(Our Sky) 22. Penyebab Insomnia.

4 0 0
                                    

Sudah dua hari Keyla dan Sean tidak bertegur sapa, bahkan saat saling berpapasan di sekolah mereka melewati satu sama lain tanpa melirik sedikitpun.

Hari ini kelas Keyla ada pelajaran olahraga, mereka bermain di lapangan outdoor. Bermain sepak bola, basket atau lempar bola bahkan ada yang duduk berlindung dari panasnya sinar matahari.

"Gimana?" tanya Mita sambil melemparkan bola pada Keyla.

Keyla menerima bola itu, "apanya?"

"Itu Lo sama Sean? Gimana ada perubahan?" tanya Mita sambil menerima lempar bola.

"Nggak. Sean udah bener-bener gak tertarik lagi sama aku, kayaknya." Bola kembali diterima oleh Keyla.

"Emang sependek apa obrolannya? Kok nggak ngefek?" tanya Mita menerima bola.

Keyla menghela nafas menangkap bola dari Mita, "aku gak ngobrol. Sean udah nggak mau ngobrol ataupun ketemu aku lagi."

"Apa!" seru Mita menahan lemparannya, "Lo gak ngobrol? Kan udah gue bilang coba omongin atau nggak Lo langsung bilang aja kalo Lo mau jadi pac-"

Keyla membekap mulut Mita sebelum kata pacar terucap sempurna, "jangan teriak-teriak! Malu," ucap Keyla geram.

Mita menepuk-nepuk tangan Keyla, meminta agar pergi dari mulutnya.

"Jangan teriak-teriak," ucap Keyla dan Mita mengangguk dan barulah Keyla melepaskan tangannya.

"Aku gak mau langsung bilang gitu aja," ujar Keyla.

"Tapi gue rasa Sean masih suka sama Lo."

"Mungkin, aku gak terlalu yakin. Kamu belum pernah kan denger suara Sean kalo ngomong kayak mau bunuh orang?"

"Emang Lo udah denger?"

Keyla mengangguk, "aku ampe merinding dengernya. Takut."

"Lo merinding takut atau merinding sakit hati?" ejek Mita.

"Euh! Dasar!"

"Key! Awas!"

Bruk!

Telat menghindar bola sepak berhasil mengenai Keyla hingga membuatnya pingsan dengan dahi memar. Sean yang sedari tadi menonton berlari sekencang mungkin menghampiri Keyla. Membelah kerumunan dan menyingkirkan orang yang akan memangku Keyla, "biar gue aja!" seru Sean mengambil alih tubuh Keyla.

"Emang paling bener," ujar Gilang yang melihat kejadian itu bersama Rendi dan Gading karena Bagas ikut berlari menghampiri Mita.

"Apanya?" tanya Gading.

"Cinta masa SMA. Kayaknya gue harus cari pacar juga, nih."

"Gue juga!"

"Emangnya ada yang mau sama Lo berdua?" ucap Rendi sambil berdiri dan pergi meninggalkan dua manusia yang menatapnya dengan sinis.

"Minta gue slepet tuh mulut!" seru Gading.

"Gue bantu doa," ujar Gilang.

Sean memangku Keyla melewati murid-murid yang menatap iri serta kagum, Sean memasuki ruangan dengan tulisan UKS terpampang di atas pintu, bukan dengan cara normal orang membuka pintu Sean mendorong lebih tepatnya menendang pintu itu agar terbuka.

"Bu! Bantuin panggil dokter!" seru Sean, "Cepetan!" imbuhnya menaruh Keyla keatas bangsal.

Guru yang bertugas sampai tersedak saat Sean menerobos masuk tanpa permisi, air yang diminumnya membasahi bajunya.

"Sean! Kamu bisa tenang, tidak?"

"Nggak, Bu! Cepetan panggil dokter!" seru Sean tanpa mengalihkan pandangannya dari Keyla.

Our Sky (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang