" Kemana semua orang pergi, apa mungkin semuanya pergi rapat.... "
Aku terus mencari, langkah kakiku sedikit sulit karena popokku penuh, selangkanganku juga sekarang sudah nampak besar, apalagi onesie ini membuat selangkanganku menjadi lebih ketat.
" Mama, Nicky takut sendirian.... " Kataku sambil terus mencari.
Dan pada akhirnya aku sampai di ruang meeting, aku tau itu karena ada tulisan Meeting room di kusen pintunya. Aneh sekali, semuanya nampak sepi, padahal tadi pagi semuanya nampak ramai seperti kantor pada umumnya.
" Nicky.... " Suara yang menyebutkan namaku muncul lagi.
" Oh damn... Come on... If You Demon, come hire Show your body if you dare... " Tiba-tiba dari arah belakang, sebuah tangan menepuk pundakku yang membuat aku kaget. Refleks tendangan wushuku keluar dan menghantam sosok di belakang tubuhku.
" Aduh... Kok kamu tendang aku sih Nick.... "
" Hah, Martin... Kok kamu ada disini...."
" Kau lupa... Aku kan anak dari mitra kerja Mamamu, Tante Diana.... "
" Oh ya... "
" Udah... Kamu baru pertama kali kan ke kantor ini.... " Aku hanya mengangguk, karena memang aku baru kali ini ke kantor Mama.
" Ayo aku ajak kamu berkeliling.... " Sambung Martin.
Kami berkeliling sambil Martin menerangkan satu persatu setiap sudut yang kami lalui, Martin sudah seperti tour guide di museum kota tua Jakarta Dia hapal betul setiap tempat di kantor mama. Aku nampak heran waktu berkeliling, situasi kantor nampak sepi, hanya segelintir orang yang sedang berkerja dan ada juga yang hanya diam memandangi jendela. Anehnya wajah mereka nampak pucat pasi dan minim ekspresi. Kelopak mata mereka juga nampak gelap, gak seperti orang pada umumnya.
Aneh saja, kenapa perusahaan besar milik British ini sepi, padahal ini hari kerja dan dalam jam kerja pula. Seharusnya di setiap lorong dan ruangan ada orang yang lalu lalang dan berkerja, tapi yang aku liat orang-orang aneh. Sebenarnya kantor macam apa ini, masa ia semua orang kumpul rapat dengan mama.
" Martin, aku heran... Kenapa kamu suka mendadak ilang, terus tiba-tiba muncul gitu.... " Mendengar itu Martin menoleh ke arahku dan sedikit terkekeh.
" Disini juga aneh, biasanya banyak orang, tadi aja waktu aku pergi, aku liat banyak orang.... " Sambungku, namun Martin lagi-lagi hanya terkekeh penuh misteri.
Tak lama kami tiba di salah satu lorong yang remang-remang namun di ujung lorong ada pintu besar dengan jendela Kecil, nampak di jendela itu ada cahaya yang terang.
" Nick... Sekarang lebih baik kamu ikut aku.... "
" Ikut kemana... "
" Ketempat main... Aku Disana sendiri, gak punya temen... "
" Aku gak bisa kalau mama gak izinin aku.... "
" Gak usah izin, mama kamu bakalan tau.... " Ucap Martin sambil menggenggam tanganku.
Aku pun di tuntun menuju ruangan itu, Martin kemudian membuka pintu itu dan terlihat ada sebuah perosotan di bibir pintu yang mengarah ke tempat hijau yang luas.
" Aku dulu yang lompat terus nanti kamu ya... "
Aku pun menyaksikan Martin terjun dan meluncur di perosotan itu, kemudian setelah sampai dia melambaikan tangannya padaku.
" Hey Nicky... Ayo terjun... Kita main.... "
Aku pun bersiap, walaupun ada rasa takut, aku pun melangkahkan kaki ke perosotan itu. Perosotan itu dalamnya hanya sekitar dua meter saja dan seperti di perosotan di wahana Waterboom yang memiliki track panjang. Aku pun bersiap di ujung perosotan dan hendak meluncur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nicky 3 | Camping with Me | END
Non-FictionNicky sangat bahagia saat aku ajak dia Camping di Lereng gunung Batur Bali, selama dia hidup, belum pernah sekalipun Kedua orangtuanya mengajaknya Camping. Serie 3nya Nicky... Yang baru mampir disarankan baca serie sebelumnya ya... Biar kenal sama s...