"ASSALAMUALAIKUM, SELAMAT PAGI!!" Teriak seorang guru wanita yang baru saja memasuki kelas XI IPA 2.
"WA'ALAIKUMSALAM, PAGI BU!!!" Jawab seisi kelas tak kalah teriak.
Wanita yang diketahui bernama Bu Priscilia hanya menutup telinga nya. "Kalian ini kalo dikelas nggak boleh teriak-teriak!"
"Yaelah Bu, tadi juga ibu teriak." Sahut Viki yang terlalu malas melihat kelakuan Bu guru yang satu ini.
"Masa iya?" Tanya Bu Sisil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya didepan dagu.
"BIASALAH IBU MAH NGGAK PERNAH MIRROR!" Pekik Lingga.
Bu Sisil hanya cekikikan ditempat nya, guru yang satu ini sangat lah lucu. Bukan berarti tidak tegas, ada saat nya juga dia bercanda ria bersama murid dan ada saat nya juga menjadi tegas dan serius saat pelajaran.
Menurut nya belajar itu tidak harus terlalu rajin, berilah candaan sedikit pada saat mengajar. Agar apa? Agar tidak terlalu bosan dan jenuh akan semua pelajaran yang memenuhi Otak siswa-siswi.
Sikap nya yang lucu juga murah senyum menjadikan Bu Sisil guru yang banyak disukai siswa-siswi SMA Garuda. Umurnya yang sudah menginjak 48 tahun tidak menjadi masalah saat mengajar. Mungkin beberapa tahun lagi Bu Sisil Pensiun.
Bu Sisil hanya tersenyum melihat tingkah Lingga yang terlalu santai. "Angga kamu juga nggak ngaca udah teriak didepan guru syantik?!"
"Saya mah nggak ngaca juga udah keliatan ganteng nya Bu." Bangga Lingga menyugar rambutnya kebelakang.
"Btw nama saya Lingga loh Bu bukan Angga." Sambung Lingga cemberut.
"Sama saja, cuma saya kan yang panggil kamu Angga. Siapa tau buat kenang-kenangan." Ucap Bu Sisil membuat mereka sedih.
"Ibu ngomong apa sih, emang ibu mau pergi?" Tanya Clara ketua kelas super killer.
"Suatu saat juga ibu pensiun, dan oastinya ibu nggak bisa jumpa sama kalian semua." Ucap Bu Sisil.
"Tapi kita nggak akan pernah ngelupain Ibu, sikap ibu yang sangat keibuan saat mengajar membuat kita nyaman, berbicara dengan Ibu berasa bicara dengan teman." Ujar Lingga mengelap air matanya yang tanpa sengaja turun.
"TERIMAKASIH BU PRISIL!" Ujar seisi kelas, banyak yang menangis disana. Tangis itu yang membuat Bu Sisil merasa terharu.
"Terimakasih anak-anak. Ibu bangga sama kalian, gimana ibu beri jamkos?" Tawaran yang sangar menggiurkan sekali epribadehh.
"BETUL BU, NGGAK PAPA AING MAH IKLAS!" Teriak Ipul, seisi kelas hanya menatap Ipul datar. Memalukan sekali hm, habis nangis terbitlah senang.
"Baik kalo begitu, ibu awasi disini. Terserah kalian mau apa aja, jangan sampai membuat kegaduhan didalam kelas paham?"
"PAHAM!!"
Setelah itu mereka semua hanya disibukkan oleh kegiatan masing-masing.Ada yang membaca buku, main hp, Mabar, dan lebih endors lagi ada yang nyalon dadakan. Tak jauh dari itu Leona masih saja menutup matanya, rasa sakit pada kepalanya semakin menjadi.
Membuka mata saja rasanya sangat berat, semangat nya juga sudah hilang. Gino yang memperhatikan gerak-gerik Leona sedari tadi juga merasa aneh. Tidak biasanya Leona hanya diam.
"Lo kenapa?" Tanya Gino hanya dibalas gelengan dari Leona.
Tak terasa sudah 3jam kelas mereka jamkos, bel istirahat juga sudah berbunyi. Tapi Bu Sisil masih betah duduk dikursinya.
"Helloo ibu, ini udah istirahat. Boleh kami keluar?" Tanya Clara yang sudah dihadapan Bu Sisil.
