ASFY - BAG 18 : ASSEMBLE

14 2 0
                                    

Yudha menuju lokasi balapan sendirian. Sesampainya di sana, Yudha menjadi pusat perhatian, karena memang pada umumnya balapan itu mengenakan pakaian yang keren dan terlihat macho, berbeda dengan Yudha yang hanya mengenakan jeans telor asin dan kemeja putihnya. Bahkan Yudha tidak memakai helm.

Yudha langsung saja berhenti di belakang garis start, di sana sudah ada Ricko yang menunggu Yudha sedari tadi.

"Aku pikir kamu tidak akan datang?" ujar Ricko.

"Aku masih punya harga diri untuk mempertahankan nama baikku walaupun aku orang biasa juga." ujar Yudha

"Oh soal harga diri." ujar Ricko sambil mengangguk-anggukan kepalanya seolah meremehkan.

"Bukankah kamu sudah kalah waktu balapan kemarin, alasan apa yang membuatmu berani menantangku?" tanya Yudha.

"Umm, apa yah? Sejujurnya aku tidak memiliki alasan khusus. Aku hanya menginginkan kekalahanmu saja." sahut Ricko.

"Oh balas dendam? Apa kali ini kamu ingin bermain licik? Menghalalkan segala cara untuk bisa menang melawanku? Coba saja kalau bisa." ujar Yudha.

"Sialan! Kamu akan menyesal atas perkataanmu itu!" umpat Ricko.

"Kita lihat saja nanti." jawab Yudha.

"Akan ku buat kamu memohon kepadaku untuk memaafkanmu!" sahut Ricko.

"Kita lihat saja nanti, siapa yang memohon kepada siapa." ujar Yudha. Setelah berdebat panjang, keduanya mendengar suara hitung mundur. Keduanya menggeber motornya masing-masing, setelah suara tembakan menggema, keduanya melesat melewati garis start.

Yudha sudah membaca gerak-gerik Ricko yang hendak menyenggol motornya, dengan segera Yudha mempercepat laju motornya dan membuat jarak yang sedikit jauh dengan Ricko.

Setelah beberapa saat keduanya kembali imbang, keduanya melaju secara beriringan.

Yudha semakin mempercepat laju motornya ketika garis finish sudah mulai terlihat, begitu pun dengan Ricko.

Yudha melewati garis finish terlebih dahulu, lalu di ikuti oleh Ricko.

Yudha memberhentikan motornya dan turun, dengan tiba-tiba Ricko datang dan memukul rahangnya dengan keras membuat Yudha jatuh tersungkur.

"Apa-apaan ini?!" teriak Yudha sambil memegangi pipinya yang terasa berdenyut sakit.

"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Ricko.

Seketika Draco mengerumuni keduanya, tepatnya berkumpul di belakang Ricko.

Yudha tersenyum sejenak dan memberdirikan tubuhnya.

"Aku hanya orang biasa yang nyatanya memiliki kemampuan yang cukup untuk mengalahkan geng besar seperti Draco." sahut Yudha dengan sedikit menyeringai.

"Sialan! Kamu pikir kamu hebat, huh!?" ujar Ricko kembali memukul rahang Yudha.

Yudha berdesis pelan, dari sudut bibirnya terasa sangat perih, pasti sudah sobek karena memang pukulan Ricko tidak main-main.

"Hey, lakukan dengan pelan, tadi sangat sakit." kelakar Yudha.

Yudha kembali memberdirikan tubuhnya dan berdiri tegap berhadapan dengan Ricko. Namun di detik berikutnya Yudha sedikit memundurkan langkahnya ketika Ricko memberi isyarat kepada anggota lainnya untuk menghajarnya.

Yudha sangat kerepotan untuk sekadar menangkis pergerakan mereka karena di keroyok oleh orang banyak.

Brrmmmm brmmm

Tiin tiin

"Woy!" teriak seseorang.

Anggota Draco berhenti menghajar Yudha. Yudha masih sanggup untuk berdiri sekarang.

A SONG FOR YOU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang