ASFY - BAG 13 : HANGOUT

22 2 0
                                    

Kring!

Zia mendesis pelan ketika tidur nyenyaknya terusik oleh bunyi alarm di ponselnya. Zia menjulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya dan mematikan alarmnya.

Zia mendudukkan dirinya di tepi ranjang masih mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya. Zia menguap sesaat sambil menggeliatkan tubuhnya ke sana ke mari untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

Jujur saja, Zia masih mengantuk. Semalam Zia baru bisa tidur pada jam setengah dua. Zia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa saat kemudian Zia keluar dari kamarnya dengan setelan abu-abunya. Di tangan kanannya Zia menenteng map yang waktu kemarin sangat menyiksanya karena saking banyaknya. Dan di tangan kiri Zia menenteng ponsel serta sepasang kaus kaki. Saat ini Zia masih memakai sandal rumah, omong-omong.

Zia mendekati meja makan untuk sarapan dan di sana sudah terdapat Banu yang asyik menikmati nasi gorengnya.

"Pagi!" seru Zia dengan semangat.

"Pagi juga, tumben hari ini semangat sekali," ujar Banu.

"Mas, hari ini Mas Banu lembur kan? Zia juga deh kayaknya. Nanti tolong Mas Banu kabarin Aditya yah, hari ini aku akan berangkat bareng Mas Banu dan pulang naik taksi saja," ujar Zia mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Lho, kenapa?" tanya Banu merasa bingung.

"Tidak apa, hanya saja ketika pulang nanti Zia ada janji dengan teman," sahut Zia.

"Teman apa teman?" goda Banu.

"Teman," sahut Zia masih berusaha sabar.

"Yakin nih bukan pemimpin Wild Hogs?" goda Banu lagi sambil terkekeh pelan.

"Bukan. Di mata Zia, Yudha adalah Yudha Julian Mahesa. Bukan Yudha si pemimpin Wild Hogs," celoteh Zia.

Banu menaikkan kedua alisnya merasa bingung atas ucapan Zia, namun Banu hanya menggendikkan kedua bahunya saja.

***

Zia telah usai dengan kerjaanya, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, satu jam yang lalu, Zia sudah mengabari Yudha untuk mengundur satu jam lagi. Yudha menyetujuinya saja, Toh, malam ini Yudha juga tidak ada jadwal apa pun.

Zia menghela napasnya pelan, pekerjaanya sudah kelar, dan kini Zia harus membereskan mejanya yang terlihat sangat kacau lalu keluar dari gedung kantornya. Zia melangkahkan kakinya untuk menjauhi gedung kantornya.

Ngung!

Zia merasakan ponsel di genggamannya bergetar, notifikasi pesan masuk. Zia membuka ponselnya untuk membaca pesan itu.

From : Mas Banu

Jangan pulang larut malam ya, hati-hati juga, jaga dirimu. Hubungi Mas Banu segera jika sesuatu terjadi padamu.

To : Mas Banu

Siap komandan!

Zia mendudukkan dirinya di bangku yang kebetulan berada di sampingnya. Namun kemudian ponselnya berdering.

"Halo."

"Lagi di mana?"

"Aku baru saja keluar dari gedung kantor, sekarang lagi nunggu taksi lewat."

"Diam saja di sana, aku akan ke sana sekarang."

"Baiklah."

Pip!

Zia mendengar sambungan di putus lalu memasukkan ponselnya ke dalan tas jinjingnya. Malam ini jalanan masih ramai, apa mungkin karena masih jam delapan malam?

A SONG FOR YOU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang