➷Bunuh Diri➷

7.6K 898 39
                                    

Sorry for typo..






Seorang dokter keluar dari sebuah ruangan yang di atasnya ada plang bertuliskan UGD, dia berjalan mendekati seorang pria yang berdiri, bersandar pada dinding rumah sakit sambil melipat tangannya di dada, wajahnya datar terkesan dingin dan menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya untuk pertama kali. Di sebelahnya juga ada seorang lelaki, namun wajahnya lebih bersahabat. Dokter itu membungkuk, memberikan hormat pada si pria dengan wajah dingin.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya si Pria tak ingin berbasa-basi

"Tidak ada luka serius, di rawat beberapa hari saja pasti sembuh". Jelas sang dokter.

"Bagus, rawat dia dengan baik dan beritahu aku jika dia sudah sadar"

"Baik Tuan"

Pria itu melangkah pergi meninggalkan ruangan tunggu rumah sakit, diikuti oleh pria lain di belakangnya.

Dua orang itu kini tengah dalam perjalanan menuju ke suatu tempat, walaupun hari sudah sangat larut malam tapi tak membuat mereka berdua beristirahat atau tidur seperti kebanyakan orang lainnya. Hujan pun sudah lama berhenti, hanya tinggal sisa-sisa airnya saja yang tertinggal.

"Yak, kenapa kau menolongnya? Kenapa tidak biarkan saja? Kita kan tidak ada urusan dengan gadis itu, bukan kita juga yang menabraknya". Ucap Pria yang kini mengemudikan mobil di depan.

Lelaki yang duduk di kursi belakang sambil memejamkan mata itu, perlahan membuka mata dan menatap pria lewat kaca spion depan. "Mengemudi saja yang benar jangan banyak bicara". Ucapnya seolah tak ingin menggubris ucapan si pria.

"Hei hei, aku serius, sepertinya gadis itu sengaja ingin bunuh diri, kenapa tidak biarkan saja dia mati seperti apa yang dia inginkan?"

"Lucas-ah, kau ini berisik sekali"

"Jeno, jangan bilang kau menyukai gadis itu makanya kau menolongnya"

"Lucas, jika kau bicara lagi, akan aku buat kau tidak bisa bicara untuk selamanya. Kau mengerti?"

Laki-laki yang di panggil Lucas itu langsung menutup mulut rapat-rapat, dia masih ingin bicara dan Jeno tidak pernah main-main dengan ucapannya, bisa-bisa dia bisu untuk selamanya jika bicara lagi.

Jeno, Pria dengan wajah dingin itu kembali memejamkan matanya. Sebentar lagi mereka akan sampai di tempat pertemuan.

✧༺♥༻✧

Pagi hari telah datang, sinar matahari cukup cerah pagi ini. Renjun, gadis itu perlahan membuka matanya bau obat yang menyengat adalah hal pertama yang menyapa indra penciuman ketika kesadaran telah berhasil di dapatkan. Dia mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan serba putih ini. Dalam hati bertanya-tanya dimana dia sekarang? Apakah di surga? Tapi kenapa tak ada siapapun?

Renjun menoleh ke samping, jendela besar dengan gorden berwarna putih terbang di tiup angin. Di luar sana mata hari sedang sangat cerah.

"Jadi aku masih hidup?" Batin Renjun.

Seorang perawat masuk kedalam ruangan Renjun, dia heboh ketika akhirnya Renjun sadar. Segeralah dia keluar dan mencari keberadaan dokter untuk memeriksa kondisi Renjun.

Entah apa yang Renjun pikirkan, tatapan matanya kosong juga wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun. Ia hanya lelah, lelah dengan hidupnya yang tak memiliki tujuan dan harapan.

Jeno baru saja kembali dari pertemuan, dia mengantuk dan ingin istirahat sebentar saja sebelum kembali beraktivitas. Namun rupanya tak semudah yang ia bayangkan. Ruangannya di buka dengan kasar oleh Lucas, hal itu berhasil membuat Jeno ter lonjak kaget.

A Precious Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang