I Love You, Sister! #24

1.2K 43 19
                                    

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Tumben sekali dikediaman Keluarga Bara hanya ada keheningan diantara mereka.

"Tumben kalian diem." Ucap Bara memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Gino dan Leona saling tatap, hanya lima detik mereka bertatapan karena Leona langsung memutuskan kontak matanya dengan Gino. Dia sedang kesal dengan Gino perihal kejadian di UKS tadi siang, gimana tidak kesal? Dengan seenak Jigong nya dia mengambil First kiss  nya. Mari kita perjelas.

Mengambil FIRST KISS nya!

FIRST KISS!!!

CIUMAN PERTAMA LOHE!

Gino hanya mengangkat bahunya acuh, bingung sendiri mbau jawab bagaimana. Memang sih beberapa hari ini mereka akur seperti adik kakak. Tapi untuk sekarang mungkin posisinya tuh kaya kucing sama tikus.

"Nggak papa kok." Jawab Leona memaksakan senyum baik-baik saja, padahal kan didalam hatinya dia masih merasa dongkol.

"Bunda." Panggil Leona yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Zelil yang menurutnya berubah.

"Iya sayang."

"Bunda kenapa?" Tanya nya hanya dibalas gelengan dari Zelil.

Leona akhirnya hanya mengangguk dan melanjutkan makan malam nya yang tertunda.

"Ona. Kalo bunda bukan ibu kamu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Zelil tiba-tiba menghentikan tangan Leona yang hendak menyendok makanan.

Ada apa? Apa maksud bunda?

"Kalo bunda bukan ibuku, aku hanya bisa menerima. Aku juga nggak akan benci sama bunda, mungkin hanya sedikit kecewa." Jawab Leona apa adanya.

Zelil hanya diam menunduk menahan air matanya yang sedikit lagi tumpah, apa benar Leona akan kecewa kepadanya? Apa dia sanggup? Apa mungkin Leona akan menjauh darinya? Tidak.. dia tidak mau itu terjadi!

"Kalo ibu kandung kamu masih hidup, apa  kamu mau kembali ke ibumu dan meninggalkan bunda?"

Pertanyaan macam apa ini?

"Itu pertanyaan yang susah, disatu sisi bunda yang sudah merawat ku sampai sedewasa ini, bunda yang sudah memberikan kasih sayang layaknya ibu kandung.

Tapi disisi lain aku tetap anak ibu kandung ku, dia yang mengandungku dan melahirkan ku. Darah nya sudah mengalir ditubuh ku."

Jawaban Leona membuat Zelil menangis ketakutan, memang benar apa yang dikatan Leona. Tapi takdir tidak akan yang tau.

Leona sendiri sudah was-was pada bundanya. Apa maksud pertanyaan Zelil? Apa dia bukan anak kandung nya? Lalu dimana ibu kandungnya?

"Kenapa bunda nanya gitu, apa aku ini bukan anak kandung bunda?" Tangisan Zelil terhenti ketika Leona bertanya seperti itu dan semakin membuat Zelil bingung.

"Jawab bunda." Desak Leona mendekati kursi Zelil.

"Aku mohon jawab." Desak nya lagi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Zelil hanya diam ditempat. Dia masih bimbang dengan keputusan nya yang mungkin akan berdampak buruk pada masa depan anaknya.

"Jawab aku bunda." Ujar Leona yang sudah didepan Zelil.

"JAWAB!" Pekik Leona yang sudah frustasi.

"Iya, sebenarnya bunda bukan ibu kandung mu."

Deg.

Hati Leona mencelos begitu mendengar pengakuan Zelil, nafasnya tercekat seakan-akan susah untuk bernafas.

Dia berharap ini hanya mimpi, iya. Ini mimpi bukan kenyataan, tolong bangun kan dia jika ini hanya mimpi. Matanya melirik Gino yang sama terkejut seperti dirinya. Bahkan Leona melihat jelas wajah Bara yabg datar, tapi matanya tersirat kesedihan yang amat dalam.

I Love You, Sister!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang