Tak terasa kini Leona sudah memasuki hari ke 16 bersekolah di SMA Garuda. Di hari Selasa ini dia tampil cantik dengan gaya rambut yang digerai dan bagian bawah nya bergelombang. Jangan lupakan almamater yang dia pakai.
Pagi ini Leona berangkat bersama Bara. Kebetulan Bara berangkat pagi dan jalan nya juga satu arah dengan jalan menuju SMA Garuda."Ona berangkat dulu Bun, assalamualaikum." Pamit Leona menyalami Zelil.
"Wa'alaikumsallam."
Setelah berpamitan pada Zelil, mereka berdua langsung masuk kedalam mobil. Hanya keheningan menemani perjalanan bapak dan Anak itu, hingga akhirnya Bara yang memulai pembicaraan.
"Leona, Ayah mu sebenarnya masih hidup."
Deg
Leona yang berada disamping Bara lantas terkejut, badan nya terasa kaku. Jantung terasa berhenti saat mendengar ucapan Bara.
"Nggak mungkin!" Papar Leona menatap Bara Intens.
"Kenapa nggak mungkin?"
"Karena Ona liat sendiri waktu Ayah dikubur dan Leona juga liat wajah ayah yang pucat. Jadi nggak mungkin kalo ayah masih hidup!" Jelas Leona.
"Apa kamu percaya kalo ayah mu masih hidup dan sehat?" Tanya Bara.
"Nggak!! AKU NGGAK PERCAYA!" Bentak Leona, tangan nya memegang bagian kepalanya yang terasa sakit. Seperti ada batu yang menghantam kepalanya, sangat sakit.
Bara yang mendengar ringisan Leona lantas mengehentikan mobil nya. "Ona kamu kenapa?"
"Sakit...." Rintih Leona memegang kepalanya.
"Yasudah, kamu tidak usah sekolah saja." Putus bara, Leona menggeleng pelan. Dia ingin kesekolah, walaupun kepalanya masih terasa sakit.
"Nggak, aku tetep sekolah." Ucap Leona pelan.
"Baiklah, jika kepalamu semakin sakit lebih baik izin pulang." Ujar Bara hanya diangguki Leona.
Kini Mobil Alphard hitam milik Bara sudah berhenti tepat didepan gerbang. Banyak siswa siswi yang berlalu lalang, adapula yang melirik Leona.
"Belajar yang rajin yah, jangan nakal disekolah." Nasehat Bara ketika Leona sudah turun dari mobil. Sebelum turun juga Leona sudah menyalami Bara.
"Iya Pah!" Ujar Leona sedikit meninggikan suaranya. Setelah itu Leona memasuki sekolah, tak lupa memancarkan senyum ramahnya ketika ada yang menyapa.
Bahkan sedari tadi pembicaraan bapak dan anak itu tak luput dari sepasang mata lentik yang berdiri tak jauh dari sini.
"Papah? Bukan nya Om Andre masih hidup? Apa mungkin tante Zelil nikah lagi." Gumam orang itu. Tak lama orang itu masuk kedalam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Teen Fiction"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...