"Ona?"
Suara seseorang membuat tubuh Leona membeku. Kenapa setelah bertahun-tahun Leona tidak pernah mendengar suara ini dan sekarang Leona mendengar nya lagi. Bayangan kejadian masalalu muncul lagi membuat nya trauma dengan laki-laki.
"Lo Leona kan?" Tanya cowok itu. Terlihat raut wajahnya terlihat sangat senang.
"Lo siapa?" Tanya Leona datar.
"Gue Arlan, masa lo nggak inget?" Jawab cowok itu mengambil tangan Leona tapi dengan cepat Leona melingkarkan tangan nya pada pinggang Gino.
"Maaf gue nggak inget." Ucap Leona semakin kuat meremas pinggang Gino. Membuat Gino keheranan, bahkan wajah nya sudah memerah gerogi.
"Gue Arlan mantan lo." Sahut Arlan.
"Oh mantan!" Ucap Leona menekan kata mantan. Entahlah dia sudah benci pada cowok didepan nya.
"Tambah cantik ya sekarang, pangling gue liatnya." Pujian Arlan hanya dianggap angin oleh Leona. Mau dipuji setinggi apapun tidak akan meruntuhkan pertahanan Leona.
"Iyalah, bahkan lebih cantik dari selingkuhan lo itu." Ujar Leona menyindir.
" Maksud lo apa?" Tanya Arlan mode bego.
"Udah deh, sekarang lo pergi dari hadapan gue dan hidup gue!" Tekan Leona sinis.
Arlan menggelengkan kepalanya tak mau. "Gue nggak mau pergi sebelum lo maafin gue."
"Udah gue maafin!" Ucap Leona sinis.
"Lo mau nggak balikan lagi sama gue?" Tanya Arlan semakin membuat Leona marah, sudah di kasih hati malah minta jantung!
"Nggak!" Pungkas Leona menatap Arlan tak suka.
"Kenapa? Gue yakin kalo lo masih cinta sama gue. Iyakan?" Kepedean sekali anda!
"Kata siapa? Orang gue udah nggak ada rasa sama lo!" Ujar Leona menunjuk muka Arlan.
"Kenapa?"
"Udah buta ya matanya? Nggak liat kalo gue lagi pelukan?" Ejek Leona, Arlan yang merasa aneh melirik kearah tangan Leona yang melingkar di pinggang Gino.
"Dia siapa?" Tanya Arlan tak suka.
"Pacar gue lah!" Ujar Leona bangga, bahkan dia tidak memperdulikan Gino yang melongo mendengar pengakuan Leona.
"Lo jahat Na!" Papar Arlan emosi.
"Apa,jahat? Gue nggak salah denger kan. Lo bilang gue jahat?" Kekeh Leona tertawa sumbang.
"Iya, kenapa lo mutusin gue. Apa lo udah bosen sama gue!" Ketus Arlan menatap Gino tak suka.
"Hahaha, seharusnya gue yang bilang kaya gitu sama lo!" Ujar Leona tertawa, enak sekali Arlan memutar balikan fakta.
"Maksud lo apa?" Tanya Arlan emosi.
"Halah nggak usah sok polos deh, gue juga tau kalau lo itu selingkuh sama sahabat gue sendiri!" Bentak Leona mengingat kejadian masalalu.
"Maksud lo apa sih Na, Gue nggak selingkuh sama sekali! " Sangkal Arlan masih kekeuh.
"DASAR PEMBOHONG!" Bentak Leona marah, bahkan muka nya sudah memerah.
"Kok lo gitu si Na?"
"PERGI! GUE MUAK LIAT MUKA BUSUK LO!" Teriak Leona, bahkan Leona tidak memperdulikan tatapan-tatapan semua orang yang berlalu lalang.
"Suatu saat gue bisa dapetin lo, Leona!" Tekat Arlan, sebelum pergi dia menyempatkan mencolek dagu Leona. Membuat Gino refleks memelintir tangan Arlan.
"Pergi dan jangan ganggu pacar gue, kalo lo berani ganggu dia lagi lo juga berani berhadapan sama gue. PAHAM!" Gertak Gino semakin memelintir tangan Arlan membuat Arlan meringis.
Setelah puas Gino menghempaskan tangan Arlan dengan kuat. Tidak ingin merasa sakit lagi Arlan langsung berlari menuju mobilnya berada meninggalkan Leona yang melamun.
"Udah Na, ayo kita ketaman." Ajak Gino menggandeng tangan Leona yang masih diam seribu bahasa.
Sesampainya ditaman mereka duduk di kursi taman, Gino yang melihat Leona dari tadi hanya diam menepuk pipinya pelan.
"Sebenarnya lo sama cowok tadi ada hubungan apa?" Tanya Gino.
"Lo nggak perlu tau!" Ketus Leona, mood nya buruk sekali hari ini.
"Seenggaknya bagi masalah lo ke gue, biar hati lo sedikit tenang." Ujar Gino, Entah lah melihat Leona seperti itu membuat Gino merasa kehilangan sosok Leona yang ceria.
"Dia mantan gue, kita putus karena dia selingkuhin gue. Apalagi sama sahabat gue sendiri." Jelas Leona menatap daun-daun yang berjatuhan.
"Kok sahabat lo tega nusuk lo dari belakang." Ujar Gino yang tidak habis pikir. Menusuk teman nya dari belakang itu yang paling Gino benci. Apalagi dengan orang pengkhianat.
"Dia itu emang nggak punya hati." Ucap Leona.
"Emang nya siapa si orangnya?" Tanya Gino penasaran.
"Calista. . ."
•|| To be Continued ||•
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Teen Fiction"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...