Revan, Lingga dan Gino masuk kedalam rumah. Gino mengajak mereka berdua ketaman yang berarti tempat yang sama seperti Leona tempati.
Mata Revan dan Lingga sedari tadi mengawasi gerak-gerik Leona. Mereka masih penasaran siapa gadis yang berada di rumah teman nya.
"No, dia siapa?" Tanya Lingga.
"Dia itu Adik tiri gue." Jawaban Gino membuat Revan dan Lingga kaget bukan main, selama Bara menjadi duda baru sekarang menikah lagi. Mungkin keputusan nya untuk menikah lagi dia ambil kalau Gino sudah dewasa.
"APA!" Teriak mereka berdua membuat Leona mengalihkan pandangan nya dari novel ke mereka.
"Ck." Decak Leona kembali menghadap kenovel yang sedang dia baca.
"Jangan teriak-teriak, dia kalau udah ngamuk bisa jadi rempeyek kalian." Ujar Gino menakut-nakuti.
"Waduh, gila kali jadi rempeyek." Sahut Revan.
"Eh gue kira dia itu selingkuhan lo No. Lo masih sama Aqila kan?" Tanya Revan.
"Masih lah, masa iya gue selingkuhin dia." Ujar Gino.
Aqila atau biasa di panggil Qila ini pacar Gino, mereka sudah menjalin hubungan selama 6 bulan. Mana berani Gino selingkuhin dia, tapi nggak tau kedepannya gimana si.
"Menurut gue si Aqila orang nya nggak baik tau No." Ucap Lingga tiba-tiba membuat Gino menatap Lingga tajam.
"Maksud lo apa?!" Tanya Gino emosi.
"Gini No, waktu itu gue liat dia kecafe sama cowok." Ujar Lingga.
Gino yang sudah terlanjur emosi menarik kaos Lingga membuat leher lingga sedikit tercekik. Entah lah, mendengar ucapan Lingga membuat dia marah apalagi itu menyangkut Aqila.
"JANGAN ASAL BICARA LO! QILA ITU SETIA NGGAK KAYA PACAR LO MERSI!" bentak Gino semakin kuat menarik kaos Lingga.
Revan yang melihat nya langsung melerai, tapi tenaga nya yang kurang banyak membuat nya susah memisahkan mereka.
Dengan sekuat tenaga Revan melepas tangan Gino dari baju Lingga. Mendapat perlakuan seperti itu Lingga tidak terima, kenapa Gino harus mengingat kan nya pada mantan menjijikan itu.
Bugh!
"LO NGGAK USAH SEBUT DIA ANJING!" Bentak Lingga memukul muka Gino. Emosi sudah menjadikan dia buta akan pertemanan.
"BANGSAT, KENAPA LO FITNAH AQILA HAH?!" Bentak Gino yang masih tidak terima kalau Lingga seenak nya memfitnah Aqila.
"Gue nggak fitnah, gue liat sendiri dia lagi jalan sama cowok lain!" Ujar Lingga menahan emosi.
"Halah, lo iri kan sama gue karena gue punya pacar yang lebih baik dari mantan lo itu?!" Perkataan Gino semakin membuat Lingga marah.
"KURANG AJAR LO!"
Bugh!
Bugh!
Lingga memukul perut Gino sebanyak 2× membuat Gino jatuh tersungkur diatas rumput.
"LO YANG KURANG AJAR ANJING!" Teriak Gino yang masih dibawah rumput, perutnya sangat sakit mendapat bogeman oleh Lingga.
"HEH KALIAN APA-APANSI! KALIAN UDAH BESAR BUKAN ANAK KECIL LAGI!" Bentak Leona yang sedari tadi merasa jengah melihat mereka bertengkar.
"Lo nggak usah ikut campur!" Papar Gino.
"Gue bukan nya ikut campur. Tapi gue cuma mau ngingetin kalau kalian ini udah besar bukan anak kecil lagi. Kalo ada masalah itu diselesai-in pake kepala dingin bukan adu bogem kaya gini!" Tutur Leona.
Ucapan Leona membuat Gino dan Lingga diam, benar juga apa yang dibilang Leona. Seharusnya mereka tidak usah bertengkar cuma karena masalah cewek.
"Tapi lingga duluan yang mukul gue!" Adu Gino mendekat ke Leona yang masih berdiri menengahi mereka.
"Siapa suruh lo ungkit-ungkit masalalu gue." Ucap Lingga.
"Siapa suruh lo fitnah pacar gue." Ucap Gino menyamakan kata-katanya. Dia membuang wajah nya agar tidak melihat wajah geram Lingga.
"Orang gue nggak fitnah!" Sangkal Lingga.
Leona hanya bisa melihat adu bacot mereka, hanya karena masalah cewek mereka jadi bertengkar seperti ini? Sangat membagongkan.
"Kalian ini gelud cuma gara-gara cewek? Memang kalian cowok letoy!" Ujar Leona seenak dengkulnya.
"Apa letoy?!" Ucap mereka bersama.
"Iya letoy, makanya kalo ada masalah diselesai-in pake cara yang baik. Di omongin baik-baik biar sama-sama enak." Nasehat Leona membuat mereka mengangguk-angguk seperti anjing penurut. Wkwk
"Sekarang kalian minta maaf!" Suruh Leona lagi-lagi diangguki keduanya.
"Gue minta maaf." Ujar Lingga mengulurkan tangan nya dan disambut dengan berat hati oleh Gino.
"Gue juga." Ucap Gino malu.
"Jangan sampai pertemanan kalian rusak hanya karena cewek paham?!" Jelas Leona.
"Paham." Jawab keduanya menundukkan kepalanya meresapi kesalahan yang mereka perbuat.
Sedangkan Revan yang menyaksikan Leona sedang melerai mereka berdua hanya melongo karena merasa takjub dengan cewek didepan nya.
"Alhamdulillah, akhirnya perdebatan non akhlak ini udah selesai." Ucap Revan pelan.
"Makasih loh udah bantu mereka supaya nggak berantem lagi." Ujar Revan pada Leona.
"Iya." Ucap Leona kembali kedalam, berjalan menuju kamarnya berada. Meninggalkan mereka bertiga yang kembali seperti semula.
•|| To be Continued ||•
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Novela Juvenil"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...