Maaf kalau ada typo
Jangan lupa vote and komen.
.
.Ibarat virus yang menyebar begitu cepat, begitu juga berita tentang Jeno yang menyelamatkan Siyeon di kantornya kini menjadi buah bibir banyak orang, berbagai macam asumsi mulai bermunculan terlebih orang-orang mulai penasaran dengan sosok yang Jeno —sang pemilik perusahaan besar di Seoul— selamatkan, juga apa hubungan keduanya hingga Jeno rela mengeluarkan begitu banyak uang untuk sang gadis. Tak mengherankan bila berita ini langsung menyebar, sebab kita tahu bahwa selama ini kehidupan Jeno pun sering di sorot oleh banyak mata dan ia selalu menunjukan image yang baik. Itulah kenapa saat berita pernikahannya dulu dengan Renjun menjadi trending nomor satu di semua situs online dan berita Televisi.
Renjun dalam perjalanan pulang dari kantor, ia belum melihat ponselnya yang artinya Renjun belum melihat berita tentang Jeno dan Siyeon, sebab Renjun memang tidak terlalu suka berselancar di media sosial, ia hanya akan memakai benda persegi itu bila di butuhkan. Namun, berbeda dengan Jaemin dan Haechan yang kompak berteriak histeris ketika pertama kali menemukan berita tentang Jeno, sontak umpatan demi umpatan keluar dari mulut keduanya bahkan mereka terus mengirim pesan dan menelpon Mark dan Lucas untuk meminta klarifikasi tentang kejadian hari ini.
“Ah sial!” Umpat Jaemin karena Mark tak kunjung mengangkat teleponnya, ingin rasanya ia membanting telepon itu karena kesal. “Apakah Lucas mengangkat telepon mu?” Tanya Jaemin pada Haechan yang duduk di sofa sebelahnya. Haechan menggeleng kecil, wajahnya berubah khawatir.
“Kita saja begitu histeris dan kesal, bagaimana dengan Renjun? Apakah dia sudah tahu berita ini? Ahh... kenapa juga Jeno menolong wanita lain saat ia sudah menikah sih? Sial!” Haechan menghentak-hentak kaki, merasa frustasi.
Jaemin juga khawatir, padahal ia ingin mengatakan sesuatu pada Renjun tapi ia pikir-pikir lagi waktunya tidak tepat. Ketika dua orang itu sibuk berpikir, sebuah suara memecahkan lamunan keduanya, “Aku pulang!” Seru Renjun yang baru sampai rumah.
Jaemin dan Haechan buru-buru beranjak dari duduknya, berlari kecil menghampiri Renjun yang baru saja menutup pintu.
“Oh, Renjun, kau sudah pulang, selamat datang..” Ucap Jaemin sembari tersenyum lebar.
“Hem... Younghoon tiba-tiba ada meeting dengan klien dan memintaku untuk pulang lebih dulu karena tidak ada pekerjaan yang harus ku lakukan.” Renjun masih di depan pintu, melepas sepatu dan meletakkannya di rak khusus sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah.
“Oh begitu... apakah harimu menyenangkan?”
Renjun mengernyit, tak biasanya Jaemin bertanya tentang kegiatan selama keluar rumah, malahan Haechan yang biasanya bertanya ini dan itu tampak murung sembari mata menatap Renjun khawatir. “Baik... menyenangkan, tumben kau tanya?” Renjun melangkah masuk kedalam, Jaemin dan Haechan mengikuti, lewat tatapan mata keduanya memberikan kode bahwa sepertinya Renjun belum melihat berita itu.
Renjun menyempatkan diri duduk di sofa, bersantai sebentar sebelum mandi dan berganti baju, ketika ia ingin menyalakan televisi buru-buru Jaemin merebut remot yang ada di tangan Renjun. “Eh? Kenapa di ambil, aku mau menonton TV...” Tanya Renjun, entah kenapa ia merasa aneh dengan gerak-gerik dua manusia ini.
“Ee... TV sedang dalam proses perbaikan, saat kalian pergi Haechan menonton TV hingga larut malam sampai lupa mematikannya dan sekarang rusak, bukan begitu Haechan?” Haechan mengangguk cepat.
“Benarkah? Tapi tadi pagi aku seperti melihat Lucas menonton TV bersama Mark.”
“Mungkin kau hanya berhalusinasi, tidak ada yang menonton TV, sudahlah sebaiknya kau mandi dan ganti baju, kemudian memasak untuk makan malam, aku dan Haechan lapar,” Jaemin menarik Renjun membawanya masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.
Renjun benar-benar tidak mengerti dengan sikap Jaemin yang seperti sedang menyembunyikan sesuatu, sudahlah dipikirkan tidak akan ada habisnya, Renjun melangkah menuju lemari guna mengambil baju ganti dan masuk ke dalam kamar mandi.
Di luar sana Jaemin dan Haechan bernapas lega, setidaknya mereka berhasil menahan Renjun untuk melihat berita tentang Jeno. Sekarang waktunya menghubungi Mark dan Lucas lagi, entah kemana dua manusia itu kenapa sulit sekali di hubungi, Jeno pun juga sama saja.
Selesai membersihkan diri, Renjun baru ingat jika ia harus mengirim email pada Younghoon, sang gadis tampak menatap sekeliling mencari telpon genggamnya.
“Dimana ponsel ku?” Tanya Renjun pada diri sendiri, kemudian ia ingat jika meninggalkan telponnya di dalam tas dan tasnya masih di ruang tengah, langsung saja Renjun keluar dari kamar menuju ruang tengah.
“Sepi sekali, kemana perginya Jaemin dan Haechan?” Renjun menggendikan bahu, ia melihat tasnya, tangannya terulur untuk mengambil tasnya dan tangan yang satunya masuk kedalam untuk mengambil ponselnya. “Ah, ini dia..” Ucap Renjun setelah menemukan benda persegi itu.
Tangan Renjun mulai menari-nari di tas layar benda persegi itu, ia mencari file yang akan di kirim, setelah berhasil menemukannya langsung saja Renjun mengirim file itu pada Younghoon. Saat hendak kembali ke menu awal, ia melihat begitu banyak notifikasi yang berjejer di bar statusnya, Renjun menggeser kebawah layar itu dan melihat satu persatu notifikasi tersebut, sampai matanya menangkap sebuah notifikasi berita tentang Jeno, entah mendapat dorongan dari mana Renjun membuka berita itu dan mulai membaca isinya dengan seksama.
“Ini.... Siyeon?” Renjun seketika membeku di tempatnya, ada sesuatu yang menyesakkan di bagian dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Precious Wife ✔
Romance[REMAKE] [GS/NOREN] Huang Renjun, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya. Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melim...