CHAPTER 55

3K 309 52
                                    

Pagi pun datang, keadaan rumah Kim tambah terasa suram karena semua penghuninya yang diam ditambah lagi Anak-anak bungsu diantara saudara itu sedang sakit. Tadi malam setelah di periksa ternyata Kembar bungsu sedang demam, dan suhu tubuh Jaemin lah yang paling tinggi, tapi 1 menit setelahnya 5 kembarannya pun suhu tubuhnya ikut juga tinggi seperti Jaemin. Tadi malam sampai 3 dokter yang merawat 6 anak kembar ini, siapa lagi jika bukan Kun, Joy dan Jungwoo.

"Kau tidak ke kantor?" Tanya Jisoo pada suaminya, mereka berdua sedang berada di kamar mereka sendiri.

Taeyong menggeleng. "Mungkin hari ini tidak, kita harus meluruskan masalah ini dengan mereka."

Jisoo mengangguk paham. "Aku akan menyiapkan sarapan" Sebelum pergi Jisoo menyempatkan mengelus pipi suaminya.

"Semangat!" Seru Jisoo memberikan semangat.

Taeyong tersenyum kecil lalu dia mengangguk.

Jennie menutup pintu kamarnya dan keluar dari kamarnya. Dia menghelakan nafasnya berat.

Semua orang di meja makan menatap Jennie.

"Noona kembar bungsu bagaimana?" Tanya Taeil, terlihat memang dia yang paling khawatir.

Jennie hanya menggeleng. "Aku akan menyiapkan sarapan kembar bungsu, mereka bilang ingin sarapan di kamar saja" Ujar Jennie.

Baru satu gerakan tangan lentik Jennie mengambil piring, tangannya sudah dihentikan oleh tangan lentik lainnya.

"Eonni kau terlihat pucat sekali, biar aku yang siapkan dan bawa ke kamar mu eonni" Ujar Nayoen khawatir.

Jennie hanya mengangguk, dia memang merasa kali ini tubuhnya memang benar-benar lemas dari kemarin-kemarin dan rasanya dia sangat kelelahan hingga nafasnya terasa berat seperti habis berlari berkilo-kilo meter padahal dia hanya berjalan dari kamarnya ke ruang makan.

Lalu dirinya dituntun oleh Winwin yang dekat dengannya untuk duduk di kursi yang kosong.

"Noona hari ini check up kerumah sakit lagi yah noona" Ujar Kun.

Jennie kembali hanya mengangguk. Rasanya dia hanya untuk bicara 'Ya' sangat berat dan susah.

Tangannya beralih memegang dada kiri nya, Keringat dingin mulai mengucur dari dahinya, Nafasnya tambah memberat, tangan satunya meremat kursi dengan erat.

Winwin menyadari ada yang salah dengan Jennie dengan cepat memegang pundak wanita itu. "Noona? Kau kenapa?"

"S-sakit sekalih..." Ujar Jennie sambil terus memegang dadanya.

"Eonni!!" Seru Rosé khawatir.

"Mommy!" Jeongwoo pun ikut berteriak.

Seluruh saudara Kim berdiri menggerubuni Jennie.

Kun yang paling depan langsung melakukan pertolongan pertamanya.

"Hyung bawa Jennie noona ke rumah sakit segara hyung!" Seru Kun, setelah mengatakan itu Kun berlari cepat ke kamarnya, mungkin mau mengambil tas dokter nya.

Johnny dengan cepat menggendong Jennie lalu berlari menuju mobil.

"Paman aku ikut!" Seru Jeongwoo pada Taeil dan lainnya.

"Uwo sayang, pergi sekolah saja yah bersama Chio, Lele dan Chanie. Mommy Jen akan baik-baik saja, nanti pulang sekolah akan paman jemput dan antar ke pada mommy jen yah" Bujuk Yuta.

"T-tapi mommy uwo benar tidak apa-apa kan paman?" Anak usia 14 tahun itu hampir menangis du meja makan.

Tangan Taeil bergerak mengelus rambut Jeongwoo. "Tentu saja, nah sekarabg lebih baik Jeongwoo bersiap pergi kesekolah yah, Mommy Jen akan paman-paman yang jaga, okeh?"

BROTHER (NCT Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang