◖Penangkapan◗  

5.3K 664 38
                                    

Senyum nampak mengembang di wajah cantik Yiyang karena pagi ini tiba-tiba Jeno menghubungi dan mengatakan ingin bertemu, tentu ia senang sekali mendengar hal ini dan langsung bersiap bahkan datang lebih awal ke tempat mereka janjian untuk bertemu. Yiyang mempersiapkan diri sebaik mungkin, ia tampil secantik mungkin hanya untuk bertemu dengan Jeno, ia yakin Jeno menyesal meninggalkannya semalam, makanya ia mengajak bertemu sekarang.

Yiyang semakin tersenyum lebar ketika melihat Jeno yang berjalan dengan gagah ke arahnya, ia melambaikan tangannya, memberikan tanda bahwa ia ada di sana, meskipun tak mendapatkan respon yang berarti dari Jeno. Yiyang tidak tahu jika tepat di belakang Jeno ada sosok lain yang ketika hampir dekat dengan meja Yiyang, sang pemeran utama keluar dari balik tubuh Jeno.

PLAK!

Satu tamparan keras berhasil mendarat di wajah mulus Yiyang bahkan sebelum Yiyang bisa menghindar. Jeno sempat terbelalak kaget ketika melihat Renjun menampar Yiyang dengan kuat. Ia tidak tahu bahwa hal ini akan terjadi, yang ia tahu, pagi ini tiba-tiba Renjun meminta untuk bertemu dengan Yiyang, entah apa yang ingin dibicarakan dan Jeno hanya bisa menuruti kemauan si gadis, karena tak mau membuat Renjun semakin marah dengannya, ia melihat wajah Renjun pagi ini yang masih nampak murung dan berbicara sedikit ketus dengannya.

Rupanya tidak hanya menampar wajah Yiyang, Renjun mengambil segelas air yang ada di atas meja kemudian menyiramnya tempat di depan wajah Yiyang hingga membuat sebagian tubuh Yiyang basah. Tatapan mata Renjun begitu tajam seolah mengintimidasi, sedangkan Yiyang mengeram marah tidak terima dengan apa yang Renjun lakukan pada dirinya.

“Yak! Kau! Apa yang kau lakukan?! Dasar wanita sialan!!” Marah Yiyang, bangkit dan menatap Renjun sengit.

Renjun menyeringai, “Aku wanita sialan? Bukankah seharusnya kata-kata itu untuk mu, Nona Xu?” Renjun melipat kedua tangan di dada, ekspresi wajah menunjukan bahwa ia sangat marah dan siap menerkam Yiyang kapan saja.

“Apa kau tidak punya malu, nona Xu?! Jelas-jelas kau sudah tahu bahwa Jeno sudah menikah! Dan kau masih saja menggodanya!! Dimana harga dirimu?!” Renjun menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, sudah saatnya membuat Yiyang sadar dan pergi jauh dari kehidupan rumah tangganya dengan Jeno. Ia tidak peduli jika kini menjadi pusat perhatian atau mendapatkan kritikan buruk akibat ulahnya ini, yang terpenting wanita seperti Yiyang mendapatkan pelajaran karena perbuatan menjijikkan nya.

“Kaulah yang merebut Jeno dari ku!! Kau yang menggodanya!!” Yiyang tak mau kalah, ia benar-benar dipermalukan oleh Renjun, percuma saja berpenampilan cantik jika akhirnya di guyur air.

“Aku tidak pernah menggoda Jeno, kami saling mencintai! Apa kau buta hingga tidak bisa melihatnya? Lagipula sejak awal Jeno tidak pernah menyukaimu! Kau yang terus mengejarnya!! Kau harusnya sadar diri!”

Jeno tidak pernah membayangkan bahwa Renjun akan berubah menjadi singa betina yang menyeramkan ketika marah, ia bahkan tidak bisa membedakan apakah ini akting atau memang dari hati Renjun yang terdalam, meskipun begitu Jeno menyukainya. Ia ingin melihatnya sampai selesai, siapa yang akan menang. Yiyang atau Renjun?

“Nona Xu, aku mohon berhentilah mengganggu rumah tangga kami, apa kau tidak bisa mencari pria lain selain suami ku?! Bahkan kau melakukan cara kotor agar bisa bersama dengan Jeno! Nona Xu tolong sadarlah, sampai kapanpun kau dan Jeno tidak akan pernah bisa bersama!”

“Selama ini aku diam, bukan berarti kau bisa melakukan apapun yang kau mau! Aku menghormatimu sama seperti Jeno yang menghormatimu karena kebaikan hati Ayah mu! Tolong jauhi suami ku! Dan jangan ganggu rumah tangga kami lagi, jangan membuat diri anda semakin terlihat memalukan dan rendah karena hal ini!”

Pada akhirnya Yiyang tidak bisa mengatakan apapun, ia hanya menatap Renjun sengit dengan tangan yang terkepal di bawah sana. Malu! Ia sangat malu di perlakukan seperti ini di depan umum oleh Renjun, selama ini tidak ada yang pernah mempermalukan dirinya selain Jeno dan sekarang Renjun juga telah mempermalukan dirinya, ia nampak seperti wanita perusak rumah tangga orang lain. Matanya memanas, menahan air mata yang sebentar lagi akan mengalir, semua orang memperhatikan mereka.

“Aku harap kau mengerti dengan apa yang aku ucapkan ini dan tidak ada kejadian menjijikan seperti kemarin! Aku juga berharap kau menjauhi suamiku karena bagaimanapun juga Jeno sudah menikah dengan ku dan kau tidak akan bisa bersama dengannya!” Renjun memperingatkan dengan suara penuh penekanan, ia tidak takut sedikitpun dengan tatapan tajam yang Yiyang berikan, ia sudah bertekad untuk mengusir Yiyang sejauh mungkin dari kehidupan rumah tangganya dengan Jeno. Meskipun sebenarnya ia tidak tahu alasan apa yang membuatnya melakukan hal ini, tapi yang jelas Renjun tidak mau lagi Yiyang berada di tengah-tengah hubungannya dengan Jeno.

Jeno melangkah mendekati Renjun, ia melingkarkan tangannya pada pinggang Renjun, menunjukkan pada Yiyang bahwa tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka berdua apapun yang terjadi, “Istriku benar Yiyang, tolong berhenti melakukan hal yang sia-sia, karena apapun yang kau lakukan kita tidak akan pernah bersama, jadi bangunlah dari mimpi mu dan jalani hidupmu dengan baik,” Tambah Jeno, sudah lelah berbicara dingin dan kasar pada Yiyang.

Yiyang merasa terpojok sekarang. Kenapa? Kenapa semua ini terjadi pada dirinya? Kenapa Jeno begitu jahat dan tidak mau memberikan sedikit saja ruang di hatinya untuk dirinya? Yiyang benar-benar telah kalah oleh Huang Renjun.

A Precious Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang