Mata lentik itu mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang menyerbu masuk kedalam retina nya. Dimana dia sekarang? Dilihat dari sekitar sepertinya ini didalam kamar.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar." Sahut pria paruh baya yang mungkin berusia 40 tahun keatas.
Suara itu mengalihkan perhatian Leona yang sedari tadi mengarah ke jendela. Jantung nya berdegup dua kali lebih kencang saat melihat pria itu berada didepan nya.
"A-ayah..."
Dahi pria itu mengerut tanda tak tau maksud gadis didepan nya. "Ayah? Saya bukan ayah kamu."
Leona menggeleng kan kepalanya cepat, dia tidak mungkin salah. Wajah dan suara ini adalah milik ayah nya, tapi mata pria di depan nya bukan seperti ayahnya.
"Nggak, aku nggak mungkin salah." Sangkal nya berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
"Nama saya Eza, kamu bisa panggil saya Om atau senyaman kamu." Ujar Eza membuat Leona kembali bersedih.
"Saya kira Om ayah saya haha ." Ucap Leona tertawa singkat.
"Memangnya ayah mu kemana?" Tanya Eza sedikit tertarik akan kehidupan Leona.
"Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan selama ini saya tinggal bersama ibu. Bahkan ibu yang selama ini saya anggap ibu saya sendiri ternyata dia bukan ibu kandung saya, miris bukan?" Jelas Leona memandang lurus kedepan.
Eza memandang Leona lekat, sungguh malang sekali nasib gadis ini. Masih muda tetapi sudah merasakan kehilangan kedua orang tua nya, dia tau rasanya kehilangan seseorang yang berarti didalam hidup nya. Karena dia sudah merasakan kehilangan sosok istri dan anak nya.
"Siapa namamu?"
"Leona."
Leona? Apa dia....
"Apa kamu anak nya Lila?" Tanya Eza yang mulai serius.
"Iya, lebih tepat nya anak tiri." Sahut Leona semakin membuat Eza tersenyum entah karena apa.
Ternyata benar kamu adalah gadis yang selama ini aku cari.
"Lalu, kenapa kamu malam-malam berada di jalan raya?" Tanya Eza, karena merasa bersalah hampir menabrak Leona.
"Karena aku kabur dari rumah, bahkan bunda nggak cari aku. Bisa aja bunda senang aku keluar dari rumah, aku sendiri pengin cari ibu kandung ku."
Eza sudah jelas terkejut, kabur dari rumah? Leona bukan anak kandung Zelil? Apa ini kesempatan nya untuk kembali? Tapi dia masih punya tanggung jawab penuh dengan Ferdi dan Calista.
"Oh iya Om, emang aku kenapa sampai ada disini?"
"Tadi malam kamu pingsan, hidung ku juga mimisan. Makanya saya bawa kesini karena saya tidak tau rumah mu." Jelas Eza hanya diangguki Leona.
Inilah yang paling Leona benci. Setiap kali dia stress, banyak pikiran, pasti dia akan merasakan pusing dikepalnya. Kadang juga keluar darah dari kedua hidung nya.Sebenarnya dia kenapa? Selalu saja begitu.
"Emm boleh kah aku tinggal disini untuk beberapa hari?" Tanya Leona ragu-ragu.
"Tentu saja boleh." Ujar Eza mengeluas rambut tebal Leona. Jangan kan beberapa hari, selamanya juga saya senang.
"Terimakasih." Ujar Leona menunjukan senyum manisnya, entah kenapa dia sangat nyaman berada didekat Eza. Seperti dia sudah mengenal Eza sebelum nya, tapi dimana?
"Kalau begitu saya pamit ada urusan mendadak. Makanan dan camilan ada di dapur, tinggal ambil saja." Leona semakin terharu pada pria didepan nya, bahkan mereka baru mengenal tapi pria ini rela membawanya ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Подростковая литература"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...