Sudah berjalan setahun hubungan Zia dan Yudha. Membuat keduanya sudah mengenal lebih dalam dari sebelumnya. Zia juga sudah di kenalkan kepada kedua orang tua Yudha ketika keduanya berkunjung ke sini beberapa bulan yang lalu. Yudha juga sudah tau cerita tentang kedua orang tua Zia.
Semua halang rintang mereka lalui bersama. Zia kini sudah belajar dari kisahnya dulu untuk lebih percaya kepada Yudha. Zia juga sudah meminta maaf kepada sepupu Yudha, Riana karena pernah menganggpnya selingkuhan Yudha dulu.
Zia tersenyum ke arah Yudha yang masih fokus menyetir. Hari ini Yudha mengajak Zia keluar untuk berjalan-jalan bersama.
"Berhentilah memandangiku seperti itu, aku tau aku tampan." ujar Yudha.
Zia terkekeh pelan, Zia tidak bisa menyangkal perkataan Yudha. Karena memang pada dasarnya Yudha itu tampan.
"Malah tertawa." ujar Yudha lagi.
"Yudha tampan." puji Zia.
"Zia juga cantik kok." puji Yudha juga.
"Kok malah memuji balik sih? Kan Zia jadi malu." protes Zia.
"Aku juga malu Zia."
"Menyebalkan sekali." gerutu Zia.
Yudha menatap Zia yang nampak jengkel laku terkekeh pelan.
"Mau beli es krim tidak?" tawar Yudha.
"Tidak!" tolak Zia.
"Yakin nih?" goda Yudha.
"Iya yakinlah." sahut Zia mantap.
"Yakin banget tidak?" goda Yudha lagi sambil menaikkan satu alisnya.
"Menyebalkan sekali! Benci sama kamu!" ujar Zia sambil menggeplaki lengan Yudha.
"Hahaha iya-iya baiklah maafkan aku." ujar Yudha.
"Seharusnya kamu peka, es krim adalah makanan kesukaan aku." ujar Zia jengkel sambil melipatkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Aku hanya bercanda saja, sayangku." ujar Yudha sambil mencubit lembut pipi Zia.
"Kita berhenti di depan untuk membeli es krimmu itu ya." ujar Yudha. Zia mengangguk saja untuk menyahuti.
Yudha yang melihat Zia sedikit aneh hanya menghela napasnya pelan. Ini pasti karena tamu bulanannya, jadi Yudha harus ekstra bersabar menghadapi mood Zia yang naik turun.
---
Yudha memasuki mobilnya setelah mendapatkan es krim tepak sesuai keinginan Zia lalu menyodorkannya ke Zia.
"Zia haus Yudha, mau air putih." rengek Zia.
"Baiklah tunggu sebentar, aku akan masuk lagi." ujar Yudha lalu masuk kembali ke minimarket.
Setelah beberapa saat Yudha kembali masuk sambil membawakan sebotol air mineral dan menyodorkannya ke Zia.
"Zia mau camilan kentang, Yudha. Zia lapar." rengek Zia lagi.
"Baiklah, tunggu ya."
Yudha menghela napasnya pelan dan kembali masuk ke minimarket untuk membeli camilan kentang.
Yudha sengaja membeli banyak camilan untuk Zia mengingat tadi Zia bilang jika dirinya lapar.
Yudha kembali memasuki mobil dan menyodorkan camilannya ke Zia.
"Mau sesuatu lagi?" tanya Yudha. Zia menggeleng pelan.
"Terima kasih." ujar Zia lalu dia angguki oleh Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SONG FOR YOU (REVISI)
Teen Fiction(END) Menyakiti dan Di sakiti. Menghina dan Di hina. Melukai dan Di lukai. Kata yang berawalan dengan Di bernilai plus di mata Tuhan. Mencintai itu tidak salah. Karena dengan tiba-tiba timbul ke permukaan dan mendesak hasrat untuk segera mengungkap...