⚠️TANDAI TYPO⚠️
•
•
•
Happy Reading!Suasana malam yang dihiasi banyaknya bintang dan sang rembulan, semakin membuat malam ini menjadi malam yang sangat indah. Diatas rooftop cafe Crewsip yang sangat terkenal akan dekorasi yang menurut para pengunjung Kekinian dan keren.
"Na" Panggil seorang laki-laki yang tak lain adalah Gino Arsene.
Panggilan itu membuat pemilik nama menoleh kearah Gino yang menampilkan senyum manisnya.
"Iya?" Tanya nya.
"L-lo mau nggak jadi pacar gue?"
Tawaran macam apa ini? Jadi pacar seorang Gino yang notabe nya kakak tirinya sendiri?? Hell! Bahkan Leona tidak mempunyai perasaan pada Gino sedikitpun!
"Maksud lo apasih no? Jangan ngarang deh!" Kekeh Leona tidak habis pikir dengan Gino.
"Gue serius, gue tau hubungan kita ini salah. Tapi Lo harus inget kalo lo sama gue nggak ada hubungan darah." Sangkal Gino mengambil kedua tangan Leona.
"Lo mau kan jadi pacar gue?" Tanya Gino pada Leona yang masih diam.
"Iya." Jawab Leona singkat, tapi didalam hatinya dia merasa bodoh. Bisa-bisa nya Leona menerima Gino menjadi pacarnya.
Tidak ada cinta, tidak ada rasa. Semua nya hanya sebatas saudara. Tidak lebih.
Gino memancarkan senyum bahagia nya, sudah lama Gino ingin mengutarakan perasaan nya pada Leona. Membawa tubuh mungil itu kedekapan nya, mengusap kepala Leona dengan sayang. Tidak dapat dipungkiri kalau malam ini adalah malam yang sangat berarti bagi Gino Arsene Lenadro.
"Gue sayang lo na, jangan pernah tinggalin gue."
Leona hanya mengangguk lemah, dia tidak berdaya didalam pelukan Gino. Leona semakin erat memeluk Gino, seolah-olah menyalurkan semua rasa kecewa pada dirinya sendiri.
Gino mengangkat dagu Leona, mereka berpandangan cukup lama. Bibir Gino semakin mendekat ke bibir ranum Leona. Dengan lembut Gino memcium Leona, seakan tidak puas, Gino melumat bibir Leona dengan pelan. Merasakan betapa manisnya bibir Leona yang sudah menjadi candu baginya, mungkin.
Leona hanya menutup matanya, dirinya juga tidak bisa berbohong kalau dia juga menikmati bibir Gino Yang manis. Dengan Ragu Leona membalas ciuman Gino.
Dengan sengaja Gino menggigit bibir bawah Leona, alhasil mulut Leona terbuka sedikit.
"Aawshh"
Tidak ingin membuang waktu Gino memasukan lidah nya kedalam mulut Leona, mengabsen satu persatu gigi Leona. Melilitkan lidah nya pada lidah Leona, mereka mengecap satu sama lain, bertukar Saliva.
Selang beberapa menit Gino mengehentikan kegiatan nya ketika merasa Leona hampir kehabisan nafas. Sedangkan Leona masih berusaha mengatur nafasnya.
Tatapan Gino turun kedada Leona yang tertutup blouse. Matanya menatap Leona penuh permohonan, seakan Leona tau maksud Gino dia menganggukan kepalanya.
Tangan Gino bergerak menyentuh dua gundukan yang tidak terlalu besar, tapi berisi. Dengan kuat dia meremas dan mengelus dua gundukan itu.
"Akkhhh sakit No, jangan kasar-kasar!" Lenguh Leona merasakan nikmat dan sedikit sakit secara bersamaan.
Gino seakan tuli dengan ucapan Leona, dia semakin gencar meremas buah dada Leona. Adikya sudah mengeras sedari tadi, bagaimanapun dia harus menuntaskan hasrat nya.
Ketika tangan nya akan membuka kancing blouse yang dipakai Leona. Tiba-tiba saja suara gembrakan meja membuat Gino memekik tertahan.
Plak!
Plak!
Suaranya masih pelan ditelinga Gino.
Plak!
Plak!
"ALLAHU AKBAR!!"
Seketika matanya terbuka ketika benda keras nan panjang itu memukul mejanya sangat keras. Seisi kelas juga sama kagetnya seperti Gino, apa kalian tau gimana muka Gino saat ini?
Cengo. Itulah yang menggambarkan raut wajah Gino sekarang, otak Gino masih mencerna kejadian ini. Jadi semua yang terjadi pada malam itu dicafe hanya mimpi?!
Oh ayolah, seharusnya Pak Kumis tidak datang dan merusak segalanya. Gagal kan rencana Gino mantap-mantap bersama Leona.
"HEH GINO, NGAPAIN KAMU NGELAMUN!" Bentak Pak Kumis masih memegang penggaris kayu nya.
"Ck, bapak ganggu aja. Saya kan tadi lagi ciu-" Seakan sadar dengar perkataan nya, Gino menghentikan kata yang sedikit lagi pol ketika melihat teman-teman nya memandang Gino horor.
"Ciu? Ciu apa maksud kamu?" Tanya Pak Kumis bingung.
"C- emm Ci--"
Sekarang Gini sangat bingung mencari alasan yang tepat, kalo dia bilang yang sebenarnya bisa diselepet sama pak Kumis.
"Emm maksud saya ci- CUMI-CUMI iya pak Cumi-cumi!" Ucap Gino menekan kata Cumi-cumi, agar Pak Kumis percaya. Ternyata dugaan nya benar kalau Pak Kumis hanya mengangguk dan kembali kedepan.
"Yasudah Kamu duduk disamping Gino.Dan kamu Gino, lain kali jangan tidur dijam pelajaran saya!" Suruh Pak Kumis pada Leona yang dari tadi berdiri seperti patung.
"Iya pak!" Jawab Gino malas.
"Baik pak!" Ujar Leona berjalan kesamping kursi Gino yang kosong, dia mendudukan bokong nya pada kursi samping Gino.
Gino yang merasa kursi samping nya terisi pun menoleh kesamping nya, betapa terkejutnya dia melihat Leona sudah duduk anteng di samping nya. Banyangan kejadian didalam mimpinya membuat Gino menggeleng kan kepalanya. "Nggak Gino. Itu cuma mimpi, mimpi!!"
Leona sendiri yang melihat Gino geleng-geleng sendiri juga merasa aneh.
"Kenapa Lo?" Tanya Leona menyenggol lengan Gino, membuat Gino reflek menepis bahu leoana.
"Gak!" Ucapnya Ketus.
"Dasar Aneh!" Gumam Leona.
TBC.
MAAF BANGET AKU BARU UP!! UDAH LAMA BANGET KAN YAH???
SIAPA YANG NUNGGUIN KELANJUTAN PART I LOVE YOU,SISTER??? MAAF BANGET YAH SAHABAT, SERING NGARET.
•
•
SATU KATA BUAT GINO?SATU KATA BUAT LEONA?
SATU KATA BUAT PAK KUMIS?
JANGAN LUPA FOLLOW RIZKA OKEE?
Ig: @rizkaamaliakhusna
Wp: @ArirozaniSEE YOU NEXT PART GAN!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Sister!
Teen Fiction"Turutin apa mau gue atau gue perawanin lo sekarang juga!" -Gino "Ayo siapa takut!" -Leona *** -Kita dipisahkan oleh kenyataan dan keberadaan, namun disatukan karena sebuah kebenaran dan harapan. -We are separated because of reality and existence, b...