♡I'm Yours♡

9.2K 685 50
                                    

[A Precious Wife]
.
.
.
Vote dulu..
.
.
.
.
.

Yang merasa adek2 gemes, skip aja ya
👉👈

________________________

Di dalam ruang kerjanya, Jeno duduk dengan menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi, tatapan matanya tampak serius menatap satu persatu orang yang juga ada di dalam ruang kerjanya. Keheningan menginvasi. Selepas berpesta bukan istirahat ia malah meminta ketiga orang itu untuk berdiskusi, entah topik apa yang sedang di bicarakan hingga membuat suasana mendadak hening dan serius, bahkan Lucas tampak memasang ekspresi wajah terkejut.

“Kau serius dengan apa yang baru saja kau bicarakan, Jeno?” Setelah cukup lama dalam keheningan, akhirnya Lucas membuka suara, seolah tidak percaya dengan keputusan yang baru saja Jeno buat.

“Apa kau sudah memikirkannya dengan baik?” Lucas mencoba mencari kepastian dari perkataan Jeno sebelumnya.

Jeno mendengus pelan, ia menyatukan kedua tangan sebelum menjawab pertanyaan Lucas, “Aku sudah memikirkannya dengan baik, Luke.. aku akan berhenti dari pekerjaan berbahaya ini, karena sekarang ada seseorang yang harus aku lindungi, begitu juga dengan kalian,” Jeno menatap satu persatu dari ketiganya secara bergantian. Ia sudah memikirkan hal ini dengan banyak pertimbangan, serta kemungkinan resiko yang akan terjadi di kemudian hari. Jeno tidak ingin Renjun atau siapa pun tersakiti, sebisa mungkin ia ingin melindungi ‘keluarganya’.

“Jika kau ingin seperti itu, maka baiklah aku setuju saja,” Mark langsung setuju tanpa banyak bertanya, lagi pula meskipun Jeno sudah tidak mau melakukan pekerjaan itu ia masih bisa bekerja yang lain, toh mungkin memang ini sudah waktunya ia keluar dari dunia hitam itu dan mencari warna yang lain untuk masa depan yang lebih baik.

“Aku juga setuju..” Jaemin juga berpikir sama seperti Mark, sudah saatnya ia melakukan apa yang ingin ia lakukan dan bukan pekerjaan yang kapan saja bisa menyeretnya ke dalam balik jeruji besi lebih buruk lagi nyawanya yang melayang.

Lucas menghela napas, tiga lawan satu yang artinya ia mau tidak mau harus setuju dengan Jeno, “Lalu bagaimana dengan anak buah mu? Bagaimana dengan konsumen kita? Mereka pasti akan meminta ganti rugi yang sangat besar, Jeno,” Lucas bukan tidak ingin berhenti bekerja dalam bidang ini, hanya saja ia takut jika keadaan akan semakin memburuk ketika Jeno memutuskan untuk berhenti.

Namun, bukan Jeno namanya jika mengambil keputusan tanpa dasar dan pertimbangan yang matang, “Kau tidak perlu khawatir, Luke. Aku akan tetap memberikan mereka tunjangan hidup bahkan jika mereka mau, mereka bisa bekerja di pabrik yang ada di Tongyeong,” Benar bukan, Jeno pasti bisa mengatasi semuanya. “Dan kalian, kau akan tetap bekerja sebagai asisten ku di kantor, Mark dan Jaemin boleh lakukan pekerjaan apa pun yang kalian inginkan sebisa mungkin aku akan bantu,”

Pada akhirnya keputusan Jeno sudah bulat dan tidak ada yang bisa menyangkalnya lagi, ia ingin hidup tenang dan bahagia bersama orang-orang yang ia cintai, itulah alasan Jeno mengambil keputusan ini, “Atur pertemuan dengan anak buah ku, lakukan dengan cepat.. kau mengerti, Mark?”

“Tenang saja, akan aku lakukan dengan segera,”

“Oke, karena kita semua sudah sepakat dan hari juga sudah larut malam.. sebaiknya kita istirahat sekarang,” Jeno bangkit dari duduknya begitu juga dengan Mark dan Jaemin yang tadi duduk di sofa, hanya Lucas saja yang berdiri.

Jeno keluar dari ruangannya di susul oleh ketiga orang itu, ia berjalan langsung menuju kamarnya.

“Oi, Jaemin..” Panggil Mark ketika Jaemin hendak masuk ke dalam kamar, Jaemin berhenti dan menoleh pada Mark dengan pandangan mata bertanya. “Besok kau sibuk?” Dahi Jaemin membuat lipatan-lipatan kecil, pertanda ia tengah mencoba memahami ucapan Mark.

A Precious Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang