipenuhi bintang buatan.

"Sean,"

"Hm"

"Boleh minta tolong buat elus kepala aku?"

"Nggak ah! Nanti gue di bunuh. Kata Lo gak boleh ngelewatin guling ini," ujar Sean memukul guling yang menjadi penghalang mereka.

"Ih, jahat!" seru Keyla mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, Lo aja yang geser ke arah gue," ucap Sean memiringkan tubuhnya menghadap Keyla.

Keyla menengok, ia berpikir sejenak kemudian melakukan apa yang dikatakan Sean tadi. Sean tersenyum, lalu ia mulai mengelus-elus lembut kepala Keyla.

"Biasanya bunda yang suka ngelakuin ini, tapi hari ini kamu jadi penggagu."

"Kamu nggak dicariin sama orangtua?"

"Mereka gak bakalan sadar kalo gue gak pulang."

"Separah itu, ya."

"Study Tour nanti ikut, gak?" tanya Sean.

"Ikut."

"Bagus. Udah tidur udah jam setengah tiga."

"Ngelus-ngelus nya sambil nyanyi, dong. Biar cepet tidur," ujar Keyla.

"Mau yang lebih cepat bikin tidur, nggak?"

Keyla mendongakkan kepalanya guna melihat pemuda disampingnya itu, "gimana?"

Sean berangsur mengsejajarkan posisinya dengan Keyla, mendorong guling pembatas sejajar dengan pinggangnya. Membuat Keyla yang semula mendongak, kini menatapnya sejajar. Sean menarik dagu Keyla dan mencium bibirnya lembut, hanya berlangsung 10 detik. Sean menyudahinya, dan berkata

"Kayak gitu, cuma harus agak lama."

Keyla menatap tajam, matanya memerah tanpa berkata apa-apa Keyla berbalik membelakangi Sean, dan menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

"Lo, kenapa?" tanya Sean.

" ... "

"Key?"

Perlahan isak tangis kecil mulai terdengar, dan itu membuat Sean terkejut. Sean turun dan berjalan kehadapan wajah Keyla dan berjongkok.

Our Sky (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang