◖Terlambat?◗  

5.9K 692 28
                                    

Vote dulu yuk...

.
.
.
.

Renjun menatap sengit Haechan yang duduk di seberangnya, ia masih kesal dengan hadiah yang Haechan berikan. Karena hadiah sialan itu, semalaman penuh Jeno menggodanya bahkan pagi ini ketika mereka bangun tidur Jeno masih saja mengungkit tentang lingerie itu. Membuat wajah Renjun memerah karena malu.

Haechan pura-pura tidak sadar jika Renjun memperhatikan, ia asik memasukan sandwich kedalam mulutnya dengan ekspresi wajah polos seolah tidak melakukan kesalahan apapun. Ia senang sekali bisa memberikan hadiah seperti itu pada Renjun, dia memberikan hadiah itu dengan harapan Renjun dan Jeno bisa segera memberikan ponakan yang lucu dan menggemaskan. Bukankah niatnya sangat baik? Oh sudah pasti.

“Renjun kau akan pergi kekantor ayahmu bukan, hari ini?” Suara Jeno memecah keheningan di meja makan. Renjun langsung menoleh pada Jeno.

“Oh, iya.. dewan direksi sudah menunjuk CEO sementara untuk perusahaan, aku ingin melihat dulu sebelum menyetujui rekomendasi dewan direksi,”

“CEO sementara? Kenapa tidak kau saja yang menjadi CEO? Wah~ jika itu terjadi, kalian adalah pasangan yang menakjubkan!” Celetuk Lucas sambil menatap Renjun dan Jeno bergantian. Ia membayangkan betapa dua orang ini akan menjadi trending topik di seluruh pemberitaan. Dan tentu perusahaan keduanya akan semakin maju pesat mengalahkan perusahaan yang lain jika bekerja sama.

“Aku sudah memintanya untuk menjadi CEO juga, tapi dia menolak.” Jawab Jeno, setelah pamannya di tangkap beberapa waktu yang lalu, Jeno sudah mencoba meminta Renjun untuk menjadi CEO tapi Renjun menolak dengan alasan masih butuh banyak belajar dan mengurus sebuah perusahaan bukanlah keinginannya, ia pun mencoba memahami keinginan Renjun.

“Kenapa? Bukankah akan bagus jika kau sendiri yang menjadi CEO?” Lucas kadang tidak mengerti dengan pemikiran wanita, kenapa mereka selalu suka dengan hal-hal yang rumit.

“Memang, tapi aku masih belum tertarik lagi pula kemampuan ku masih sangat lemah untuk mengurus sebuah perusahaan,” Lucas hanya manggut-manggut, mencoba memahami ucapan Renjun, kemudian ia kembali memasukan makanan kedalam mulutnya.

“Aku akan mengantarmu,” Ucap Jeno ketika telah selesai memakan sarapannya. Dia masih punya sedikit waktu untuk mengantar Renjun ke kantor ayahnya sebelum meeting.

“Tidak perlu, biar Mingyu saja yang mengantarku..” Renjun sudah merepotkan Jeno kemarin dengan memintanya menemani ke pemakaman padahal dia tahu bahwa Jeno bukan orang yang longgar, pekerjaan di kantornya menanti. Jadi lebih baik ia pergi bersama dengan Mingyu saja. Kim Mingyu adalah anak buah Jeno yang beberapa waktu lalu juga mengantar Renjun ke perusahaan Ayahnya saat penangkapan sang paman.

Meskipun Mingyu berwajah dingin dan terkesan menakutkan serta tak banyak bicara, tapi Renjun tahu bahwa pria itu cukup baik dan bisa di andalkan, jadi tidak masalah untuk percaya dengannya. Dia juga orang kepercayaan Jeno.

“Kau yakin?” Renjun menganggukkan kepalanya sebagai jawab, “Baiklah kalau begitu, jika ada apa-apa langsung hubungi aku, kau mengerti?” Lagi Renjun mengangguk, belakangan Jeno semakin perhatian dan terlalu khawatir, entahlah mungkin itu hanya perasaan Renjun saja.

Jeno dan Lucas pergi meninggalkan rumah setelah selesai sarapan, dan sekarang hanya tinggal Haechan dan juga Renjun saja. Renjun langsung menarik telinga Haechan membuat gadis mungil itu mengaduh kesakitan.

“Aw, aw... sakit Renjun, sakit..” Eluhnya dan memukul-mukul tangan Renjun agar melepaskan tangan yang menarik telinganya.

“Bagus ya? Sepertinya kau itu senang sekali menjahili ku!” Renjun melepaskan tangannya, kemudian berkacak pinggang, matanya menatap Renjun dengan tatapan yang errr... menakutkan. Jika ini di film anime, mungkin mata Renjun akan memiliki efek seperti ada apinya. Haechan tersenyum lebar, memperlihatkan giginya.

A Precious Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang