Hana memasang ekspresi wajah kesal, dia keluar dari dalam kamar menuju ruang tengah dimana sang ibu berada. Gadis itu langsung duduk di sofa dengan tidak santai. Sang ibu yang sibuk membaca tabloid melirik si anak yang cemberut.
“Ada apa sayang?” Si ibu menutup tabloid itu dan meletakkan kembali ke tempat asalnya, yaitu di atas meja.
“Desainer itu belum memberikan kabar hingga sekarang, aku juga sudah berusaha menghubungi perusahaannya tapi tidak ada jawaban.” Hana menendang-nendang angin di bawah kakinya, bibirnya manyun.
Si ibu juga mulai berpikir. Mungkinkah mereka telah di tipu? Tidak tidak, pastinya sang Desainer sangat sibuk hingga belum sempat mengabari mereka lagi terkait kontrak yang telah di sepakati.
“Tenanglah sayang, mereka pasti akan menghubungi kita jika waktunya telah tiba, mama yakin itu.” Si ibu menenangkan sang anak dengan mengusap-usap kepalanya. “Bagaimana jika kita berbelanja saja supaya kau tidak suntuk?” Usul sang ibu.
Mata Hana berbinar. “Ayo Mama!” Hana langsung berdiri mengambil tas yang berada di dalam kamar dan bergegas kembali menghampiri sang ibu.
Percuma saja mereka menunggu, sampai kapan pun tidak akan ada yang menghubungi. Jadi teruslah berharap pada harapan kosong.
▨▩▧
Hari sudah sore ketika Jaemin dan Renjun kembali. Mereka berdua masuk kedalam rumah dengan wajah lelah yang amat ketara. Entah apa yang mereka berdua lakukan hingga sore begini di luar sana. Dua orang itu duduk di sofa, beristirahat sejenak sebelum kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
“Oh, kalian sudah kembali.” Haechan yang muncul dari arah dapur menghampiri Jaemin juga Renjun. Dia baru saja membuat jus jeruk. “Kemana saja kalian?” Tanya Haechan sambil meletakkan jus jeruk di atas meja, jus itu terlihat segar dan Jaemin langsung saja menyerobot jus milik Haechan, meminumnya hingga habis tak tersisa.
“Yak! Kenapa kau minum? Aku tidak membuat ini untuk mu!” Haechan kesal, dia saja belum minum barang seteguk jus jeruk buatannya dan dengan tak tahu dirinya Jaemin menghabiskan jus itu tanpa sisa.
“Aih.. sudahlah, kau bisa membuatnya lagi nanti, aku sangat haus.” Ucap Jaemin kelewat santai, seolah tak merasa bersalah sama sekali. Haechan memberengut.
Ketika dua orang itu sibuk lomba menatap. Renjun menoleh mendengar sebuah suara langkah kaki setelah decitan pintu tertutup. Seorang pria dengan stelan kemeja rapi di padukan dengan jas putih panjang tersenyum ke arahnya. Renjun mengenal orang itu, bahkan sebenarnya dia menunggu kedatangannya.
“Dokter Kim anda disini?” Renjun berdiri, membungkuk sedikit memberikan hormat pada sang Dokter yang usianya memang terbilang lebih tua di banding Renjun.
“Ya, aku baru saja memeriksa kondisi Jeno juga Mark.” Ucap sang Dokter menjelaskan maksud kedatangannya ke kediaman Jeno. Dokter Kim juga baru saja mengganti perban yang ada di tangan kanan Jeno menjadi lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Precious Wife ✔
Romance[REMAKE] [GS/NOREN] Huang Renjun, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya. Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melim...