ASFY - BAG 23 : BUSY

15 2 0
                                    

Zia memasuki kamarnya dengan girang. Setelah menutup pintu dan menguncinya, Zia membanting dirinya ke ranjang kesayangannya. Zia menutup wajahnya mengenakan bantal dan menjerit keras. Jeritan Zia tidak terlalu terdengar jelas karena terendam bantal.

Zia merasa malu sekali sekarang. Bahkan rona merah di pipinya tidak kunjung hilang jika mengingat kejadian di Cafe beberapa saat lalu.

Drrt drrrt

Zia merasakan ponselnya bergetar di saku celananya. Zia mendudukkan dirinya dan mengamit ponselnya. Itu hanya sebuah pesan masuk ke ponsel Zia.

From : Yudha Julian

Mba pacar ^^

Setelah membaca pesan singkat itu, Zia tersenyum lebar. Zia tidak berniat untuk membalas pesan Yudha. Jadi, Zia meletakkan ponselnya di meja nakas dan beranjak turun ke bawah untuk menemui Banu, mengingat sekarang sudah hampir jam empat sore.

---

You say I spend too much time
In my head and it haunts me back
I think you spend too much time
Giving me second chances that I don't deserve
And it hurts

You give me kind of love that I never had
Wish that I could love, love, love you back
Wish that I could love, love, love you back
Wish that I could love like that
You give me your unconditional
Don't mean to sound so typical
But I wish that I could love, love, love you back
Wish that I could love like that
Mm
Wish that I could love like--

"Yudha! Kemari, bantu Mba sebentar." teriak Hana dari dalam.

Yudha menghela napasnya sebentar, Yudha tengah menyanyi dengan asyiknya, namun Hana malah mengganggunya.

"Iya Mba." sahut Yudha lalu masuk ke dalam rumahnya.

Yudha menaruh gitarnya di kursi makan, matanya masih fokus melihati Hana yang asyik dengan pekerjaannya.

"Ada apa Mba?" tanya Yudha menghampiri Hana.

Dapat Yudha lihat meja makan terlihat sedikit berantakan dan kotor. Ini karena ulah Hana yang sedang mencoba membuat kue lagi, entah untuk siapa. Padahal sebelum Yudha keluar rumah dan duduk di teras rumah untuk memainkan gitarnya, Hana masih menonton tv di ruang tv.

"Mba buat kue untuk siapa?" tanya Yudha.

"Teman Mba, bagus tidak?" sahut Hana.

"Lumayan." jawab Yudha.

"Harus bagus dong, Mba sudah membuatnya dengan susah payah." protes Hana.

"Iya kok bagus, jadi sekarang Yudha di suruh ke sini buat apa?" tanya Yudha.

"Oh iya, bantuin Mba sebentar."

"Iya apa?" tanya Yudha lagi.

"Cuci semua alat yang kotor selagi Mba menghias kue." titah Hana.

Yudha mematung sejenak, namun Yudha mengangguk saja dan segera mencuci semuanya.

Setelah beberapa saat, Yudha selesai dengan pekerjaanya. "Mba, sudah selesai." ujar Yudha sambil mengelap tangannya yang absah menggunakan serbet kering.

A SONG FOR YOU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang