Hari Minggu yang cerah ini Leona habiskan untuk joging. Hanya menggunakan training hitam dan kaos oblong berwarna putih membuat nya terlihat imut, ditambah lagi bandana pita yang selalu dia gunakan ketika berolahraga.
"Tumben jam segini udah bangun? " Tanya Zelil melirik jam dinding menunjukan pukul setengah enam kurang. Leona yang sedang meminum air putih langsung menjawab.
"Emang kenapa kalo aku bangun pagi Bun?" Tanya Leona menopang dagu nya.
"Tumben aja, biasanya bangun siang kalo hari libur." Sahut Zelil kembali pada rutinitas nya yaitu memasak sarapan.
"Kan Ona mau joging Bun, makanya bangun pagi." Ujar Leona bangga.
"Joging? Sama Gino gih." Sahut Bara kebetulan lewat didepan dapur. Mendengar pembicaraan istri dan anak nya, Bara berencana menyuruh Leona agar Gino bangun pagi.
"Tapi kan dia masih tidur." Ujar Leona diangguki Bara.
"Bangunin dong Na, Gino tuh kalo disuruh olahraga pasti males. Jadi tolong yah kamu bujuk dia." Pinta Bara mengelus rambut Leona membuat Leona tidak enak jika menolak permintaan nya.
"Iya Pah." Setelah mengatakan itu Leona berjalan kembali kearah kamarnya yang berdempetan dengan kamar Gino.
Ketika sudah sampai didepan pintu, Leona membuka nya pelan dan ternyata tidak dikunci sama sekali dari dalam. Disana terpampang lah sosok Gino yang sedang tidur dengan badan bagian atasnya telanjang apalagi Gino hanya menggunakan katok pendek.
"Astaghfirullah mata gue udah nggak suci!" Ceplos Leona menutupi wajahnya pake telapak tangan.
Tapi kalau dipikir-pikir percuma saja Leona menutupi wajahnya kalau mata nya sudah melihat pemandangan yang sangat menguntungkan bagi cewek. Perut Gino yang sedikit kotak dengan otot yang betonjolan membuat cewek manapun tergoda.
"No, bangun ayo! " Ujar Leona mengguncang lengan Gino dengan kuat membuat Gino menggeliat dalam tidurnya.
"Weh bangun!" Kata Leona lagi menepuk pipi Gino sangat keras, dan itu berhasil membangunkan Gino.
"Aduhhh sakit!!" Teriak Gino langsung duduk sembari memegang pipi kanan nya yang nyeri.
"Makanya bangun dong, udah ayo sekarang lo ikut gue joging!" Ajak Leona menarik lengan Gino, menuntunya kekamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.
Gino hanya pasrah ditarik seperti kambing oleh cewek didepan nya, terlihat dari matanya yang masih mengantuk. Tapi Leona tidak memperdulikan nya sama sekali.
Setelah mencuci muka dan gosok gigi, Gino keluar dengan muka fres tidak kucel lagi seperti tadi.
"Lo ngapain si bangunin gue pagi-pagi gini?" Tanya Gino berjalan menuju lemari pakaian nya, Leona masih duduk anteng diranjang Gino.
"Kita mau joging!" Ucap Leona semangat.
"Hah joging?! Kenapa lo ngajak-ngajak gue?" Tanya Gino tak suka.
"Sebenarnya gue nggak mau si ngajak Lo, tapi ini disuruh papah." Jujur Leona, kan memang benar kalau Bara yang menyuruhnya membangun kan Gino dan, mengajaknya olahraga.
"Papah punya dendam kesumat apa sama gue, selalu disuruh bareng sama dia." Gumam Gino kembali memilih kaos.
Setelah memakainya, dia juga menyisir rambut dan menyemprotkan minyak wangi kebadan nya.Walaupun masih pagi dia tetap stay ganteng, siapa tau ada yang nyantol.
Leona yang melihatnya hanya memutar bola matanya malas. "Yaelah, mau joging aja pake parfum segala."
"Terserah gue dong. Biar banyak cewek yang nyantol sama pesona gue haha." Ujar Gino terkekeh pelan.
"Bener juga, pasti ada yang kecantol sama pesona Lo." Ucap Leona.
"Beneran, Siapa?" Tanya Gino penasaran.
"Orang gila pinggir jalan! Hahaha." Jawab Leona tertawa terbahak-bahak, enak sekali mengerjai Gino.
"Enak aja lo." Pungkas Gino.
"Yaudah lah ayo!" Ajak Leona menarik lengan Gino dan membawanya keluar rumah.
"Bun, Pah kita pergi dulu yah." Pamit Leona menyalami kedua orang tua nya begitupun dengan Gino yang ada disampingnya.
"Hati-hati" Nasehat Zelil diangguki Leona.
Setelah itu mereka berlari santai menuju taman komplek. Komplek ini termasuk komplek elit, rata-rata semua rumah disini bertingkat semua. Maklum, orang berduit mereka.
"Ehh gue cape banget nih!" Ucap Leona ngos-ngosan. Dada nya naik turun untuk menormalkan nafas nya yang tersendat akibat berlari.
"Beli minum aja dulu." Saran Gino yang melihat pedagang kaki lima dipinggir taman.
"Ayok!" Ajak Leona berjalan cepat ke pedagang itu diikuti Gino dibelakang nya.
"Mas, air mineral dua yah." Pinta Leona langsung diangguki pedagang itu.
"Ini neng." Ucap pedagan itu memberikan 2 botol air mineral pada Leona.
"Berapa?" Tanya Gino mengeluarkan uang 10k dari saku celana pendek nya.
"Enam rebu aja mas." Ucap pedagang itu.
"Ambil aja semuanya." Ujar Gino memberikan uang itu dan diterima baik oleh pedagang nya.
"Terimakasih mas, mba."
Gino dan Leona hanya menganggukkan kepalanya. Sedang enak-enak nya meminum air, suara seseorang membuat Leona membeku ditempat.
"Ona?"
•|| To be Continued||•Update lagi❤ Makasii buat kalian yang udah baca. Nggak Vote nggak papa yang Vote Alhamdulillah.😳 Kalo ada Typo komen yah!
See you Next Part!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Ficção Adolescente"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...