"Oh iya boleh-boleh. Maaf ya tadi ibu terlalu fokus sama berkas ini jadi nggak dengar bel." Ujar nya.
"Mboten nopo-nopo Ibu." Jawab Ipul memakai logat Jawa tengah.
(Tidak apa-apa ibu.)
"Sampai jumpa pada Minggu yang akan datang, Wassalamu'alaikum." Salam Bu Sisil kuat dari kelas.
"Waalaikumsallam." Jawab semuanya.
Safira dengan semangat 45 menghampiri Leona, berniat mengajak nya kekantin. Tapi melihat Leona yang pucat dan lesu membuatnya sedih.
"Leona Lo nggak papa kan?" Tanya nya.
Leona tidak merespon sama sekali, dengan pelan Leona berdiri. Badan nya terasa lemas, mungkin kalo makan dikantin bisa membuat nya vit kembali, pikirnya.
"Mau kemana?"
"Kantin." Kata Leona, dia melangkah keluar. Disamping nya ada Fira yang setia menggandeng tangan kanan nya.
Bruk!
"LEONA!!" Pekik Safira mengalihkan pandangan Gino yang sedari tadi pada ponsel nya.
Dibawah lantai Leona sudah ambruk tak berdaya, wajah nya semakin pucat. Reflek Gino berlari mendekat, rasa khawatirnya sekarang sudah sangat besar apalagi melihat wajah Leona.
"Minggir, biar gue aja yang bawa." Ujar Gino langsung mengangkat Leona dan berjalan menuju UKS.
"Tapi L-" ucapan Fira terpotong saat Lingga menepuk pundak nya.
"Udah lo tenang aja, Gino nggak bakal macem-macem sama sahabat lo." Ujar Lingga mendorong tubuh Safira dan memuntun nya keluar dari kelas. Tak tau saja kalo sekarang Safira sudah gerogi plus deg-degan.
Sedangkan dilain tempat, tepat nya di UKS Gino masih saja mengoleskan minyak kayu putih pada pelipis Leona sesekali mendekatkan nya pada hidung Leona supaya cepat sadar.
"Sebenarnya Lo kenapa? Kok gue bisa sekhawatir ini." Gumam Gini memegang tangan Leona yang terasa hangat.
"Perasaan tadi pagi dia sarapan kok bisa sakit yah." Ucap nya pelan, sambil menunggu leona sadar Gino memutuskan untuk kekantin.
Tak lama setelah Gino keluar, seorang gadis masuk kedalam. Memandang tubuh Leona iba, andai saja waktu bisa diulang pasti dia tidak akan melakukan hal yang sangat bodoh. Rasa iri yang ada pada hatinya menyebabkan semua hancur, pertemanan nya juga hancur karena ulahnya sendiri.
"Maafin gue Na, gue udah jahat sama lo." Ucap gadis itu yang masih berdiri.
"Pasti Om Andre sedih kalo liat lo sakit kaya gini, bangun Na. Gue juga pengin minta maaf sama lo, kesalahan gue emang fatal. Pasti lo kecewa sama gue. " Ucap nya pelan, melangkah mendekat brankar Leona dia menyentuh lengan Leona dan mengelusnya.
"Haha gue emang pengecut, enggak tau diri dan gue nggak tau malu. Bahkan Ayah lo rela ngasuh gue, dia rela berpisah sama anak kandung nya cuma karena gue."
"Tapi gue janji kalo seseorang yang sangat berarti dihidup gue udah bangun, gue bakalan jujur sama Lo." Tak terasa air matanya tumpah membasahi pipinya yang sedikit tembam.
"Gue emang nggak tau sedekat apa lo sama Gino, gue yakin kalo Gino itu setia dia emang baik. Gue sayang sama lo, bangun ya Na." Gumam gadis itu mengelap air matanya.
"Aqila?"
Deg!
TBC.
Ada yang kangen nggak sama ay?
Haha pasti nggak ada, kan kangen nya sama lanjutan cerita nya.
Gimana sama part ini? Kurang apa?
Kalian baca ini jam berapa?
/AELAHH, KEPO BANGET SI THOR!!
Yoo ketemu lagi dipart selanjutnya!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Teen Fiction"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...