I Love You, Sister! #26

1.2K 47 18
                                    

Ditempat lain Bara dan Zelil masih berpelukan, Zelil yang merasa sudah sedikit membaik menegakkan tubuhnya. "Mas, Leona..."

"Kamu tenang aja, Leona pasti baik-baik saja. Para orang suruhan ku sedang mencarinya, doa kan semoga cepat ketemu dalam keadaan sehat." Ujar nya, tentu saja membuat Zelil sedikit tenang. Ingat, hanya sedikit.

"Sekarang kamu istirahat, jangan terlalu larut dalam kesedihan." Perintah Bara hanya diangguki Zelil.

Saat Zelil akan masuk kedalam kamar, matanya tak sengaja melihat pintu gudang terbuka. Memang jarak kamar nya dan gudang tidak terlalu jauh, hanya dipisahkan oleh kamar tamu dan tembok.

Karena penasaran akhirnya Zelil memutuskan untuk mengeceknya, siapa tau itu maling.

Ketika sudah sampai didepan pintu Zelil bisa melihat punggung seorang yang dia yakini adalah milik Gino. Untuk apa Gino kesini? Bukan nya tadi kekamar, menganeh!

"Gino kamu sedang apa?"

Kelihatan nya Gino kaget ketika dia masuk, terlihat dari tubuhnya yang sedikit bergerak karena terkejut. Tidak mendapat respon dari sang empu punggung, akhirnya dia memutuskan masuk kedalam.

Aneh nya tangan Gino yang semula ada didepan kini pindah kesamping, sepertinya ada yang disembunyikan dibalik kaos Gino. Terlihat dari bagian yang menonjol, alis Zelil terangkat ketika melihat buku berceceran dibawah lantai.

"Itu apa Gino?" Tanya Zelil.

"Bukan urusan anda!" Ucap Gino ketus dan itu berhasil membuat Zelil terperanjat kaget.

Tanpa melihat wajah Zelil, Gino keluar dari gudang berniat kembali kekamar nya yang berada di lantai 3. Jangan lupakan kalau ditangan nya sudah ada buku diary milik mamah nya.

Sedangkan didalam sana, Zelil masih melihat-lihat buku yang berserakan di lantai. Matanya tertuju pada sebuah kertas notes yang dia tidak tau siapa pemiliknya.

Disana tertulis nama Nattaya Anindita & Salma Adiba Rahmawati . Seketika matanya melebar saat mengingat deretan nama yang ada di kertas notes itu.

Aya dan Salma? Selama ini mereka bersahabat, apa ini adalah Alma yang dimaksud Aya saat itu.

Terlihat Zelil masih bersi keras mengingat  ucapan sahabat nya saat Maba di New York.

Flashback On.

Suasana kampus hari ini sangat dingin, apalagi ini negara orang bule kata Aya.

"Lila apakah kau senang berkuliah disini?" Tanya seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Nattaya.

"Tentu saja. Ini adalah kampus favorit ku saat di Indonesia, bagaimana dengan mu?" Ujar Zelil tersenyum ramah pada Aya.

"Aku sedikit tidak nyaman di negri orang, aku sangat rindu dengan sahabatku di Indonesia."  Ujar Aya sedih.

"Benarkah? Siapa namanya?" Tanya nya antusias.

"Salma Adiba, dia itu biasa dipanggil Alma. Apalagi sama Andre yang manggil dia almarhum." Sahut Aya mengingat sahabatnya yang sekarang terpisah negara.

"Oh ya, aku jadi ingin bertemu dengan Salma. Bagaimana orang nya?"

"Dia baik, penyayang, dan kau tau? Dia bahkan sering memberi kan ku coklat ketika aku sedang sedih."

"Kenapa?"

"Katanya, coklat bisa buat kita bahagia."

"Tapi kata mami coklat bisa buat gigi kita ompong hahaha." Celetuk Zelil sambil tertawa.

I Love You, Sister!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang