I Love You, Sister! #10

2.2K 86 2
                                    

Hari Senin ini Leona sudah berangkat sekolah, tadinya Leona akan berangkat naik angkot. Tapi Bara tidak setuju dan menyuruh Leona berangkat bersama Gino, alhasil Gino yang mengalah. Asal kalian tau, Gino mengentarkan Leona hanya sampai perempatan jalan raya yang jaraknya dekat dengan  sekolah yang sudah ramai.

Tok tok tok tok. . .

Leona mengetuk pintu ruang  kepala sekolah nya yang baru,  Mendapat teman baru, guru baru dan pastinya suasana yang baru.

"Masuk. . ." Jawab Orang yang wada didalam ruangan.

Cklek!

"Permisi pak, saya murid pindahan dari SMA Pertiwi ." Ujar Leona sopan.

"Oalah, kamu toh orang nya. Kamu masuk kelas XI MIPA 2 yah." Ucap sang kepala sekolah yang bernama Agus.

"Baik pak." Ujar Leona, ketika Leona akan keluar dari ruangan kepsek. Pak Agus langsung mencegahnya.

"Eh tunggu." Ujar Agus menghentikan langkah Leona.

"Saya tau kamu belum tau letak kelas kamu nanti Ketua OSIS disini yang akan mengantarkanmu." Sambung Agus membuat Leona tidak enak hati.

"Tidak usah pak, saya bisa sendiri." Tolak Leona halus.

Tok tok tok tok. . .

"Permisi, ada apa ya bapak memanggil saya?" Tanya seorang lelaki yang sepertinya Ketos yang dibilang Pak Agus. Dari tampilan nya saja sudah menggambarkan seorang Ketos.

"Arga, tolong antar 'kan Siswi ini kekelas Sebelas IPA dua." Suruh pak Agus menunjuk Leona yang masih berdiri.

"Baik pak, permisi." Ujar laki-laki yang diketahui bernama Arga.

Leona mengikuti langkah Arga, melihat wajah tampan Arga dari samping  membuat Leona terpana. Apalagi melihat gaya nya yang Cool, berbanding balik dengan gaya Gino yang sok Cool.

Arga yang merasa diperhatikan memiringkan wajahnya, ternyata cewek disampingnya sedang memandangnya tanpa berkedip. "Hey!"

Tangan Arga melambai kedepan wajah Leona, tetapi Leona yang masih keasikan tidak sadar sama sekali. Dengan ragu Arga menepuk pipi Leona dan itu berhasil membuat Leona sadar.

"Eh apa??" Tanya Leona senormal mungkin, tidak mungkin kan dia nyengir didepan Arga? Betapa bodohnya Leona sempat terpana pada Wajah Arga.

"Lo liatin gue ya?" Tanya Arga semakin membuat Leona malu, ternyata dia ketauan gengs!

"Hah? Kata siapa? Orang gue liat . . ."
Leona menghentikan ucapan nya, matanya melihat benda sekitar untuk dijadikan alasan. Tidak mungkin kan kalau dia bilang kalau dia terpesona melihat wajah tampan Arga? Oh no no no no. . . . Bisa malu setengah hidup dia.

"Liat apa?" Tanya Arga.

"Liat. . . Oh itu ada daun di rambut Lo! Iya daun!" Jawab Leona ragu-ragu, tangan nya bergerak mengambil daun kecil yang ternyata benar ada di rambut Arga.

"Oh daun." Ujar Arga, tanpa sadar lengkungan dibibir nya naik keatas. Menampilkan senyum tipisnya.

Arga sebenarnya tahu, kalau cewek di depan nya sedang berasalan. Maka dari itu dia hanya diam saat cewek didepan nya mengambil daun kecil yang berada di rambutnya.

"Eh Btw nama lo siapa?" Tanya Arga.

"Leona." Jawab Leona singkat.

Seakan mendapat ide, Arga memperhatikan wajah Leona yang masih menghadap depan. " Kalo gue panggil Leo boleh nggak?"

Leona yang mendengar nya sedikit menoleh, aneh saja. Dia kan perempuan masa iya dipanggil Leo? Leon? Tapi itu tidak masalah, pasti ini nama panggilan sayang dari Arga yang diberikan untuknya.

"Anjir, kenapa gue jadi ngarang gini si!" Batin Leona.

"Gimana?"

"Iya boleh." Jawab Leona seadanya, setelah itu mereka melanjutkan langkahnya ke kelas XI MIPA 2. Kenapa Leona tidak menanyakan nama Arga? Ya karena dia sudah tau saat didalam ruang kepsek tadi.

Sesampainya didepan kelas, Leona memandang Arga dengan senyum manis khas dirinya. Senyuman Leona bahkan menular ke Arga yang tersenyum simpul.

"Makasih yah." Ujar Leona.

"Iya sama-sama." Kata Arga, sebelum Arga pergi dihadapan Leona dia menyempatkan untuk mengacak rambut Leona pelan. Setelah itu Arga melangkah menuju kelas nya berada, meninggalkan Leona yang masih diam ditempat.

Tangan Leona menyentuh dada nya yang berdegup kencang, entah apa yang terjadi pada jantung nya. " Jangan sampe gue jatuh cinta sama tuh cowok, arhgg!"

Leona segera masuk kedalam kelas, seisi kelas yang semula memperhatikan Pak kumis kini perhatian mereka tertuju pada Leona yang masih berdiri di tengah pintu.

"Permisi Pak." Ucap Leona berjalan menuju pak Kumis yang sedang berdiri didepan papan tulis.

"Ada apa nak?" Tanya Pak Kumis sambil memilin kumis panjang nya.

"Saya siswi pindahan dari SMA Pertiwi pak." Jawab Leona sopan.

"Oh, yasudah perkenalkan dirimu." Suruh pak kumis yang masih memilin kumis nya.

"Hai, nama saya Leona kalian bisa panggil saya Ona. Salam kenal!" Ucap Leona memamerkan senyum manisnya.

Para laki-laki  sempat bengong melihat cewek didepan nya, wajah yang imut dan bulu mata yang lentik membuat siapapun terpesona.

"Salken Ona!!"

"Neng teh geulis pisan."

"Minta Id Line nya dong!"

"Dasar laki-laki mata keranjang!"

Begitulah sorak gemuruh didalam kelas.

"Sudah jangan pada ribut! Sekarang kamu duduk di kursi yang masih kosong." Ujar Pak Kumis, Leona melihat mereka semua dan tatapan nya jatuh pada laki-laki yang duduk sendirian sedang menelungkup kan kepalanya di meja.

"Disana pak?" Tanya Leona Ragu-ragu. Pak Kumis mengikuti arah telunjuk Leona, seketika matanya menyipit tanda dia sedang kesal. Dengan terburu-buru Pak Kumis menghampiri laki-laki tersebut.

Sepertinya laki-laki itu tidak menyadari kalau Pak Kumis sudah berada disampingnya. Tangan kanan Pak Kumis yang selalu memilin kumis panjang nya sedangkan tangan kirinya sudah memegang penggaris kayu yang disediakan disetiap kelas.

Senyum miring tercetak jelas di wajah tua Pak Kumis, memikirkan nya saja sudah membuat dia bersemangat apalagi melakukan nya.

Plak!

Plak!

Plak!

"ALLAHU AKBAR!!!!"

I Love You, Sister!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang