Setelah berpamitan kepada warga desa, aku langsung menarik tuas transmisi ke D dan menginjak pedal gas untuk meninggalkan kampung horor itu aku melajukan si Innova reborn itu dengan kecepatan standar karena masih trauma dengan kejadian kemarin, ya maklumlah ketika punya mobil yang sudah di modifikasi sedemikian rupa di dapur pacunya si driver bakal gak segan untuk injak pedal merasakan sensasi kekuatan dari mesin itu. Namun karena pertama mesin kijang ini masih standar kedua aku masih trauma juga, so aku lebih baik cari aman.
" Benar-benar sial... Niat mau liburan biar fresh malah kena musibah kayak gini... Mobil rusak, malamnya kena teror pula... Bayar mahal lagi.... " Celotehku.
" Ini semua salah kamu... Kalau kamu gak pilih villa itu, gak mungkin kita bakal kayak gini tau... Aku tuh lagi Hamil, hamil anak kamu, anak aku.... Kalau kenapa-kenapa gimana.... "
" Kok aku sih... Ini semua diluar prediksiku... Mana tau tempat itu angker... Lagian aku seumur hidup belum pernah dapet terror separah gini.... "
" Nggak...bukan masalah itu, kamu tau, kita disini bawa anak orang... Kamu tanggung jawab sama dua kelurga besar, Giovanni sama Boaventura... Gimana kalau waktu itu kita kecelakaannya parah... Kamu mikir gak sampai sana.... "
" Loh kok kamu nyangkutin masalah itu sih... Aku kan gak salah... Yang salah yang pake motor, kalau truk itu nabrak motornya terus kelindes truknya kebalik, kita bisa ketimpa truknya mati kita semua.... Syukur aku reflek ngebuang ke kiri kalau gak lain mungkin ceritanya.... "
" Aku disini itu ngomongin masalah tanggung jawab kamu sebagai kepala keluarga, Tama... Coba deh, kalau kamu mau ambil keputusan kamu harus tanyakan dulu ke kita.... "
" Ni... Udahlah... Tama kan gak sengaja... Masa gitu doang kalian berantem... " Kini Frida. M.si Psikolog mulai berbicara dan hendak mengakhiri pertikaian kami.
" Udah Frida... Ini bukan urusan kamu.... "
" Tap... "
" Jangan ikut campur Please... Ini urusan kami berdua.... "
" Kamu kok gitu sih Sayang... Dia niatnya baik.... "
" Oh gitu... Terus niat baik tanggung jawab kamu gimana.... "
" Akh... Masa aku harus nanya dulu di depan ada truk terus aku harus bilang... Eh di depan ada truk, ngerem jangan ya... Gitu... keputusan genting kayak gitu harus konfirmasi dulu.... Aneh.... "
" Bukan gitu Tam... Kamu itu kan yang pesen villa... Kamu main ambil aja gak bilang-bilang ke kita, terus yang mau ke Bangli kamu sendiri... Kena kan batunya kita kecelakaan... Iya aku tau semua ini kamu yang bayar, tapi setidaknya kalau mau apa-apa bilang dulu... Tau gak, sebelum kita pergi ke Bangli itu aku lagi males tau... Kejadian deh jadinya.... Coba kamu tanyakan dulu... Mau keluar nih, pada mau gak... Kan enak jadinya... Kita bisa voting, siapa tau diantara kita ada yang suka ada yang gak suka.... " Mendengar itu aku emosi dan memukul keras stir sampai terasa sedikit pergerakan mobil yang agak oleng ke kanan.
" Aku kan udah bilang.... " Ucapku dengan nada tinggi namun anjani langsung memotong omonganku.
" Bilang apa... Kamu cuma bilang ayo berangkat.... Itu doang.... " Teriaknya.
" Iya... Iya... Aku salah.... pokoknya aku salah.... "
" Jangan minta maaf kalau kepaksa.... Kamu ini udah bisa ngehamilin aku, kamu juga harus bisa tanggung jawab dong... Yang jentel... Badan aja kotak-kotak tapi pikiran kanak-kanak.... Gak bijak bisa nyelesain masalah besar.... " Ucap Anjani dengan nada ketus.
" Terus aku harus gimana.... " Teriakku.
" Dari dulu kamu itu keras kepala Tam... Selalu aja pengen menang sendiri... Kamu orangnya pendendam, tempramen, gak pernah introspeksi diri.... Aku gak mau Audrey kayak kamu.... " Ucap Anjani sambil meneteskan air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nicky 3 | Camping with Me | END
Non-FictionNicky sangat bahagia saat aku ajak dia Camping di Lereng gunung Batur Bali, selama dia hidup, belum pernah sekalipun Kedua orangtuanya mengajaknya Camping. Serie 3nya Nicky... Yang baru mampir disarankan baca serie sebelumnya ya... Biar kenal sama s...