50

14.2K 1.5K 126
                                    

Chris baru saja selesai meeting dengan para pengusaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chris baru saja selesai meeting dengan para pengusaha. Di dalam ruangan hanya tinggal menyisahkan dirinya dengan seorang pria. Chris menatap dingin pria itu dengan jari tangan bergerak mengetuk-ngetuk meja.

"Stop! Cari masalah sama gue," seru Chris dengan penekanan.

Pria itu menghela napas dan menatap remeh Chris. "Siapa yang cari masalah dengan anda, tuan Chris terhormat."

Chris mengeraskan rahangnya. "Dengar! Sampai kapanpun lo berusaha menyingkirkan gue. Lo nggak akan bisa." Chris menegakkan tubuh dan melipat kedua tangan di depan dada. "Lo bermain licik. Gue pun juga bisa bermain licik," lanjutnya.

Pria itu tertawa mengejek. "Dan jangan sentuh orang-orang sekitar gue," seru Chris tegas.

Pria itu berdecak, kemudian tersenyum miring. "Orang-orang lo? Claudia? Putri kandung Clinton?" tanyanya dengan tatapan menyebalkan. .

Chris tersenyum tipis, sangat tipis. "Kena kalian," ucapnya dalam hati. Kemudian berubah marah. "Jangan sentuh dia!"

Pria itu tertawa meremehkan. "Gue udah tau kelemahan lo. Ternyata cewek pelayan itu bukan prioritas lo, melainkan Claudia!"

Chris mengeraskan rahangnya. "Jangan sentuh Claudia!"

Pria itu menantang Chris. "Ternyata selama ini gue salah membidik," katanya percaya diri. "Gue kira pertunangan lo sama wanita itu hanya soal bisnis. Tapi ternyata gue salah. Lo juga mencintai Claudia, right?"

Bugh!

Chris memukul rahang tegas pria itu hingga tersungkur ke lantai. "Jangan pernah sentuh Claudia!" serunya dan langsung keluar ruangan.

Pria itu menatap tajam punggung Chris namun, setelahnya tersenyum miring dan mengeluarkan ponsel, menekan nomer telpon tujuannya. "Halo, target berubah. Target kalian sekarang adalah Claudia Adelaide. Putri tunggal dari Clinton," ucapnya dan memutuskan sambungan telpon. "Sial! Rahang gue sakit." Geramnya merasakan nyeri akibat pukulan Chris.

Chris keluar ruangan dengan langkah tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chris keluar ruangan dengan langkah tenang. Memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Setelahnya menghela napas pelan. "Setidaknya, satu tikus telah pergi," gumamnya dalam hati. Chris harus menyingkirkan musuhnya satu-persatu dengan cari halus. Membawa tikus itu pada tikus lainnya untuk saling berperang. Chris harus berfikir cerdik dan licik.

CHRIS WANTS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang