Terlihat seorang wanita cantik tengah berdiri di sisi jalan. Sesekali ia akan melihati jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Wanita cantik itu adalah Zia yang beberapa waktu lalu baru saja keluar dari gedung kantornya, dan kini tengah menunggu jemputan. Sejujurnya di rumah Zia ada mobil menganggur, hanya saja dirinya di paksa pacarnya untuk di antar jemput setiap harinya. Untuk kesekian kalinya Zia melihati jam di tangannya, jarumnya sudah menunjukkan pukul sembilan lebih tiga puluh dua menit. Zia keluar dari gedung kantor pukul sembilan lebih sepuluh menit, yang berarti sudah dua puluh dua menit dan hampir setengah jam ia hanya berdiri di sini.
Zia mendengus kesal ketika ponselnya berusaha menghubungi Aditya selalu saja berbunyi 'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'.
Entah helaan napas yang sudah ke berapa, kini Zia berjalan menjauhi gedung kantornya.
Beberapa saat kemudian Zia berjalan, Zia merasa ada dua orang asing mengikutinya dari belakang. Zia tidak dapat melihat wajah mereka karena mereka menggunakan masker, dan topi beserta jaket yang serba hitam, dan hal itu sukses membuat Zia semakin takut.
Zia mempercepat langkahnya namun kedua orang itu juga semakin mempercepat langkahnya mengimbangi langkah kaki Zia.
Hingga ketika Zia merasa kedua orang itu semakin mendekatinya, Zia berlari kecil mencoba menjauhkan diri dari mereka. Namun Zia semakin di buat takut ketika dua orang itu tiada henti mengejarnya, sebenarnya apa sih yang mereka inginkan dari Zia?
Zia mencoba bersembunyi di sebuah gang kumuh, harapan Zia semoga keduanya tidak bisa menemukan Zia. Zia menahan napasnya dengan menutup mulut dan hidungnya menggunakan telapak tangannya ketika dua orang itu berada di sekitarnya.
Sayup-sayup Zia mendengar mereka berbicara jika mereka telah kehilangan jejak Zia. Ketika kedua orang asing itu pergi, Zia menghela napasnya pelan, demi apa pun dirinya merasa lebih lega sekarang. Zia mencoba keluar dari gang kumuh itu dan melihat sekitarnya. Namun, di detik berikutnya seseorang menarik lengannya dari belakang dan membuat Zia spontan berbalik badan. Zia membolakan matanya ketika dua orang asing tadi dengan tiba-tiba kini telah berada di hadapannya. Zia tersentak dan tidak bisa berkata apa-apa sekarang.
Zia menghempaskan tangan orang asing itu dengan sekali hentakan.
"Apa mau kalian?" tanya Zia.
Belum juga mendapat jawaban dari kedua orang asing itu pergelangan Zia di tarik dari belakang dan membawanya kabur dari sana.
Zia hendak memberontak karena demi apa pun dia tidak mengenali seorang pria yang membawanya kabur. Zia kesusahan mengimbangi langkah lari dari pria asing ini. Hingga ketika dirinya hendak jatuh, pria itu seketika berbalik dan menangkap tubuh Zia.
Zia merasa tubuhnya terbentur dada bidang pria asing itu. Pria itu seketika memeluknya.
"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya pria itu.
Pria itu nampak melihati keadaan sekitar untuk memastikan apakah kedua orang tadi masih mengejarnya.
Zia dengan segera membuat jarak dari pria itu dan mengangguk pelan untuk pertanyaan yang baru saja di lontarkan.
"Syukurlah, di sini memang rawan sekali, jangan sekali-kali ke sini jika keadaan sudah sepi, apa lagi malam hari begini. Sekarang kamu sudah aman, mereka sudah tidak mengejar, mungkin mereka kehilangan jejak kita," ujar pria itu.
Zia menatap pria di depannya itu, "Terima kasih karena telah menyelamatkan ku," ujar Zia dengan nada serendah mungkin.
"Itu bukan hal yang besar, Tunggu--aku tidak merasa asing denganmu," ujar pria itu sambil menatap Zia lekat-lekat.
"Kamu orang yang sama yang waktu itu pergi ke taman dengan pacarmu, bukan?" tebak pria itu.
Zia menyipitkan matanya mencoba mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SONG FOR YOU (REVISI)
Fiksi Remaja(END) Menyakiti dan Di sakiti. Menghina dan Di hina. Melukai dan Di lukai. Kata yang berawalan dengan Di bernilai plus di mata Tuhan. Mencintai itu tidak salah. Karena dengan tiba-tiba timbul ke permukaan dan mendesak hasrat untuk segera mengungkap...