ASFY - BAG 19 : ACCIDENT

12 2 0
                                    

Seketika kedua mata Yudha terbelalak kaget ketika motornya tiba-tiba oleng karena senggolan Ricko, seketika motor Yudha roboh dengan keras mengenai aspal, bahkan tubuh Yudha terpelanting jauh dari jalanan.

Semua anggota Gloria dan Wild Hogs meneriaki nama Yudha karena saking khawatirnya, bahkan semuanya berlari kecil menghampiri Yudha yang sudah terkapar mengenaskan di tepi jalan.

Yudha meringis karena menahan sakit di sekujur tubuhnya, bahkan hidung dan kepalanya tidak berhenti mengeluarkan darah segar.

Sebelum kegelapan menyerbu penglihatannya, Yudha mendengar teriakan Zia begitu nyaring dan terselip rasa khawatir yang berlebih, Zia memangku kepala Yudha ketika Yudha sudah sempurna menutup kedua matanya.

"Yudha! Yudha, ku mohon bangun!" ujar Zia sambil berkali-kali menepuk pipi Yudha.

"Mas Banu, bagaimana ini?"

Banu menjambaki rambutnya frustasi, Banu sudah menyuruh anggotanya untuk membawa Yudha ke rumah sakit terdekat. Firasatnya benar-benar nyata.

---

Lorong rumah sakit di mana Yudha di rawat di penuhi oleh dua geng motor besar. Semuanya larut dalam pikiran mereka.

Banu tidak berhenti untuk menggigiti bibir bawahnya karena saking cemasnya. Bahkan dengan jelas Banu melihat banyak sekali ceceran darah Yudha di jalan tadi.

Zia bahkan sudah menangis saat dalam perjalanan membawa Yudha ke rumah sakit. Begitu juga dengan Hana yang kini duduk di samping Zia yang beberapa waktu lalu Zia hubungi dan memberitahukan keadaan Yudha, saat itu pula Hana berangkat ke rumah sakit, kedua mata Hana tiada henti mengeluarkan air dari mata cantiknya, Hana belum siap jika nantinya harus kehilangan Yudha, Hana benar-benar belum siap.

Lampu ruang operasi di mana di dalamnya terdapat Yudha yang tengah di tangani dokter kini mati, itu berarti operasi Yudha selesai.

Cklek

"Keluarga pasien?"

"Saya dok, saya kakak kandungnya. Bagaimana keadaan adik saya?" sahut Hana yang seketika mendekati dokter itu.

"Benturan di kepalanya sedikit keras, itu yang menyebabkan kepalanya mengeluarkan darah banyak seka--"

"Katakan jika adik saya baik-baik saja, Dokter." potong Hana.

"Mba Hana tenanglah, biarkan Dokter ini menjelaskan situasinya terlebih dahulu." ujar Zia.

"Lanjutkan, Dok." ujar Banu.

"Luka di kepalanya sudah kami atasi, namun di tubuhnya banyak sekali terdapat luka lebam. Mungkin sebelum mengalami kecelakaan pasien terlibat perkelahian, itu akan memberikan efek nyeri di seluruh tubuhnya. Selebihnya pasien dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin akan sedikit merasa pusing dan sedikit mual karena luka di kepalanya. Jadi, nanti saya akan berikan resep obatnya dan bisa di tebus di apotek terdekat."

"Pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat, supaya keluarga bisa menjenguknya. Kalau begitu saya permisi dahulu." timpal Dokter itu lalu pergi dari sana.

"Terima kasih, Dok." ujar Zia.

Semuanya yang mendengar jika Yudha baik-baik saja kini menghela napas lega.

---

Yudha sudah di pindahkan ke ruang rawatnya. Zia menatap seorang pria manis yang terbaring di ranjang pesakitannya itu, dan masih enggan membuka kedua matanya.

Di dalam ruang rawat Yudha terdapat Banu, Mozza, Zia dan Hana. Anggota lainnya pulang ke rumah masih-masing mengingat hari sudah malam bahkan hampir pagi. Mereka akan ke sini lagi besoknya.

A SONG FOR YOU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang