Aku menunggu kedatangan Nicky di terminal kedatangan Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, kali ini Anjani tak bersamaku karena dia perlu istirahat di masa kehamilannya.
Lima belas menit sudah aku menunggu di Mobil dan sudah lima batang Marlboro merah yang kuhisap, akhirnya handphone ku berdering. Nicky menelpon dirinya sudah mendarat dan menunggu aku depan terminal kedatangan.
Aku pun melangkah menelusuri lorong Bandara, tak ada Nicky disana, yang ada hanyalah beberapa orang lokal dan sebagian turis asing. Hingga akhirnya, aku menemukan Nicky baru saja keluar dari mini market bersama dengan seorang wanita yang umumnya seumuran dengan Anjani.
" Who's that... " Dalam benakku.
" Hai Nick.... " Sapa-ku sambil melambaikan tangan ke arah Nicky.
" Ouh... Bli.... Kirain siapa.... "
" Ayo, kita ke rumah.... "
" Oh iya Bli, kenalin ini kak Frida... Baby sitter aku yang sering aku ceritain.... " Ucap Nicky yang memperkenalkan seorang wanita yang sepertinya berumur sepantaran Anjani. Alias beda dua tahun denganku.
" Ouh... Perasaan kita pernah ketemu...."
" Oh iya, dulu kita pernah ketemu, apalagi waktu kejadian itu.... " Ucap Frida yang mengingatkan ku pada tragedi mati surinya Nicky.
" Oh iya... Kita gak ngobrol sih,jadi gak terlalu kenal.... "
Kami pun berangkat menuju rumahku di Negara, Jembrana Bali. Nicky sempat bingung ketika aku melaju ke arah yang salah, namun aku terangkan kalau aku tak lagi tinggal di Denpasar, melainkan sudah pindah ke kota kecil bernama Jembrana. Dengan cepat aku melajukan Chevy Trailblazer ku menuju rumah. Aku sengaja memakai Chevy karena Si E90 ku baru aja kena musibah di tabrak kijang kotak sampai bagian pintu belakang sebelah kanan ambyar.
Di rumah, Anjani tengah sibuk memasak, dia memasak masakan yang di favoritkan Nicky, yaitu ayam krispi dan tentu saja ada nugget ayam favoritku yang pantang absen dari meja makan. Sebelumnya aku memberi tahu kalau Frida turut serta bersama Nicky agar tidak ada kesalahan pahaman dari Anjani. Pasalnya, seorang ibu hamil cenderung dua kali lipat lebih agresif dan sensitif dari biasanya. Untung saja Anjani tak mempermasalahkan itu dan malah menyambut baik kedatangan Frida.
Setibanya di rumah, kami langsung menyantap makanan yang telah di masak oleh Anjani. Alangkah beruntungnya aku memiliki Anjani, masakan dia sangat enak dan layak disandingkan dengan menu catering kenamaan, ini dibuktikan dari lahapnya Nicky dan Frida menyantap apa yang ada di meja makan.
" Wah, kamu hebat juga ya masaknya... Apalagi ini, ayamnya enak banget.... Kamu hebat Anjani.... " Puji Frida.
" Makasih Kak... Aku belajar masak ini sama Diego, tuh sahabatnya Tama... "
" Tapi enak banget loh... Hampir mirip sama KFC.... " Ujar Frida lagi. Anjani hanya bisa terkekeh sambil menggaruk area belakang kepalanya yang tidak gatal.
Nicky dan Frida pun di antar oleh kami ke kamar mereka masing-masing, karena waktu sudah siang, dan di luar panas, ditambah perut kami yang sudah terisi penuh, kami pun memutuskan untuk tidur siang.
Sial bagi Nicky, dia lupa mengganti popoknya yang sudah terisi sejak dari atas pesawat hingga di dalam mobil, dia tertidur pulas dan tanpa sadar ngompol banyak yang membuat popoknya bocor tembus ke celananya. Alhasil, kasurnya juga turut basah.
Sore harinya, Anjani membangunkan ku dari dari mimpi yang indah,
" Yang.... Bangun, udah sore, kita makan malam.... "
" Hmm... Udah sore ya.... " Aku pun bangun, usai lengan mulus Anjani mengelus pipi kananku.
" Cepet mandi, ganti Pampers, nanti kita makan.... Aku baru pesen babi guling Jembrana.... " Ucap Anjani sambil keluar kamar usai membangunkan aku dan mengambil dompetku untuk membayar pesanan yang ia pesan via Ojol. Pantas saja uangku gampang abis ternyata di dia. Dah lah...
" Baiklah Nyonya Tama.... "
Di meja makan, nampak Anjani dan Frida tengah bahu-membahu menyiapkan makan malam, mereka nampak sangat akrab, di lihat dari saat menyiapkan makan malam, mereka juga membicarakan aktor Drakor yang sering mereka tonton.
" Hai, sibuk ya.... " Sapa ku.
" Udah beres kok.... Cuman kayak gini doang kok, santai.... "
" Where is Nicky.... "
" Kayaknya masih tidur deh.... "
" Wah dasar Koala.... Kerjaannya tidur Mulu.... "
Aku pun berinisiatif untuk membangunkan Nicky di kamarnya. Tak baik bila terus menerus tidur sampai jam lima sore. Saat aku membuka Kamar, aku melihat Nicky tengah duduk kebingungan di atas kasurnya.
" Hei... Kamu udah bangun Nick.... "
" I...iya.... "
" Ya udah, ayo kita makan malam.... "
" Emang sekarang udah malem.... Bukannya masih sore.... "
" Ah kamu kayak orang baru aja.... Tradisi Purnayasa kan makan malam jam enam sore.... "
" Oh iya.... "
" Ayo... Kenapa diem aja.... "
" Em.... Aku... Aku ngompol Bli.... "
" Ngompol... Bukannya kamu pake Pampers.... "
" Pake bli... Tapi, aku lupa ganti pas mau tidur, jadi bocor.... "
" Ya udah lah... Mandi sana, ganti baju, Pampers... Nanti kamu lapisin bekas ompol kamu pake Bedcover, biar gak kebasahan....besok kita jemur kasurnya.... "
" Iya Bli.... "
.
.
.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicky 3 | Camping with Me | END
Non-FictionNicky sangat bahagia saat aku ajak dia Camping di Lereng gunung Batur Bali, selama dia hidup, belum pernah sekalipun Kedua orangtuanya mengajaknya Camping. Serie 3nya Nicky... Yang baru mampir disarankan baca serie sebelumnya ya... Biar kenal sama s...