1 : Academy

8.1K 670 82
                                    

Jake berdiri menghadap ke arah Jendela kamar miliknya menatap hujan yang rintik-rintik bersahutan.

Terukir sebuah senyuman manis dari bibirnya, memang dari dulu hujan adalah favoritnya lantunan rintik-rintik yang menjadi lagu baginya membuat perasaannya damai.

Suara pintu kamarnya berbunyi menandakan ada orang yang masuk melalui kamarnya.

"Ibu?" tanya Jake membelakangi orang itu.

"Ya ini Ibu, apa boleh masuk?"

"Masuk saja"

Kemudian Jake memutar balikkan badannya menghadap ke arah ibunya itu.

"Kau yakin ingin masuk akademi? Bukan sekolah pada umumnya?"

"Aku yakin ibu, semua yang aku pilih adalah keyakinan diriku dalam lubuk hati yang paling dalam"

"Tapi ibu takut Jake" ibu mengatakan dengan cemas yang kemudia menggenggam tangan Jake dengan erat.

"Kenapa?"

"Ibu takut jika kau masuk akademi karena di akademi tidak hanya ada manusia melainkan ada vampire juga"

Jake tersenyum "Lalu kenapa ibu? Aku yakin aku bisa menjaga diri"

"Lagipula juga sudah lama Vampire dan Manusia hidup berdampingan seperti ini, jadi ibu tidak perlu khawatir" Jake pun memeluk ibunya itu dengan erat sedangkan ibunya sudah menitihkan air mata sedikit demi sedikit.

"Ya sudah jika itu pilihanmu nak"

"Terima kasih ibu"

"Apa kau yakin dengan pilihanmu Jake?" Ibu Jake bertanya kembali tentang pilihan Jake sembari menatapnya dengan sedikit cemas dari kaca spion Mobil

"Ibu sudah bertanya berapa kali kepadaku?"

"Ibu hanya khawatir dengan keputusanmu Jake"

"Ibu tidak lihat?" Jake melambai lambaikan surat penerimaannya menuju akademi.

"Ini sudah jalanku bu, ibu tidak perlu cemas" ucap Jake yang berusaha menenangkan suasana hati ibunya agar tidak kembali khawatir terhadapnya.

"Aku memang ingin menuju akademi di kota ini karena aku tidak ditakdirkan hidup di kota kelahiran ku"

Ibu Jake menghela nafas panjang dan mengatakan. "Maafkan ibu nak, seandainya waktu itu ibu tidak egois kita tidak akan seperti ini"

"Mengapa ibu meminta maaf? Tidak perlu. Ibu tidak salah lagipula aku juga tidak pernah marah terhadap ibu, bagaimana pun juga ibu tetaplah ibuku. Aku berterima kasih kepadamu karena sudah melahirkan ku dan membesarkan ku"

Jake kembali menatap jalanan yang tampak asing untuknya dari kaca mobil dan sedikit meraba-raba. Lalu ia kembali menatap surat berwarna putih halus itu dengan menghela nafas pelan dengan perasaan sedikit gelisah tapi di lain hal Jake juga harus tenang dengan pilihannya itu.

"Kita sudah sampai" ucap Ibu Jake yang memberhentikan mobilnya di depan akademi yang begitu besar dan megah itu.

Jake membuka pintu mobil dan kemudian keluar memandangi bangunan akademi yang begitu megah dan mewah layaknya istana. Sedangkan ibunya membantu mengeluarkan barang-barang miliknya termasuk koper yang berisi pakaian ganti.

A Flor de Flor | Sungjake Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang