03

32.4K 2.6K 231
                                    

Chris menatap pantulan dirinya di depan cermin besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chris menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Membenarkan letak dasi nya yang kurang benar. Bisa saja Chris meminta pelayannya untuk memakaikan dasi, tapi Chris tidak suka jika bukan orang terdekat menyentuh tubuh nya.

Ketukan pintu dari luar membuat Chris berdecis. "Masuk." serunya datar.

Seorang wanita membuka pintu ukiran kayu berwarna hitam itu dan membungkukkan tubuh sebelum bicara dengan tuan nya. "Permisi tuan, maaf mengganggu waktunya. Saya dapat kabar dari tuan Zero untuk memberitahu perihal gadis bernama Sheana."

Mendengar nama Sheana, Chris langsung menatap wanita itu. "Hmm."

"Nona Sheana sudah berangkat kerja, sepertinya tidak memikirkan kejadian yang tadi malam," seru nya menjelaskan.

Chris mengangguk. "Kalau begitu saya permisi," pamit pelayan itu.

Chris mengambil ponsel nya di atas nakes, kemudian mengetikan pesan pada seseorang. Setelahnya melangkah keluar kamar.

"Pagi bos," sapa Zero santai. Pria itu sedang meminum kopi di meja bar.

Chris berdehem dan memilih duduk di kursi sebrang Zero. "Sheana udah kerja lagi. Mungkin besok bakal di panggil untuk interview di Venice," lanjut Zero menjelaskan.

Chris mengangguk. "Lo tertarik sama gadis kecil itu?" tanya Zero lagi dengan alis terangkat.

Bos nya ini tidak pernah nama nya ikut campur atau sekedar mencari informasi yang menurutnya tidak penting. Tapi sekarang, entah kesambet apa, bos nya meminta Zero untuk mengawasi Sheana, cucu dari Petersen.

Tatapan khas Christoper langsung tertuju pada Zero. "Menurut lo?" tanyanya balik.

Zero meminum kopi nya sejenak, kemudian mengangguk. "Chris yang gue kenal nggak kaya gini. Mencari informasi yang nggak ada kaitannya sama kepentingan. Jadi gue asumsi lo tertarik sama gadis kecil itu," jawab nya santai.

Chris menyeringai dan bangun dari duduknya kemudian menghabiskan sisa kopi. "Tau tugas lo kan." balas nya.

Zero ikut tersenyum miring. "Langsung ke rencana atau bermain-main dulu?" tanyanya.

Chris berfikir sejenak. "Bermain-main dulu sepertinya lebih enak. Jangan langsung bergerak, takut dia shock dan gue nggak mau itu terjadi," jawab nya dan melangkah menuju basement. Tempat kendaraan Chris terparkir.

Zero terkekeh dan mengikuti Chris. "Okee."

Menggunakan lift, Chris dan Zero menuju lantai bawah. Tiba nya di lantai bawah, Chris langsung menuju kendaraan yang biasa digunakannya, mobil Buggati la voiture noire warna hitam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHRIS WANTS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang