"Bagus ya lo, pulang sore hujan-hujanan. Habis ngapain lo? Pacaran IYA?!!"
DEG!
Rasaya semua anggota tubuh Leona berhenti sejenak, ada rasa takut didalm diri Leona saat matanya menatap mata Gino yang memancarkan kemarahan.
"E-enggak! Gue nggak pacaran." Sangkal Leona.
"Berani jawab Lo!" Bentak Gino yang semakin membuat Leona tersentak kaget.
"Lo kenapa si No? Gue pulang sore juga karena nungguin angkot!" Ucap Leona meremas rok nya. Jujur, dia sangat takut dengan Gino sekarang.
"Udah deh nggak usah ngelak, Lo pacaran kan sama dia?!" Sekali lagi Gino meninggikan suaranya, entah karena apa dia tidak suka kalo Leona dekat dengan lelaki lain selain dirinya.
"Emang kalo gue pacaran sama Arga kenapa?" Tanya Leona sinis.
"Inget kata gue, Arga itu nggak baik! Jadi mending lo jauhin dia kalo lo nggak mau kena imbasnya." Ujar Gino datar, tidak ada ekspresi sama sekali.
Leona maju beberapa langkah agar dia lebih dekat pada Gino. Setelah sampai didepan nya Leona menunjuk muka Gino. " Coba lo ngaca dulu, lo sama dia masih baik siapa? Masih baik Arga!"
"LO NGGAK TAU SIFAT DIA SEBENARNYA!" Bentak Gino murka. Tangan nya mencengkeram bahu Leona erat.
"KENAPA? KENAPA LO SELALU IKUT CAMPUR URUSAN GUE HAH?!!" Leona yang sudah kalut saat mendengar bentak kan Gino tersulut emosi.
"KARENA GUE NGGAK MAU LO JATUH LEBIH DALEM LAGI NA!!"
"OH YAH? SEHARUSNYA GUE YANG BILANG KAYA GITU SAMA LO!!" Teriak Leona, dadanya naik turun menandakan emosi yang sudah memuncak.
"Maksud Lo?" Tanya Gino melepas tangan nya pada bahu Leona.
"Asal lo tau, Aqila itu nggak sebaik apa yang lo kira." Akhirnya, Leona sudah menahan diri agar tidak memberi tau kebenaran nya pada Gino.
"Tau apa lo tentang Aqila? Bahkan lo baru liat dia." Sinisnya pada Leona.
"Dia itu cewek ular, dan asal lo tau. Dia itu perusak hubungan orang!!"
Plak!
Sepontan tangan Gino menampar pipi kanan Leona, mendengar ucapan Leona yang menyangkut pautkan Aqila membuat Gino geram.
"JAGA OMONGAN LO!" Teriak Gino, bahkan dia tidak memperdulikan Leona yang sudah berkaca-kaca.
"APA YANG GUE BILANG ITU FATKA! DIA YANG NGEREBUT ARLAN DARI GUE!!" Teriak Leona, tumpah sudah air mata Leona yang sedari tadi ia tahan.
"KURANG AJAR LO!"
Tangan kanan Gino melayang tepat di pipi kanan Leona tapi sebelum itu tangan nya mengambang dengan perasaan yang entahlah, dia tidak tahu.
Sedangkan Leona, dia hanya memejamkan matanya. Air matanya tak bisa berhenti, karena tidak merasakan apapun pada pipinya Leona membuka matanya. Tampak Gino sedang terpaku melihat mata merah Leona.
"AYO TAMPAR NO, TAMPAR AYO!! ITUKAN YANG LO MAU!" Teriak Leona semakin membuat Gino sadar akan perbuatan nya. Tanpa banyak tingkah Gino menarik tubuh Leona, membawa tubuh mungil itu kepelukan nya.
"M-maaf." Ucap Gino lirih, Leona masih sesenggukan didalam pelukan Gino. Dia tidak membalasnya sama sekali.
"Maafin gue, maaf." Lirih Gino semakin erat memeluk Leona, entah kenapa melihat Leona seperti itu membuat hatinya sedikit sakit. Melihat matanya yang dibanjiri air mata, semakin membuat rasa bersalah pada Gino.
Tidak ada tanggapan sama sekali dari Leona, dia masih sesenggukan sesekali mengelap ingus nya pada kaos Gino.
Sroot.. hiks Sroot!
Gino hanya diam saja saat Leona mengelap ingusnya pada kaos depan Gino. Tak apalah, yang penting Leona tenang.
Tangan Gino mengelus punggung Leona pelan, mengecup pucuk kepala Leona. Setelah beberapa menit mendengar tangisan Leona, sekarang sudah tidak ada lagi yang bersuara.
Badan Leona tampak lemas, dan ternyata dia tertidur dipelukan Gino. Memang kebiasaan Leona ketika menangis dia akan tertidur sendiri.
Dengan pelan Gino mengangkat Leona ala bridal style. Berjalan kearah tangga dimana kamar mereka berada, tampak kesusahan memang saat menaiki tangga. Tapi rasa lelah nya tergantikan menjadi rasa bahagia ketika melihat wajah damai Leona yang tertidur.
Ketika sudah sampai di depan pintu kamar Leona, Gino menurunkan Leona dari gendongan nya. Menyelimuti tubuh mungil nan berisi seorang Leona.
"Maaf" ucapnya lirih.
Cup
Hanya berapa detik saja dia mengecup bibir ranum Leona tapi rasanya banyak sekali kupu-kupu didalam perut nya. 17 tahun sudah Gino hidup didunia baru kali ini mencium perempuan tepat dibibir.
Walaupun Gino seringkali mesum dan petakilan, dia tetap menjaga kehormatan wanita. Dia tidak ingin merusak seorang gadis yang belum sah dimata Agama dan Negara.
Tapi kenapa dia merebut first kiss Leona? Kan sama saja merusak bukan? Jawaban nya yaitu karena Gino tidak tahan melihat bibir pink ranum milik Leona yang terpampang jelas didepan nya.
Dasar jingong!Jika Leona tau sudah didamprat Gino dari sini.
Tak lama Gino kembali melangkah keluar kamar, memasuki kamarnya sendiri. Duduk termenung memikirkan kata demi kata yang keluar dari mulut Leona.
"Apa benar yang Leona katakan? Tapi itu mustahil." Batin Gino.
TBC.
Nanya nggak? Nanya nggak? Nanya aja lah yahh!!Kalian asal kota mana?
Tau cerita ini dari jalur mana?
Mandiri? BCA? BRI? BNI? 😦Canda:V
Yoklah tinggalkan jejak, jejak kaki juga boleh kalo bisaaaaaa.😵♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Fiksi Remaja"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...