CHAPTER 59

2.6K 300 55
                                    

Ramai nya upacara pemakaman, banyak saudara dan teman yang ditinggalkan. Semua Saudara Kim hadir juga di upacara itu, Upacara pemakaman dari Hwiyoung.

Jaeyoon sang kakak sudah tidak bisa mengeluarkan air matanya, karena air matanya sudah kering karena dari awal adiknya sekarat dirinya selalu menangisi adiknya.

Satu persatu pelayat pergi meninggalkan tempat pemakaman. Jaeyoon berdiri dari jongkoknya, lalu berjalan ke arah Taeil dan adik-adiknya.

"Taeil-ssi maafkan aku, bukan ini seharusnya yang terjadi." Ujar Jaeyoon menyesal.

Tangan Taeil bergerak menepuk pundak Jaeyoon. Bibirnya tersenyum tipis. "Tidak apa, mungkin tuhan belum percaya pada kami untuk menjaga Dejun lagi makanya Dejun masih di suruh untuk tidur dan beristirahat dalam komanya."

Jaeyoon tambah merasa tidak enak, lalu matanya beralih menatap 2 anak kembar dan 6 anak kembar yang menatap lurus ke arah makam adiknya.

Taeil yang menyadari tatapan bersalah Jaeyoon langsung memeluk tubuh lesu Jaeyoon memberikan kekuatan dan ketegaran. "Walau adikmu tidak jadi memberikan ginjalnya untuk Dejun tapi dia sudah memberikan matanya untuk adikku yang lain, Aku tidak tahu kata apalagi yang bisa aku berikan kecuali Terima kasih untukmu dan adikmu itu, Jaeyoon-ssi."

Ya, setelah peristiwa yang terjadi malam itu, Hwiyoung dinyatakan sudah meninggal dari sebelum Johnny datang dan Johnny lambat mengetahui hal itu karena dia lebih khawatir ke kondisi Jennie yang tak kalah parahnya. Akhirnya jadwal operasi mendadak di lakukan pagi-pagi buta, Bukan antara Hwiyoung dan Xiaojun tapi Hwiyoung dan Hendery.

Flashback ON.

Cklek!

"Kun! Bagaimana Hwiyoung!?" Tanya Taeil tak sabaran.

Kun menggeleng. "Kita terlambat hyung, dia sudah pergi."

Jaeyoon langsung menerobos masuk kedalam ruabgan adiknya, hanya satu tetes air mata yang keluar. Karena dia sudah tahu bahwa adiknya memang akan pergi meninggalkannya. Jaeyoon membuka tutupan kain di wajah adiknya, lalu dengan lembut dia mencium dahi sang adik.

"Hyung menyayangimu, berbahagialah disana Hwiyoung-ah."

Lalu Jaeyoon berjalan kembalu keluar ruangan untuk bertemu Taeil dan Kun.

"Lebih baik cepat kita lakukan saja pendonorannya sekarang, bukankah lebih cepat lebih baik?" Ujar Jaeyoon.

"Iya Kun, sekarang saja kau jalankan operasi." Tambah Taeil.

Kun mengangguk, "Aku dan Joy akan menyiapkan ruang operasinya. Jungwoo kau ikut hyung operasi yah, karena ini masih mendadak dan darurat jadi akan lama jika menunggu dokter lain untuk kemari."

Jungwoo dengan cepat mengiyakan. "Aku akan bersiap sebentar hyung."

Lampu ruang operasi sudah menyala berwarna merah, artinya operasi tengah berjalan didalam ruangan itu.

Semua saudara Kim sudah hadir disana.

Semua orang disana merapalkan doanya untuk Xioajun, Kembar bungsu yang masih memakai pakain tidurnya pun juga ikut kerumah sakit. Walau tujuan pertama mereka tadi langsung keruangan Jennie.

Bicara soal Jennie, dia kembali tidak sadarkan diri bahkan kondisinya tambah parah dari sebelum nya, Kata Joy hantaman di dada Jennie tadi sangat keras membuat kondisi jantung nya tambah melemah.

Di dalam ruang operasi, Kun dan Joy dengan fokus menggerakkan pisau-pisau operasi itu dan Jungwoo yang membantu menjadi asisten saja.

Joy yang mengurus tubuh Hwiyoung terdiam aetelah berhasil membelah perut itu.

BROTHER (NCT Brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang