25 : Will You?

2.1K 323 16
                                    

Jake berguling-guling di ranjang hingga tengah malam untuk mencari posisi tidur yang nyaman tetapi matanya sulit sekali untuk tertutup.

Ia merasa dirinya menjadi bodoh seketika saat dirinya sadar bahwa vampir memanglah sangat sulit untuk tidur di malam hari.

Jake meninju tempat tidurnya dengan kesal, mengacak-acak rambutnya. Selain tidak bisa tidur, pikiran mengenai ujian finalnya yang diadakan sebentar lagi terus menghantui benaknya.

Ia sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hari esok, ditambah sekarang dirinya bukanlah mahluk yang bisa leluasa berdiri di bawah sinar matahari.

Kedua telinganya berdengung ketika Jake mendengar suara langkah kaki yang mendekat, siapa lagi kalau bukan Sunghoon,  pikirnya. Entah apa yang dipikirkan oleh Jake, ia langsung menarik selimut dan pura-pura tertidur.

Benar saja, Sunghoon membuka pintu kamarnya sementara dirinya sudah pura-pura tidur dan menutup matanya. Telinga Jake masih mendengar suara langkah kaki Sunghoon yang semakin mendekat.

Sunghoon membenarkan selimut milik Jake lalu kemudian terduduk di samping Jake yang kini sedang berpura-pura tidur.

Sunghoon membelai surai pendek Jake dengan lembut kemudian tersenyum sambil menatap jari manis Jake yang sudah dihiasi oleh cincin identitas.

"Aku senang kau memakainya" Gumam Sunghoon yang masih senantiasa membelai rambut milik Jake.

Sunghoon terdiam sebentar sembari menggenggam tangan Jake. "Aku sudah mencintaimu dan aku ingin sekali menjadikanmu milikku, tapi aku tau kau belum siap dengan itu semua"

Sunghoon tertawa lirih. "Tapi jika kau memang berkenan, aku ingin sekali menikahimu, apa kau mau?"

Kedua netra Jake masih terpejam, namun kedua rungunya terlanjur mendengar ucapan Sunghoon barusan. Dirinya bahkan bisa merasakan tangan Sunghoon yang masih senantiasa membelai rambutnya dengan lembut.

"Maafkan aku, aku hanya berani mengatakannya saat kau sedang tidur. Aku tidak yakin aku bisa mengutarakan ini saat dirimu dalam keadaan sadar."

"Karena aku tau kau akan marah kepadaku jika kau mendengar hal ini secara langsung" Lanjut Sunghoon lalu mencium kening Jake dengan lembut. "Berjuanglah di ujian finalmu minggu depan, Jake" Bisik Sunghoon selepas mengecup kening Jake.

Jake membuka matanya perlahan ketika Sunghoon telah menghilang dari balik pintu, meninggalkan Jake yang kembali dilanda gelisah karena ucapan Sunghoon barusan.

"Kau terlalu baik kepadaku, Sunghoon. Apa tidak masalah jika hubungan kita lebih dari ini?" Gumam Jake resah.

One weeks later..

Jake melesat menuju akademi sementara Sunghoon mengikutinya dari belakang. Kedua matanya menajam dan melihat butiran embun mengambang di udara yang membentuk sebuah kabut yang dingin.

Ia menerobos ribuan butir embun tersebut dengan kecemasan yang masih melanda dirinya. Ada banyak hal yang ia pikirkan saat ini, namun di antara itu semua adalah ujian final yang akan ia hadapi dan juga ucapan Sunghoon kala itu.

'Jika kau memang berkenan, aku ingin sekali menikahimu, apa kau mau?'

Sial!

Kata-kata itu masih terngiang di pikiran Jake, mengusiknya seperti parasit yang menambah kegelisahannya. Jika suatu saat Sunghoon benar-benar mengatakan hal tersebut secara langsung. Jawaban apa yang harus dirinya berikan kepadanya?

A Flor de Flor | Sungjake Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang