"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino
"Ayo siapa takut!" -Leona
***
-Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan.
-We are separated because of reality and existence, b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading:) • • • 🏃
Sepanjang jalan mulut Safira tak henti-hentinya berkomat kamit, segala umpatan selalu dia keluarkan untuk cowok disampingnya.
Kesal, itulah yang sekarang dialami Safira. Gimana tidak kesal? Lingga membawanya kesana kemari tak tentu tujuan. Bahkan kepala Safira sudah sangat pusing karena ulah Lingga yang mengajak nya tanpa tujuan yang pasti.
"Lingga Asu!" Umpat nya tak memperdulikan sosok Lingga yang sedari tadi mendengar segala umpatan Safira.
"Dasar anak Dajjal, kerjaan nya muter-muter kaya obat nyamuk." Umpat nya lagi.
Lingga dengan sengaja mendorong pelan kepala Safira dari samping. "Jangan ngumpat, nggak baik!"
Plak.
Reflek tangan Safira menggemplak tangan Lingga yang masih berada di kepalanya. "Nggak usah pake nonyor kali ngab!"
"Makanya jangan ngumpat, cewek kok kerjaan nya ngumpat mulu." Ujar Lingga menarik tangan Safira menuju taman yang sudah terlihat didepan nya.
"Terserah gue dong, mulut-mulut gue kok Lo yang kebanyakan bacot!" Safira masih saja mendumel saat mereka sudah duduk di atas rumput taman.
Sedangkan Lingga? Dia masih saja memandang wajah Safira dari dekat. Terlihat bulu mata Safira yang tidak terlalu lentik, bibir pink nya yang dimajukan saat kesal itu semakin membuat Lingga jatuh cinta Eh-
"Sapi." Panggil Lingga jail.
"Nama gue SAFIRA! Bukan sapi." Ketus Safira masih kesal dengan Lingga.
Enak saja manggil Sapi, nama sudah bagus malah di jelek-jelekin kan kesal. Ini tuh nama dari Abah sama Umi nya, kalo mau ganti harus di selametan lagi dong.
