Hadiah atau Musibah

922 13 3
                                    

Sore itu, Nicky tengah asyik berlatih Wushu di halaman belakang rumahnya, dia sangat bersemangat latihan karena besoknya Nicky akan menjalani ujian kenaikan sabuk ke tingkat sabuk Merah, satu tingkat di bawah hitam, sama seperti Taekwondo dan karate.

Nicky yang kelihatan seperti anak culun bin polos ternyata mahir memainkan pedang, bukan hanya satu, dua pedang ia mainkan dengan tempo yang cepat, Selain pedang, tongkat tombak dan Double stick menjadi keahlian dirinya yang pasti lawan yang menganggap remeh Nicky akan dibuat layaknya Perkedel kentang yang banyak kita temui di kedai Nasi Padang terdekat.

Pernah satu ketika, Nicky menceritakan padaku kalau dirinya pernah di bully di sekolahnya, dia di diskriminasi karena wajah oriental Tionghoa-nya itu sangat mencolok, bukan cuma ledekan, tapi Nicky juga pernah di bully secara fisik. Dia waktu itu di hadang di lorong sekolah yang sepi, karena waktu itu sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Anak-anak itu memalak Nicky, karena tak mau mencari Masalah, Nicky memberikan uang seribu rupiah kepada anak itu.

" Hei, kenapa ngasih seribu perak... Uang parkir aja dua ribu... Sini goceng,  kalau nggak gw tempeleng muka Cina loe.... "

" Maaf bro... Seribu gw rasa cukup.... Emangnya Loe anak Gw minta duit Mulu..... " Ujar Nicky sambil berusaha melanjutkan perjalanan.

" Wah macem-macem loe.... " Ucap si anak yang ber body jangkung layaknya anak SMA itu menarik kerah belakang Nicky sampai membuat Nicky tercekik. Tampa aba-aba Nicky langsung berbalik dan mengunci tangan si jangkung sampai keseleo, belum puas, Nicky membanting si jangkung sampai tersungkur ke tong sampah yang kebetulan ada di dekat mereka. Kedua temen si jangkung hanya diam melongo melihat bosnya masuk tempat sampah. Layaknya Psikopat, Nicky hanya terkekeh dan pergi meninggalkan mereka dengan keadaan hati yang riang gembira.

Boleh saja badan Nicky kecil, tapi tenaga dia cukup besar, dia banyak memenangkan ivent Wushu, dan bahkan dia pernah mewakili DKI Jakarta untuk bertanding di PON. Hal ini menjadi value tersendiri bagi sasana yang menaungi Nicky.

Dengan Mudah Nicky melakukan segala instruksi tes, dia akhirnya lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia akhirnya berhasil menyandang sabuk Merah. Sabuk tertinggi kedua di Bela diri Wushu.

Diana dan Rexy yang mengetahui anaknya lulus pun langsung menyambut Nicky layaknya seorang presiden yang Baru saja turun dari pesawat.

" Weh... Jagoan papa pulang... "

" Iya... Baby Mama yang lucu pasti capek ya.... " Ucap Diana yang melihat Nicky berjalan dengan ter engah-engah dengan seragam Wushu yang masih melekat di tubuhnya yang di banjiri keringat.

" Hai Pah, Mah... " Ucap Nicky sembari berlalu menuju kamarnya.

" Mau kemana kamu Baby... Sini dulu dong... Mama mau ngomong.... "

" Apa sih Mama... Nanti dulu, Ikky mau tiduran dulu... Capek... "

" Iya deh kalo kamu capek.... Nanti Mama ke kamar kamu ya.... "

" Iya... " Ucap Nicky sambil tetap fokus menaiki tangga menuju lantai atas.

Dua jam kemudian, Diana masuk ke kamar Nicky dan melihat Nicky sudah tertidur tanpa melepaskan seragamnya. Dia mungkin sangat kecapean sehingga malas untuk ganti baju.

" Hey... Bagun Baby.... "

" Aduh Mama.... Aku ngantuk nih.... "

" Ganti baju dulu dong sayang... Tuh liat, kamu ngompol.... Gak Pampers ya.... " Ucap Diana yang berusaha menarik tangan Nicky agar Bagun.

" Yah... Ngompol ya... Maafin Nicky ya Mah.... "

" Makanya... Kalo mau tidur, pake Pampers dulu... Apa mau kamu Mama jadiin baby lagi.... "

Nicky 3 | Camping with Me | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang