✥Jaemin dan Luka✥

6K 789 34
                                    

✥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Saat tengah malam Renjun terbangun, tenggorokannya terasa kering. Air yang ia siapkan di dalam kamar telah habis rupanya jadi terpaksa ia bangun untuk mengambil air di dapur. Renjun berjalan dengan setengah sadar, matanya masih mengantuk tapi dia juga haus.

Saat langkah kakinya berada di anak tangga terakhir, sayup-sayup Renjun mendengar suara Isak tangis. Dia tak ingin berpikir bahwa suara ini adalah hantu, tapi semakin ia mendengarnya semakin dia merasa takut. Karena kondisi rumah yang gelap, jadi Renjun tidak bisa melihat dengan jelas. Renjun berjalan dengan hati-hati mencari saklar lampu guna menyalakan lampu di ruang tamu. Lampu utama akhirnya menyala, Renjun berjalan pelan pelan-pelan mencari tahu dimana asal suara Isak tangis itu.

"Jaemin?" Renjun memastikan bahwa yang ia lihat bukanlah hantu wanita yang sedang menangis, namun Jaemin yang duduk sendirian di bawah sofa ruang tamu dengan mata yang berair. Gadis tangguh ini tengah menangis seorang diri di tengah malam. Kira-kira apa yang membuatnya tampak sebegitu menyedihkan malam ini? Itu yang Renjun tengah pikirkan.

Mendengar namanya di panggil, Jaemin praktis menoleh dan dengan cepat mengusap air mata di wajahnya. Renjun yang tadinya berniat untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering, sekarang dahaga itu menguap entah kemana.

"Renjun, maaf apa aku membangunkan mu?" Jaemin hendak berdiri tapi ia urungkan karena tiba-tiba Renjun ikut duduk di sampingnya. Renjun menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku tidak bangun karena mendengar suara tangisanmu, tadinya aku mau ke dapur tapi malah mendengar suara orang menangis, kau tahu? Kupikir itu tadi hantu." Jelas Renjun masih sedikit ngeri jika dugaannya tadi benar. "Ada apa Jaem? Kenapa kau menangis? Ini terlihat seperti buka  dirimu saja." Lanjut Renjun yang tidak percaya bahwa orang yang ia anggap sangat tangguh dan penuh semangat seperti Jaemin juga mampu menangis layaknya wanita yang putus cinta.

"Memang bagaimana kau melihatku?"

"Hem... Menurutku kau bukan orang yang lemah dan juga rasanya aku ingin seperti dirimu. Kuat, suka bilang suka benci bilang benci dan satu lagi tak ada yang bisa mengalahkan mu." Renjun berkata jujur, itu adalah kesan pertama yang ia lihat ketika bertemu dengan Jaemin dan jika boleh jujur, andai saja Renjun bertemu lebih awal dengan Jaemin mungkin takdir hidupnya akan sedikit berbeda. Jaemin adalah sosok sahabat yang mungkin tak akan pernah meninggalkan mu bagaimanapun keadaannya.

Jaemin terkekeh pelan. Ia sudah biasa mendengar kalimat itu dari orang lain dan Renjun bukan yang pertama. "Tidak ada yang sempurna Renjun, bahkan sesuatu yang terlihat sempurna pasti memiliki satu titik kekurangan dalam hidupnya. Begitu juga dengan ku dan dirimu." Jaemin benar, Renjun sampai lupa tentang fakta itu bahwa di setiap kehidupan tidak ada yang namanya kesempurnaan tanpa kekurangan.

"Lalu kenapa kau menangis? Apa ada masalah? Tapi jika kau tidak mau cerita juga tidak apa-apa." Renjun mafhum, hubungan mereka belum begitu dekat hingga harus membagi masalah satu sama lain.

A Precious Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang