22 : Gone

2.1K 316 20
                                    

"Halo?"

Orang tersebut tidak menjawab.

"Halo? Maaf, siapa ini?"

"Ah ya, halo. Apa anda yang bernama Jake Shim?"

Jake tertegun dan menelan ludahnya kasar sejenak. Ini bukan suara ibunya dan suara orang ini sedikit panik, apa yang terjadi.

"Y-Ya... Ini aku sendiri"

"Apa terjadi sesuatu?'

"Terjadi kecelakaan beruntun di lampu lalu lintas ibu kota dan memakan beberapa korban jiwa"

Jake kembali menelan ludahnya kasar. "A-Apa itu benar?"

"Ya itu benar, salah satu korbannya adalah wanita yang kami duga adalah ibu anda. Nomor terakhir yang sempat beliau hubungi adalah anda, maka dari itu, kami memberitahukan hal ini kepada anda"

Buket bunga yang ia genggam, begitu pula dengan beberapa pakaian yang masih ia hawa jatuh seketika di lantai kamarnya.

"I-Itu... Tidak benar kan?"

"I-Ibuku selamat, b-bukan?"

Dengan helaan napas yang keluar dari mulut orang tersebut. "Dengan berat hati, kami memohon maaf.. ibu anda tidak selama"

Mata Jake memanas seketika dan isakan keluar dari mulutnya begitu saja.

"Kami mohon yang sebesar-besarnya atas kehilangan anda, upacara kremasi akan kami lakukan sebentar lagi agar para keluarga tidak mengalami kesedihan yang terlalu larut"

Jake semakin terisak, dirinya terasa hilang arah. Ponsel yang jatuh ia biarkan begitu saja. Dengan perlahan dirinya menyandarkan dirinya ke dinding terdekat dengan semakin terisak.

Sesak, dan kosong. Hal yang Jake rasakan saat ini ketika dirinya mendapat kabar seperti ini.

Jake baru saja kehilangan ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki hingga sekarang.

Jake melesat dengan kecepatan tinggi, air matanya masih belum mengering sejak tadi. Sebagian perasaannya masih carut-marut, dari kejauhan dirinya bisa merasakan Sunghoon yang sedang mengejarnya.

Ia semakin mempercepat lajunya menuju tempat upacara kremasi untuk melihat ibunya yang terakhir kali sebelum dilenyapkan.

Rasanya, Jake ingin sekali mengulang hari-hari yang sudah terlewati bersama ibunya jika sudah seperti ini.

Mengulang semua kebersamaan mereka berdua yang selalu tertoreh dalam hatinya, jika Jake bisa mengulang waktu, ia hanya ingin memeluk ibunya erat-erat meski hanya untuk terakhir kalinya.

Jake segera berlari normal ke kerumunan orang yang sudah berkumpul dalam berkabung. Tanpa peduli, apa orang bilang terhadap penampilannya atau wujud vampirnya saat ini.

Ia melihat sosok pucat terbaring di peti, air matanya kembali tumpah ruah saat ia mulai untuk menggenggam kedua tangan ibunya dalam pembaringan tersebut.

A Flor de Flor | Sungjake Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang