/JENO/
Aku tidak tahu apa yang terjadi, Renjun terlihat baik-baik saja ketika tadi memberikan bunga yang ia buat untuk ayah bahkan ia tertawa lebar karena ayah memujinya begitu juga dengan ibu. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba ia menjadi dingin begini, ia sama sekali tak mempedulikan diriku dan asik membolak-balikkan majalah fashion sembari tengkurap di atas ranjang.
Apa dia marah karena aku tadi mengobrol dengan Siyeon? Tapi, sepertinya aku tidak melakukan hal yang salah lantas kenapa dia marah? Kadang aku tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita, mood mereka bisa berubah-ubah dan kadang suka marah tidak jelas, lalu kemudian kembali membaik. Membingungkan. Sebaiknya aku bicara padanya, jika tidak ia akan terus mendiami ku hingga esok hari.
Aku berjalan mendekat, kemudian duduk di pinggir ranjang, Renjun sama sekali tak bergerak hanya melirik ku sekilas lewat ekor matanya.
"Kau kenapa, hem?"
"Kenapa apanya, aku baik-baik saja.." Jawabnya sedikit ketus, sudah bisa di pastikan jika istriku yang cantik ini sedang merajuk.
"Kau marah padaku?"
"Siapa? Aku tidak."
Aku menarik majalah yang sedang ia baca, ku sembunyikan dibalik tubuh, ia pun bangkit kemudian duduk dan menatapku dengan kesal.
"Kembalikan! Aku masih mau membacanya,"
"Jawab dulu, kenapa kau tiba-tiba marah? Kenapa sejak kembali dari makan malam kau bersikap tidak peduli pada ku? Aku ada salah? Heum? Katakan.."
Ia tampak enggan menjawab pertanyaan ku, lihatlah tatapannya seolah siap melahap ku kapan saja. Renjun jarang sekali marah dan hari ini aku kembali melihatnya marah setelah hari itu, pasti ada sesuatu.
"Kau ini pura-pura tidak tahu atau memang benar-benar bodoh?" ucapnya ketus sembari melipat tangan di dada, sedangkan matanya masih menatapku dengan sengit.
"Yak! Kau mengatai ku bodoh?" Ini adalah pertama kalinya Renjun mengatakan aku bodoh, astaga sebenarnya dimana letak kesalahan ku dan ada apa dengannya?
"Iya? Kenapa? Kau tidak suka?"
Aku mengalah, akan panjang urusannya bila tidak ada yang mau mengalah, "Baiklah, aku tidak tahu kenapa kau marah, jadi katakan apa salahku supaya aku bisa memperbaikinya,"
"Pikirkan saja sendiri.."
Renjun beringsut, berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, aku pun mengikuti langkahnya dan masih mencoba meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya menjadi alasan ia merajuk saat ini. Renjun berhenti tepat di depan pintu kamar mandi, ia menolehkan kepalanya guna menatapku.
"Aku bilang pikirkan sendiri, jangan bicara padaku sebelum kau mengerti dimana letak kesalahanmu,"
Blam!
Suara pintu kamar mandi yang di tutup kasar oleh Renjun, aku menghela napas panjang. Jika tebakan ku benar Renjun marah karena aku berbicara dengan Siyeon sore tadi, tapi seingat ku, aku tidak mengatakan sesuatu yang salah dan bisa membuatnya salah paham, lalu kenapa dia semarah ini? Astaga aku bisa pusing jika memikirkannya.
Sebaiknya aku pikirkan cara lain untuk meminta maaf, ya aku harus merayunya dengan baik juga membiarkan sesuatu agar Renjun tidak marah lagi..
.
.
/AUTHOR/
Renjun menatap pantulan dirinya di depan cermin, "Sungguh kekanak-kanakan, ada apa denganku?" Ucapnya seolah menyesal bersikap seperti tadi pada Jeno, tapi jujur dia di dalam hati masih kesal karena kejadian sore tadi belum lagi sekarang ia sedang datang bulan, Jadi makin tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Precious Wife ✔
Romance[REMAKE] [GS/NOREN] Huang Renjun, gadis bernasib malang karena takdir yang begitu kejam seolah tidak adil pada dirinya. Ayahnya yang ia sayangi baru saja meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini, kemudian rumah yang ia punya serta harta melim...